Buku 2 - Chapter 15 (2)

239 24 0
                                    

Ibu Chen Ye menikahi saudara lelaki Qinghua, dan jadilah Qinghua sebagai bibinya. Segera setelahnya, Qinghua melahirkan Junuo.

Karena Chen Ye sering mengunjungi istana, Qinghua sering meninggalkan bayinya dijaga oleh Chen Ye.

Saat Chen Ye berusia sepuluh tahun, ia pergi ke pegunungan untuk pelatihannya dan selama dua tahun tidak menginjakkan kakinya di istana kerajaan.

Di saat Chen Ye kembali, Junuo memberitahu padanya kalau ibunya telah melahirkan lagi seorang bayi perempuan lebih dari setahun yang lalu. Adik perempuannya begitu menyenangkan untuk dipeluk dan imut, tetapi ibunya melemparkan adiknya itu ke dalam sarang ular.

Beruntungnya, keempat piton itu tidak memakan si bayi. Mereka bahkan menangkapkan tikus-tikus dan menggigiti leher tikus itu untuk memberi makan darahnya pada si bayi.

Hanya terdapat satu sarang ular di Istana Kerajaan; itu ada di Mata Air Jieyou. Mengapa Chen Ye ingin melihat anak yang dibicarakan oleh Junuo, ia sendiri tidak begitu yakin.

Malam itu, bulannya berwarna perak dingin.

Chen Ye menginjakkan kaki pada sinar rembulan dan baru saja akan memasuki taman ketika ia mendengarkan beberapa dayang istana berbisik di balik rumpun bambu.

Mereka mengatakan, anak yang berada di sarang ular sering kali merangkak keluar di sekitar jam ini, tetapi entah mengapa mereka tidak mendengar suara apa pun malam ini. Mungkinkah anak itu jatuh sakit?

Haruskah mereka melaporkan hal ini pada sang ratu?

Mereka saling lempar tugas untuk melaporkan hal ini pada ratu, tetapi takut pada amukan sang ratu, tak seorang pun yang berani mengajukan diri.

Ketika ratu melemparkan anak ini ke dalam sarang ular, mereka menduga, ratu tak menginginkan bayi itu untuk hidup. Jika anak ini sakit, ini persis dengan apa yang diharapkan ratu.

Mereka hanya akan mendapatkan hal buruk pada diri mereka sendiri jika mereka pergi dan melaporkannya pada ratu. Yang paling baik adalah berpura-pura tidak tahu. Seperti ini, mereka bergosip sebentar kemudian membubarkan diri.

Chen Ye menghampiri sarang ular. Keempat pilar batunya berdiri tegak, di belakang mereka, menuju tepi formasi, ada seorang bayi tengkurap gemetaran di tanah. Saat itu bulan purnama tanggal 15, jam ekstrim penuh aura yin.

Keempat ular piton pergi untuk menyerap esensi bulan dan tidak punya waktu untuk merawat si bayi. Chen Ye mengindari membuat para piton itu sadar dan dengan hati-hati mengangkat dirinya hingga ke tepi formasi, nyaris menjangkau si bayi.

Di bawah sinar rembulan, Chen Ye melihat seorang bayi yang sedang menggenggam seekor tikus mati di dadanya, tangannya penuh dengan darah.

Ia adalah sepupu Chen Ye. Juga sepupunya, Junuo yang terlahir dengan sendok perak di mulutnya. Meski demikian, anak ini, berpakaian usang dan hidup dengan kotor di dalam sarang ular, satu-satunya sumber makanannya adalah darah tikus.

Bayi itu terbaring menggigil di atas tanah sesaat. Ia menangis ketika akhirnya tidak mampu menahannya lagi. Seolah seseorang menekan suaranya, tangisannya lirih dan lemah. Begitu menyakitkan, tangisan tanpa suara, namun menyambar Chen Ye tepat dalam hatinya.

Chen Ye tidak tahu bayi ini menderita sakit apa. Ia juga tidak tahu obat apa yang dibutuhkan bayi ini. Namun, tidak ada yang lebih efektif di Lembah Fanyin selain darah Archmage.

Kalau ini, Chen Ye tahu.

Dikarenakan oleh barikade medan pelindung di sarang ular, Chen Ye tidak dapat masuk lebih dalam ke dalam formasi itu untuk membawa si bayi keluar.

Three Lives Three Worlds, The Pillow Book [Terjemahan Indonesia]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang