Dong Hua sedikit mendongak selagi ia menikmati tehnya, tampak seolah ia merasa tidak percaya, "Mengenai masalah ini, daripada menanyakannya padaku sekarang, kenapa kau tidak menanyakannya pada Mo Yuan bertahun-tahun yang lalu saat ia masih ada?"
Sekali lagi, Zhe Yan tersedak mendengar perkataannya. Selain dari ramah-tamah pembukaan sejak ia menginjakkan kaki ke Laut Giok Surgawi hari ini, setiap kalimat yang diucapkannya dicekik oleh Di Jun, membuatnya mustahil untuk lanjut berbicara.
Namun, Zhe Yan tidak dikenal sebagai Dewa Agung dengan paling banyak akal untuk melakukan sesuatu dengan sukses tanpa alasan.
Ia menggertakkan giginya dan memaksakan dua tawa untuk memuluskan situasinya, "Heh, heh, bukankah ini karena aku tidak sempat menanyakannya tepat waktu, siapa yang tahu ia akan menghilang begitu saja?"
Namun demikian, Dewa Agung Zhe Yan tetap tidak berniat untuk mencicipi lidah berbisa Di Jun lagi. Ia sudah berpikir untuk menggunakan pertanyaan-pertanyaan ini sebagai cara untuk membangun hubungan baik dengan Dong Hua, tetapi siapa yang menyangka ia tidak akan memedulikannya. Kalau begitu, tidak perlu bersusah payah untuk melakukannya. Akan lebih baik untuk dengan cepat menyampaikan pesan yang telah dipercayakan para Tetua ras Dewa padanya dengan jelas kepada Di Jun dan menyelesaikannya.
Ia pun batuk.
Membuang pembicaraan yang berlebihan, ia langsung ke pokok permasalahan tentang tujuan asli dari kunjungannya, "Beberapa pertanyaan sebelumnya adalah untuk memuaskan beberapa motif egoisku sendiri. Jika kau tidak mau menjawabnya, aku akan membiarkannya. Alasan sebenarnya aku datang hari ini adalah terutama untuk menyampaikan undangan agar kau kembali ke Jiu Chong Tian atas nama para Tetua dari ras Dewa."
Menghadapi Dong Hua dengan ketulusan, "Para Tetua berharap kau dapat kembali ke Istana Tai Chen untuk mengatasi situasinya."
Di Jun akhirnya berhenti menyesakkannya, "Oh? Baru tiga tahun, dan ras Dewa sudah dalam masalah?"
Menundukkan pandangannya untuk melihat ke papan catur, ia memencet batu di tangannya.
Setelah mendengar kata 'masalah', Zhe Yan mengungkapkan perasaan jujurnya sambil menghela napas, "Benar sekali."
Dalam beberapa kata, ia menyampaikan ringkasan situasi sulit yang terjadi di dalam ras Dewa, "Mo Yuan pergi, dan kau mengasingkan dirimu dari dunia. Akibatnya, para Dewa memilih tangan kanan Mo Yuan, Dewa Agung Hou Zhen untuk mengambil alih dua tahun yang lalu. Hou Zhen dan Fu Ying, keduanya merupakan tangan kiri dan tangan kanan Mo Yuan.
"Saat Hou Zhen dipilih untuk mengambil alih, tentu saja Fu Ying menolak untuk menyerah. Dua faksi memiliki pendukung mereka masing-masing, yang memprotes di Aula Istana Ling Xiao, menciptakan kegemparan besar. Para Tetua meratap padaku, mengatakan jika Mo Yuan meninggalkan beberapa kata sebelum pergi dan secara resmi menunjuk penerus berikutnya, ras Dewa tidak akan berantakan sekarang."
KAMU SEDANG MEMBACA
Three Lives Three Worlds, The Pillow Book [Terjemahan Indonesia]
Overig[Novel Terjemahan] [END] Judul : Three Lives Three Worlds, The Pillow Book Author : Tangqi Gongzi Upper Volume : Prolog+11 chapter+1 bonus Lower Volume : 21 chapter + epilog + 2 extra chapter + 1 bonus Pillow Book of Samsara : Back to Chaos in A Dre...