Buku 2 - Chapter 1 (1)

492 31 2
                                    

Angin malam sangat dingin; di atas permukaan berkilauan Rawa Shui'yue terdapat bayangan dari bulan yang bersinar terang.

Pohon Bailu yang berdesakan setinggi langit di sekitar pinggiran sungai. Setiap inci dari hutan suci ini diselubungi dengan sebuah kesedihan yang dingin.

Pada pandangan pertama, pemandangan ini tidak ada bedanya dengan masa sekarang. Namun, karena salju turun terus-menerus di Lembah Fanyin, Rawa Shui'yue, menjadi bagian terluar dari Ibu kota, seharusnya juga diselimuti dengan gundukan salju yang tebal. Tetapi tdak terdapat sebutir pun salju pada pemandangan kali ini. Sebab, ruang ini sebenarnya adalah sebuah mimpi.

Mimpi Aranya.

Walaupun mimpi ini sama dengan Lembah Fanyin seperti sebuah bayangan di atas permukaan air, Lembah Fanyin yang asli terhubung dengan dunia luar yang besar, merentang hingga ke perbatasan tak terhingga.

Tempat ini, di lain pihak, tidak lebih dari satu sudut yang terperangkap di belakang sebuah tembok. Sudah lebih dari tiga bulan semenjak Donghua dan Fengjiu terperangkap di dalam sel ini.

Saat Fengjiu memasuki dunia mimpi ini, perisai pelindung yang diciptakan olehnya dari energi abadinya yang tersisa telah hancur. Setelah penempaan dirinya selama 30.000 tahun habis, tubuhnya sedikit demi sedikit melemah, dan ia menjadi tiada bedanya dengan nyawa manusia biasa.

Ketika hujan maka itu akan turun.

Tanpa diduga, Mimpi Aranya merupakan sebuah tempat yang penuh dengan sentimen yang jahat. Pikiran jahat ini melahirkan begitu banyak iblis kecil yang hidup dengan menggunakan aura kehidupan manusia. Fengjiu merupakan makanan lezat bagi para iblis kelaparan ini.

***

Saat Donghua berhasil melewati ular piton untuk meraih Fengjiu, wajah seputih saljunya telah benar-benar memucat. Melihatnya dalam keadaan seperti ini, pikiran Donghua mendadak jadi kosong.

Donghua selalu tahu kalau Fengjiu adalah pembuat onar, tetapi ia tidak menyangka Fengjiu akan segegabah ini. Donghua meninggalkan Kurungan Tiancang pada Fengjiu karena ia pikir kalau ia masih dapat menjamin keselamatannya tak peduli mara bahaya apa pun yang dialaminya.

Rupanya, Donghua tidak mempertimbangkan dengan saksama. Ia tahu kalau Fengjiu sangat gigih tentang mendapatkan buah Saha, tetapi menurut buku-buku yang diberikan Zhonglin padanya, Fengjiu sudah pernah melakukan hal memalukan lainnya hanya demi memuaskan kerakusannya.

Dikatakan bahwa Qingqiu menderita kegagalan pangan suatu tahun saat Fengjiu masih muda, dan pohon biwa di kerajaan tidak dapat berbuah. Meskipun demikian, di belakang rumah Fengjiu, berdiri sebatang pohon biwa besar yang berbuah besar dan manis.

Di dekatnya tinggalah seekor serigala kecil yang rakus. Setelah serigala itu mencuri beberapa buah biwa darinya, Fengjiu memburunya tanpa henti selama tiga tahun penuh.

Karena catatan sebelumnya seperti ini, ketika Donghua bertanya pada Fengjiu apa yang dibutuhkan Fengjiu dari buah Saha itu, dan ia menjawab hanya ingin mencicipinya, Donghua langsung mempercayainya.

Terlebih lagi, Donghua menyadari kalau ia semakin tidak menyukai melihat Fengjiu bersama-sama dengan Yan Chiwu belakangan ini. Tentu saja Donghua jauh dari kata bahagia.

Jadi, malam ketika Jiheng datang dan memohon padanya untuk buah Saha ini, berkata kalau hanya buah ini yang dapat membantunya menyembuhkan racun Qiushui dalam tubuhnya dan berharap Donghua dapat mengabulkan permintaan ini, Donghua pun tidak terlalu mempertimbangkannya dan langsung menyetujuinya.

Bukan suatu hal yang memerlukan pertimbangan ekstra, pikir Donghua.

Pada saat itu, Donghua sibuk dengan hal lain: bagaimana caranya ia mengatasi Yan Chiwu tanpa menodai pedangnya?

Three Lives Three Worlds, The Pillow Book [Terjemahan Indonesia]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang