Bagian Kedua - Lembah Fanyin
Diselimuti dengan sebuah jubah tebal, Fengjiu duduk di sebelah jendela di dalam sayap kanan dan menguap di dekat api selagi ia menerjemahkan ketujuh kalinya sebuah salinan Dari Psalm sebagai hukuman yang diberikan oleh gurunya.
Semasa kecil, Fengjiu memang selalu suka membuat onar dan sering di hukum oleh gurunya di Qingqiu. Akan tetapi, semenjak para orang tua teman sekelas Fengjiu kebanyakan bekerja untuk keluarganya, mereka biasanya secara sukarela mengambil alih hukuman Fengjiu.
Fengjiu sudah bersekolah begitu lama tetapi ia tak pernah mengangkat satu jari pun untuk menjalankan hukuman-hukumannya. Betapa waktu sudah berubah. Fengjiu sudah tidak muda lagi di usianya yang ke tiga puluh ribu tahun. Lalu, sebagai seorang Ratu, sebenarnya cukup disesalkan karena sekarang Fengjiu harus berjuang hingga punggungnya terbungkuk karena mengikuti peraturan sekolah di aula pembelajaran Biyiniao.
Dari kejadian ini, Fengjiu menarik dua kesimpulan:
Satu, seekor naga tidak dapat melawan seekor ular lokal; para leluhurnya tidak membohongi Fengjiu.
Kedua, bahkan seekor babi hutan si komplotannya bisa bertahan dari sepuluh serigala; lagi, leluhur Fengjiu tidak menipunya.
Ular lokal yang dimaksud, tentu saja adalah guru sekolah Biyiniao yang keras, dan babi hutan komplotannya tentu saja Yan Chiwu.
Bagaimana bisa begini jadinya .... Fengjiu sudah memutar otaknya selama enam bulan dan hanya bisa menganggapnya sebagai sebuah takdir yang tak dapat dihindari.
Setengah tahun yang lalu, Fengjiu dan Pendekar Xiao Yan dengan malangnya terjatuh ke sebuah jurang yang menjulur di Lembah Fanyin. Setelah menghabiskan beberapa waktu untuk memikirkan masa lalu, mereka berdua lagi-lagi terjatuh dengan malangnya dari jurang bawah ke dasarnya.
Seperti sebuah keberuntungan yang sial, mereka mendarat tepat di atas pangeran kedua Biyiniao yang klannya berdiam di bawah jurang-jurang ini. Masa-masa sulit mereka pun dimulai.
Pangeran kedua ini bermarga Xiangli, dipanggil Meng. Nama lengkapnya tentu saja Xiangli Meng, meski begitu, ia biasanya dipanggil dengan sebutan Tuan Muda Meng.
Klan khusus ini punya sebuah peraturan kuno yang melarang pria yang belum menikah dari meninggalkan lembah sendirian. Tetapi Tuan Muda Meng selalu ingin melihat dunia berkilauan di luar sana. Diam-diam Meng berencana untuk pergi dalam waktu lama dan sudah memilih hari yang baik untuk kabur dari rumah.
Tanpa diduga, Fengjiu jatuh dari atas langit dan membuat Meng jatuh pingsan tepat di saat mereka meninggalkan gerbang kota.
Yan Chiwu dihimpit antara Fengjiu dan Tuan Muda Meng. Pusing sendiri, saat Yan Chiwu mendapatkan kembali kesadarannya, mereka berdua telah diikat dan dibawa ke Istana Kerajaan Biyiniao. Di takhta kerajaan adalah Ratu burung, ibu dari Tuan Muda Meng.
Ada begitu banyak mata pelajaran yang tidak dipedulikan Fengjiu untuk dipelajarinya, tetapi sejarah merupakan favorit Fengjiu.
Fengjiu tahu kalau Biyiniao dan Qingqiu punya hubungan dekat. Ia pun mengerling ke arah Xiao Yan, memberi tanda bahwa mereka tidak boleh membocorkan identitas Fengjiu.
Otak Xiao Yan lebih keras dari baja. Ia menatap Fengjiu untuk waktu yang lama dan masih tidak bisa mengartikan makna di mata Fengjiu. Beruntung bagi Fengjiu, Xiao Yan dari awal tidak pernah tahu kalau dirinya adalah Ratu Qingqiu.
Membuat pangeran kedua tidak sadarkan diri bisa jadi hal besar, atau bisa jadi hal kecil. Jika Meng tidak pernah terbangun lagi, itu jadi masalah besar. Jika Meng bangun tepat waktunya, dan ada seseorang yang menjelaskan hal sebenarnya, maka akan jadi masalah kecil.

KAMU SEDANG MEMBACA
Three Lives Three Worlds, The Pillow Book [Terjemahan Indonesia]
Random[Novel Terjemahan] [END] Judul : Three Lives Three Worlds, The Pillow Book Author : Tangqi Gongzi Upper Volume : Prolog+11 chapter+1 bonus Lower Volume : 21 chapter + epilog + 2 extra chapter + 1 bonus Pillow Book of Samsara : Back to Chaos in A Dre...