Di dalam Aula He Qi, para Dewa tengah dalam diskusi resmi ketika mereka melihat Putri Zi Zheng menerobos masuk secara tergesa.
Putri Zi Zheng adalah putri tunggal Dewa Agung Hou Zhen, dan merupakan kesayangannya. Akibatnya, ia selalu keras kepala.
Tidak seperti Dewa Agung Fu Ying yang merupakan ahli dalam peperangan, Dewa Agung Hou Zhen bukanlah dewa perang. Dalam hal memimpin pasukan dan berperang, ia bukan tandingan Dewa Agung Fu Ying, tetapi ia memiliki otak yang berfungsi dengan baik.
Dirumorkan bahwa, tujuh ratus tahun yang lalu, saat Dewa Agung Mo Yuan pertama kali memulai jalannya, Dewa Agung Hou Zhen ingin menikahkan putrinya kepadanya demi mengikat erat klannya dengan Dewa Agung Mo Yuan. Ini adalah satu cara yang menggambarkan betapa cerdas otaknya.
Sayangnya, Zi Zheng sepenuhnya terpikat oleh Dong Hua, dan lebih baik mati daripada menurutinya. Sebenarnya, menikahi Dong Hua juga pilihan yang bagus selagi Hou Zhen teringat, ia juga mendukungnya.
Tetapi, Dong Hua kembali ke rumah asalnya untuk tinggal dalam pengasingan lima ratus tahun setelahnya. Namun, karena belum lama ini Dong Hua meninggalkan pengasingan, kabar mengatakann bahwa niat Hou Zhen pun kembali menyala.
Putri Zi Zheng sudah masuk tanpa izin ke Aula He Qi kali ini. Tetapi bagaimana orang mengetahui apakah itu bukanlah pertunjukan yang ditampilkan oleh ayah dan anak untuk menarik perhatian Di Jun.
Para Dewa yang hadir di forum itu cukup cerdik, jadi tidak ada seorang pun yang akan berpikir untuk menghancurkan niat Hou Zhen. Oleh sebab itu, mereka serempak menghentikan diskusinya dan secara kolektif mengalihkan perhatian mereka ke arah tontonan.
Namun, masalah ini benar-benar tidak ada hubungannya dengan Dewa Agung Hou Zhen.
Ia juga sangat bingung selagi ia menyaksikan putrinya menerobos masuk, dan tidak tahan untuk berwajah masam, "Semuanya saat ini sedang membahas urusan resmi dengan Di Jun, jadi mana mungkin kami mentolerir dirimu yang berbuat ulah di sini. Dan kenapa kau masih belum cepat-cepat pergi!"
Putri Zi Zheng bahkan tidak takut sedikit pun, "Putrimu juga kemari untuk membicarakan tentang urusan resmi. Selain itu, ini adalah urusan resmi yang juga memerlukan Di Jun untuk memutuskannya!"
Ia menepuk tangannya selagi ia berbicara, dan dua pelayan abadi kuat pun mengapit seorang dewi, yang tangannya diikat dengan kunci perangkap abadi, ke dalam aula.
Dewi itu memiliki rambut hitam legam, kulit seputih salju berbaju merah, tampak agak muda, tetapi kecantikannya menakjubkan. Kumpulan para dewa itu saling berpandangan dengan tatapan kosong. Mereka memerhatikan selagi Di Jun, yang masih perlahan-lahan mengelus pemberat kertasnya beberapa saat yang lalu, berhenti sejenak, dan melihat ke tengah aula.
Feng Jiu tidak takut dengan kesulitannya saat ini. Ia hanya takut kehilangan muka. Baru diumur tiga puluh ribu tahun, ia masih terlalu muda; meski jika ia sangatlah berbakat di antara rekan sejawatnya, ia telah kehilangan kultivasinya setelah bertarung dengan Miao Luo dan masih belum memulihkan kembali kekuatan abadinya.
Dalam keadaan ini, ia tidak sanggup melawan Zi Zheng, seorang dewi tiga generasi lebih tua darinya. Ia benar-benar tidak berdaya untuk melakukan apa pun tentang situasinya.
Diam-diam ia sedikit mengangkat pandangannya, diam-diam memerhatikan Di Jun. Pandangan Di Jun juga tertuju padanya, dan tampaknya seperti melihat ke kunci perangkap abadi di tangannya.
Ia merasa berkecil hati sewaktu ia memikirkan tentang bagaimanakan perasaan Di Jun karena ia adalah orang yang lemah, memandang rendah dirinya. Semakin ia memikirkan soal itu, semakin ia merasa putus asa, jadi ia pun menundukkan kepalanya dalam-dalam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Three Lives Three Worlds, The Pillow Book [Terjemahan Indonesia]
Random[Novel Terjemahan] [END] Judul : Three Lives Three Worlds, The Pillow Book Author : Tangqi Gongzi Upper Volume : Prolog+11 chapter+1 bonus Lower Volume : 21 chapter + epilog + 2 extra chapter + 1 bonus Pillow Book of Samsara : Back to Chaos in A Dre...