[Novel Terjemahan] [END]
Judul : Three Lives Three Worlds, The Pillow Book
Author : Tangqi Gongzi
Upper Volume : Prolog+11 chapter+1 bonus
Lower Volume : 21 chapter + epilog + 2 extra chapter + 1 bonus
Pillow Book of Samsara : Back to Chaos in A Dre...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Gadis itu menatapnya, "Kenapa kau tidak mengatakan apa-apa?"
Di Jun pun mengangkat alisnya, "Karena kau pura-pura menangis, kenapa aku harus mengasihanimu?"
Posturnya jadi kaku dan memelototi Di Jun sekali lagi, memukulnya ringan dengan tinjunya satu kali, "Kau masih menolak untuk bertobat!"
Ia berpikir sedikit, "Aku tidak begitu terampil dulu, dan kau akan selalu melihatnya. Anggap saja aku tidak baik, tetapi sekarang, aku sudah mengandalkan kemampuanku sendiri untuk menipumu agar merasa kasihan padaku. Tidakkah menurutmu, aku hebat?"
Di Jun tidak menjawab pertanyaan kekanak-kanakannya, dan mengajukan pertanyaan sebagai balasannya, "Kau bilang aku mengerikan barusan ini, jadi tidakkah aku memperlakukanmu dengan baik?"
"Ah ... soal ini," ia tiba-tiba jadi malu, dan menundukkan kepalanya, bergumam sendiri sebentar sebelum berbicara pelan, "Tidak, kau baik, saat aku bilang kau mengerikan, aku tidak benar-benar bermaksud begitu. Hanya saja, kau selalu begitu menyebalkan dan sering kali menggodaku, tetapi kau selalu sangat baik kepadaku."
Ketika ia menyelesaikan perkataan itu, sikapnya tetap malu-malu. Tetapi, ia mengumpulkan sedikit keberanian, mengulurkan tangan untuk menggenggam tangannya. Lalu, ia menempatan tangannya ke sisi wajahnya, seperti gerakan seekor rubah ketika mereka ingin mendekati seseorang.
Selanjutnya, ia meletakkan bibir merah cerinya, langsung ke punggung tangan Di Jun, suatu tindakan yang tidak seperti rubah kecil. Tangan Di Jun gemetar, kulit di punggung tangannya langsung terasa seperti terbakar.
Ia tidak menyadari perubahan dalam diri Di Jun, dan berpindah untuk melingkari lehernya. Saat ia mengangkat tanagannya, lengan jubah yang lebar itu pun meluncur ke bawah, lengan halus bak sutra ketat dan menempel di pangkal lehernya, napasnya seperti aroma bunga anggrek di dekat telinganya.
Suaranya lembut seolah telah dibersihkan oleh kabut, nada bicaranya direndahkan dengan genit pada Di Jun, "Jangan bicara lagi, aku mengantuk."
"Kalau begitu tidurlah."
Lama kemudian, Di Jun mendengar suaranya lembutnya sendiri yang menjawab gadis itu. Suaranya terdengar cukup tenang untuk didengarkan, tetapi begitu memasuki telinganya, rasanya tidak nyata. Malam ini terasa seperti surelitas yang tak terduga baginya.
Di Jun berbaring di ranjang awan untuk menemani si gadis muda di sisinya sekali lagi. Ia baru bisa menenangkan jiwanya setelah sekian lama.
Sepertinya, ia pasti menikahi gadis ini secara sukarela. Hubungan mereka juga sangat baik. Ia gadis yang cantik, licik, dan sedikit ceroboh yang suka bertingkah genit.
Ada bintang di matanya dan ekspresi yang dipenuhi dengen rasa hormat setiap kali ia memandangnya. Ia membawa esensi napasnya di seluruh tubuhnya, dan sudah jatuh ke bangsalnya secara tak terkendali, terlepas dari keinginannya sendiri.