Fanyin Gu adalah sebuah lembah terkenal di dalam Gunung Fuyu. Itu merupakan rumah dari spesies langka dan berharga dunia, Biyi Niao.
(T/N : 比翼鳥 Biyiniao – seperti yang tercatat di 山海經 Classic of the Mountains and Seas, itu adalah seekor burung dengan bulu merah dan biru, hanya punya satu sayap dan satu mata, oleh sebab itulah mereka harus terbang berpasangan; disebut juga sebagai 蠻蠻 Man'man atau 鶼鶼 Jian'jian.)
Dikatakan melalui cerita rakyat, para Biyi Niao merupakan makhluk yang memiliki sifat alami yang lemah. Mereka menjadi semakin rapuh setiap berakhirnya satu generasi.
Bahkan, sedikit udara tercemar dapat membuat mereka sakit. Untuk alasan inilah, bertahun-tahun yang lalu, para leluhur mereka, dengan segala usahanya menemukan lembah ini dan memimpin seluruh klan untuk mengungsi kemari.
Untuk menghindari polusi dari luar masuk ke dalam dan mengkontaminasi proses pemberdayaan diri mereka, Lembah Fanyin dibuka sekali selama masa jiazi (enam puluh tahun sekali). Dibuka hanya untuk waktu singkat, dengan satu pecahan kecil untuk membiarkan para utusan Langit untuk lewat.
Tidak ada satupun, kecuali orang yang berpengalaman dan berkemampuan, yang dapat mengambil kesempatan kecil itu dan menerobos masuk.
Yan Chiwu bisa saja menyerang lebih cepat, ia bisa saja menyerang lebih lambat, tetapi ia malah menunggu hingga saat yang tepat hingga Lembah Fanyin terbuka untuk menyerang.
Angin bisa saja bertiup ke timur, bisa saja bertiup ke barat, tetapi angin justru meniup mereka tepat memasuki celah di antara dinding batu. Jalan itu tidak lebar, juga tidak sempit; benar-benar cukup untuk keduanya lewat. Sebenarnya, keberuntungan macam apa ini ....?
Sebagai sesama teman yang tersesat di antah berantah, Fengjiu melihat sekitar, mencari bebatuan besar untuk diduduki. Ia melihat Yan Chiwu berjongkok di sebelah jurang berselimut es dengan punggung yang mengarah pada Fengjiu. Ia bisa merasakan kemarahan terpancar dari punggung Yan Chiwu.
Ketika mereka terjatuh pertama kali, Fengjiu jatuh menimpa Yan Chiwu, dan meskipun kesakitan, ia tak pernah mengutarakan apa-apa. Meskipun, Yan Chiwu tidak benar-benar menyelamatkan nyawanya, tetap saja ia membantu menahan jatuhnya Fengjiu.
Yan Chiwu adalah orang yang baik, begitulah pikir Fengjiu. Kesan Fengjiu padanya menjadi lebih ramah dan ia tidak ingin memanggilnya sebagai 'Si Yan Itu' lagi.
"Xiao Yan," Fengjiu dengan lembut memanggilnya.
Xiao Yan memutar kepalanya dan membuat lubang di wajah Fengjiu dengan pelototan matanya.
"Panggil aku Xiao Yan lagi dan akan kubuat air asin dari lidahmu."
Xiao Yan ini membuat sifat keibuan Fengjiu muncul. Dengan sabar, Fengjiu menghampiri Xiao Yan.
"Kalau begitu, kau mau aku memanggilmu bagaimana?" ia bertanya.
Xiao Yan berpikir sejenak dan menjawab, "Apa pun yang manusia panggil untuk pria terkuat, panggil aku dengan panggilan yang sama."
Fengjiu melihat ke arah Yan Chiwu yang kecil, lemah, bagaimana tubuhnya meruncing karena ringkukan bahunya hingga ke pinggang rampingnya.
"Kalau begitu, Pendekar Xiao Yan?"
Pendekar Xiao Yan mengangguk puas.
"Kita berada di antah berantah," Fengjiu berkata, melihat ke sekitar mereka sekilas, "dan kau pun sedang terluka. Pendekar Xiao Yan, kenapa kita tidak ngobrol saja selama kau beristirahat?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Three Lives Three Worlds, The Pillow Book [Terjemahan Indonesia]
De Todo[Novel Terjemahan] [END] Judul : Three Lives Three Worlds, The Pillow Book Author : Tangqi Gongzi Upper Volume : Prolog+11 chapter+1 bonus Lower Volume : 21 chapter + epilog + 2 extra chapter + 1 bonus Pillow Book of Samsara : Back to Chaos in A Dre...