Sedikit tidak tahu malu adalah satu hal, tetapi untuk jadi setidak tahu malu Donghua merupakan hal yang sangat berbeda. Fengjiu memegang erat pada saputangan itu dan segera menuju Rawa Shui'yue.
Salju yang bertaburan terus turun. Fengjiu berjalan dengan kepala tertunduk dan langkah cepat, terus memperhatikan saputangan di tangannya dari waktu ke waktu.
Fengjiu baru saja mempertimbangkan dirinya sebagai seorang dewi yang murah hati, bahkan jika Donghua tidak menjadi saputangan untuk meluapkan amarahnya, Fengjiu akan memaafkan Donghua setelah delapan atau sepuluh tahun mendendam.
Tetapi Donghua memang membohongi Fengjiu dan itu tidak termaafkan.
Tidakkah Donghua mempertimbangkan kalau Fengjiu akan membencinya seumur hidup mereka jika ia mengetahui penipuannya?
Ataukah Donghua berpikir kalau Fengjiu tidak punya cukup kecerdasan untuk membongkar kebohongannya?
Dari apa yang Fengjiu ketahui tentang Donghua, sepertinya karena alasan yang kedua, dan amarahnya langsung meningkat dua kali lipat.
Shui'yue Bailu tumbuh di rawa suci di Lembah Fanyin. Embun Air Bulan dalam legenda merupakan tumbuhan yang hidup setiap tiga ratus tahun sekali dan mati setiap tiga ratus tahun; rawa itu pun dinamai sesuai dengannya.
Walaupun disebut sebuah rawa; itu lebih mirip sebuah danau; meliputi seribu hektar di mana tiap mil dari Bailu tergenang air.
Dikatakan jika, Ratu Klan Biyiniao sangat menyukai pohon Bailu setinggi langit dan sering datang kemari untuk beristirahat di pemandian air panas.
Karena alasan inilah, meskipun pemandangannya luar biasa, Rawa Shui'yue hanya punya beberapa pengunjung dan biasanya sangat tenang.
Di dalam asap dan kabut yang mengelilingi, Donghua memang duduk di bawah sebuah kanopi Bailu besar di kejauhan, terlihat asyik bermain catur. Permainannya dimainkan di atas permukaan air, kabut ajaib mengambang di sekelilingnya.
Akan tetapi dengan kemampuan Fengjiu yang terbatas, yang dapat dilihatnya hanyalah ruang samar yang telah dikontrak Donghua. Liansong, yang dibicarakan Xiao Yan, tak lebih dari sebuah siluet putih di mata Fengjiu.
Meski demikian, siluet putih itu, melihat Fengjiu dengan sangat jelas. Bagi Liansong, satu-satunya dewi yang pantas menarik perhatiannya selain Cheng'yu adalah si bangsawan Qingqiu ini.
Semenjak Liansong berteman dengan Donghua, ia tidak pernah mengetahui Donghua punya ketertarikan pada wanita. Pria ini, Donghua, tampaknya memang terlahir sebagai seorang biksu.
Bahkan Moyuan yang dianggap paling mirip rahib di antara para biksu, pernah memiliki hubungan rumit dengan dewi leluhur Klan Iblis. Tetapi selama bertahun-tahun, Donghua tidak meninggalkan jejak, hingga Liansong pun akhirnya kehilangan minat.
Akan tetapi, si dewa rahib yang sama, baru-baru ini kelihatannya menaruh perhatiannya pada Ratu muda Qingqiu yang secara harfiah masih seorang anak kecil hanya dengan usia beberapa puluh ribu tahun. Penemuan ini mendatangi Liansong seperti sambaran petir.
***
Melihat si cantik yang sedang marah itu mendekati mereka dalam jarak seratus langkah, Yang Mulia Pangeran Ketiga menanti pertunjukannya dengan gembira.
Liansong mengetuk papan catur dan bertanya pada Donghua yang masih mempelajari langkah berikutnya, "Bukankah kau baru saja tiba di Lembah Fanyin? Bagaimana bisa kau sudah menyinggung si Putri Bai itu? Ia terlihat seolah ingin membuatmu jadi daging cincang. Aku tidak berpikir kita bisa menurunkan tirainya hingga terjadi pertumpahan darah hari ini. Apa yang kau perbuat hingga membuatnya kesal kali ini?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Three Lives Three Worlds, The Pillow Book [Terjemahan Indonesia]
Acak[Novel Terjemahan] [END] Judul : Three Lives Three Worlds, The Pillow Book Author : Tangqi Gongzi Upper Volume : Prolog+11 chapter+1 bonus Lower Volume : 21 chapter + epilog + 2 extra chapter + 1 bonus Pillow Book of Samsara : Back to Chaos in A Dre...