35. Kebun

1.7K 283 13
                                    

Anastasia sangat bersemangat, bahkan dia bangun lebih pagi dari biasanya. Dia memilih pakaian yang akan dia pakai sendiri dan bahkan hampir menyiapkan sarapan jika kepada koki tidak melarangnya.

Dia sangat bersemangat.

Maria dan Elios sudah kembali, keduanya pergi agak pagi. Anastasia mengantar keduanya pergi, sedangkan Rafael tampaknya masih berada di kamarnya.

"Kau sangat bersemangat kelihatannya." Rafael yang baru selesai berganti pakaian dan sarapan berjalan mendekat pada Anastasia yang sejak tadi menunggu di paviliun.

Anastasia tersenyum. "Ya. Kapan lagi."

Rafael tersenyum. "Gunakan mantelmu."

Anastasia mengerutkan kening. "Untuk apa? Bukannya kita tidak melewati daerah dingin itu?"

"Kita akan melewatinya." Rafael memakai mantelnya, lalu meraih mantel yang dibawa oleh pelayan. "Aku belum mengembalikan mantel yang waktu itu."

"Yang mana?" Anastasia meraih mantel pemberian Rafael dengan kening berkerut. "Simpan saja, aku tidak ingat lagi sepertinya."

Rafael hanya tersenyum. Walaupun daerah Istir berada di dekat laut, tapi iklim di kota ini agak aneh. Terkadang akan dingin dan terkadang akan panas. Bahkan saat matahari bersinar sangat terik saja udara bisa dingin.

"Harus?" Anastasia menatap agak tidak setuju dengan Rafael yang naik ke atas kuda yang sama dengannya.

"Kalau begitu batal." Rafael dengan santai membalas.

Anastasia hanya bisa memasang wajah cemberut. "Baiklah."

Mereka pergi hanya dengan beberapa kuda, tidak banyak yang ikut. Hanya beberapa pengawal saja. Siapa juga yang akan menyakiti mereka, ini daerah kekuasaan Rafael.

"Jadi, kau tidak menyukai Maria lagi?" Anastasia menatap sekitar, sedikit melirik ke arah Ksatria dengan rambut putih yang sedikit diikat itu.

"Sudah pernah aku bilang. Aku hanya tertarik. Lagipula dia kelihatan sangat mencintai tunangannya." Rafael membawa kudanya dengan langkah santai. "Kenapa?"

"Kalau kau masih menyukai Maria, pasti kau sangat terluka karena melihat langsung tunangan Maria."

"Mereka cocok." Jalanan yang mereka lalui bukanlah jalanan yang biasa dipakai berlalu-lalang, mereka menggunakan jalan setapak menuju hutan.

"Kau menyukai sesuatu yang manis?" Anastasia tidak begitu tau banyak tentang Rafael, kecuali fakta Rafael pernah menyukai Maria.

"Ya."

"Hah? Sungguh?" Tidak biasanya seorang laki-laki, terutama yang berstatus Ksatria akan mengakui menyukai makanan manis. Bahkan Kakak Anastasia--Tristan--tidak mau mengakui padahal jelas-jelas terlihat. "Kau suka buah apa?"

"Apa saja."

"Emm.. Warna?"

"Hitam."

"Rambut panjang atau pendek?"

"Panjang."

"Pedang atau memanah?"

"Pedang."

"Aku atau Maria?"

"Kau."

Anastasia terdiam, dia hanya iseng saja. Karena Rafael membalas ucapannya dengan santai dan bahkan seperti tidak berpikir.

"Maria sudah bertunangan, mana mungkin aku memilih tunangan orang lain." Rafael mendorong pelan kepala Anastasia. "Pertanyaanmu aneh."

Anastasia menajukan bibirnya. "Ya, ya. Kau memang menyebalkan."

TAWS (3) - Anastasia Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang