Chapter 2 (2)

480 40 1
                                    

Tadinya, Fengjiu telah berencana untuk kemah di luar Aula Qing Yun, tapi A Li terus saja menempelinya sejak pagi. Si buntalan A Li semakin pintar saja belakangan ini.

Saat Fengjiu tiba di Langit ketiga puluh enam, ia tidak mendengar suara yang mengindikasikan upacara sedang berlangsung.

Fengjiu pikir bahwa upacaranya pasti telah selesai.

Berpura-pura mengusap keringatnya, ia menutupi separuh wajahnya dengan sehelai saputangan dan bertanya pada dewa yang berjaga di depan pintu, "Yang Mulia ... apakah ia sedang sendirian di dalam?"

Penjaga itu adalah pria gagap, namun ia adalah pria gagap yang bertanggung jawab.

Ia menghalangi pintu masuk dan bertanya padanya, "Bolehkah hamba ber ... bertanya ... siapa nama Anda?"

Fengjiu menarik saputangannya menutupi seluruh wajahnya kali ini, hanya menyisakan bagian dagunya, kemudian menjawab, "Bai Qian dari Qingqiu."

Penjaga itu membungkukkan tubuhnya sopan dan berkata, "Yang Mulia Bai Qian, Donghua Dijun ... me-memang ... sedang ... sendirian di dalam."

Fengjiu menghela napas lega dan berterima kasih padanya selagi berkata: "Aku ingin berbicara secara pribadi dengannya jadi tolong jangan biarkan siapa pun masuk. Aku akan bermurah hati menunjukkan rasa terima kasihku setelah ini."

Lalu Fengjiu pun masuk ke gerbang. Penjaga itu tidak berani menghentikannya, tetapi ia tidak mengizinkannya masuk dengan sukarela. Ia menggaruk kepalanya frustasi.

"Apa kau sebegitu bahagianya bertemu denganku?"

Fengjiu bertanya sambil memutar tubuhnya.

Setelah berpikir sejenak, ia menambahkan, "Haruskah aku memberikanmu tanda tangan?"

Penjaga itu menggelengkan kepalanya dengan cepat dan berkata, "Donghua Dijun, sendirian ... di ... dalam ...."

Fengjiu mengangguk seraya mengerti setelah terdiam sesaat.

"Apakah ia sudah lama menunggu? Kau perhatian sekali. Kalau begitu, aku masuk."

Kemudian ia masuk dengan tergesa.

Ketika punggung Fengjiu menghilang di kejauhan, penjaga itu akhirnya berhasil mengucapkan sisa perkataan yang tersangkut di tenggorokannya, "Sendirian, di dalam, menuju sebuah pertemuan de ... dengan semua orang ... tidak bisa, tidak bisa ... diganggu."

***

Aula Qing Yun di Langit ketiga puluh enam adalah satu-satunya tempat di Jiuchongtian yang diselimuti oleh awan berwarna biru langit. Dibangun menggunakan balok turmalin dan tembok kecubung, selalu menjadi bangunan berhias dan luar biasa.

Akan tetapi, eksterior yang diplitur itu bukanlah bagian mengagumkannya. Kelebihan utamanya adalah kualitas kedap suaranya.

Sayangnya, Fengjiu, tidak menyadari hal ini. Ia menguping sejenak, lalu karena tak mendengar suara apa pun, memutuskan bahwa Donghua pasti memang sendirian saja di dalam sana.

Fengjiu diajari sendiri oleh Bai Zhen sejak usianya masih muda bahwa jika ia ingin menagih utang, ia harus memulainya dengan berbasa-basi. Tetapi jika hal ini gagal, ia harus berkonsentrasi pada tiga kata mudah ini: cepat, akurat, dan tanpa belas kasihan.

Gelangnya pasti hilang di belakang kediaman Donghua Dijun tetapi ia tidak bisa mengabaikan kemungkinan bahwa Donghua akan menyangkal klaimnya. Karenanya, jika ia menginginkan gelang itu kembali, Fengjiu harus menjejalkan berbagai fakta miliknya ke kepala Donghua dan membuatnya mengaku di awal.

Fengjiu mengulangi tiga kata 'cepat', 'akurat', dan 'tanpa belas kasihan' lagi, menarik napas cepat dan ... mengangkat kakinya untuk membuka pintu aula. Ketika kakinya sudah terjulur separuh, Fengjiu mendadak mengubah pikirannya. Ia mundur dan memilih menggunakan tangannya.

Three Lives Three Worlds, The Pillow Book [Terjemahan Indonesia]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang