Fengjiu dengan tenang menggerogoti sisa paha kelinci di tangan kanannya dan perlahan berkata, "Aku memang adalah Fengjiu dari Qingqiu. Jenderal Changsheng adalah hadiah yang kuberikan untukmu. Kotak itu juga adalah hadiah dariku untukmu. Aku memanggilmu Xiao Ming waktu itu ketika aku menyelamatkanmu. Aku benar-benar minta maaf sudah menyimpan ini darimu sekian lama."
Restoran itu sunyi senyap. Meng Shao terbengong memegangi cangkirnya.
Setelah sekian lama, ia berbicara dengan suara bergetar: "Apakah kau benar-benar Yang Mulia Fengjiu, Yang Mulia Fengjiu yang tidak menyentuh daging dan arak, orang yang hanya mengkonsumsi angin dan embun, yang mencintai serangga kecil dan binatang kecil?"
Fengjiu berkata dengan sedikit berhati-hati, "Mungkin kau sudah sedikit salah paham padaku. Sebenarnya ...."
Meng Shao gemetaran menyelanya: "Apa yang barusan ini kau minum?"
Fengjiu melihat cangkir di depannya: "Anggur."
Getaran dalam suara Meng Shao jadi lebih nyata sekarang: "Apa yang sedang kau makan?"
Fengjiu menatap tulang belulang di atas meja: "Daging kelinci."
Suara Meng Shao mulai terdengar sedikit mengerikan: "Apa yang baru saja kau tangkap dengan sumpit bambu di tanganmu?"
Fengjiu menatap sumpit bambu di tangan kirinya: "Seekor lalat."
Bola mata Meng Shao berbalik bersamaan dirinya berpaling ke samping dan jatuh ke bawah.
Fengjiu dan Xiao Yan berteriak bersamaan: "Meng Shao!"
Donghua, Liansong, dan Su Moye sedang berjalan masuk ke dalam aula tepat di saat ini. Saat ia mendengarkan teriakan ini, Su Moye mengambil dua langkah cepat untuk melihat Meng Shao yang sedang terbaring di lantai.
Ia bertanya terkejut, "Apa yang terjadi dengannya?"
Xiao Yan berjongkok di hadapan Meng Shao, menusuk-nusuknya setengah harian.
Ia berkata sedih, "Tsk, mimpi jangka panjang Saudara Meng sudah hancur berkeping-keping. Ia pingsan karena pukulan yang tak tertahankan. Beruntungnya, aku membawa obat untuk revitalisasi bersamaku. Tunggu sebentar, akan kukeluarkan dan kubiarkan ia menciumnya ...."
Segera setelahnya, Meng Shao yang terkejut pun perlahan bangun berkat obat revitalisasi itu.
Meng Shao memanjat naik, melirik Fengjiu, mendorong Xiao Yan, yang sedang berjongkok di depannya, pergi, kemudian berteriak seraya berlari keluar dari restoran: "Wanita! Aku tidak akan pernah mempercayai wanita lagi. Jika bahkan wanita yang kupuja ternyata seperti ini, bagaimana bisa aku mempercayai wanita lainnya di dunia ini?!"
Liansong Jun melambaikan kipasnya selagi ia gagal memahami: "Apa yang sebenarnya begitu mengejutkannya? Ia tampak seolah ia akan mengubah pilihannya pada pria mulai dari sekarang. Aku tahu banyak wanita; akan tetapi, pria ...."
Liansong mendadak melihat ke arah Su Moye seolah ia terpikirkan akan sesuatu. "Katakan, bagaimana menurutmu kalau memperkenalkan kakak lelaki tertuamu padanya?"
Tatapan Su Moye mengejar sosok Meng Shao.
"Kakakku ... lebih suka seseorang yang sedikit lebih maskulin. Pangeran Meng sepertinya masih belum cukup maskulin."
Fengjiu masih memegangi paha kelinci yang masih belum habis di tangannya. Ia melihat ke arah Xiao Yan agak sedih.
"Aku tidak pernah mengira aku akan mengubahnya jadi gay. Haruskah kita mengejarnya? Bagaimana kalau ia melakukan sesuatu yang sembrono ....?"
Xiao Yan melirik Donghua, kemudian melihat lagi ke arah Fengjiu dan menghela napas, "Memangnya kenapa kalau ia gay? Kalau ia mulai menyukaimu lagi, maka itu setidaknya akan jadi masalahnya. Akan lebih baik baginya untuk keluar dan menangisinya. Mungkin ia akan memikirkan segalanya lebih baik setelah ia selesai menangis. Menurut pendapatku, ia hanya akan merasa lebih buruk jika kita mengejarnya sekarang ini. Lebih baik tidak dikejar. Ayo, ayo. Mari makan daging kelinci saja."
![](https://img.wattpad.com/cover/298731298-288-k496350.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Three Lives Three Worlds, The Pillow Book [Terjemahan Indonesia]
Rastgele[Novel Terjemahan] [END] Judul : Three Lives Three Worlds, The Pillow Book Author : Tangqi Gongzi Upper Volume : Prolog+11 chapter+1 bonus Lower Volume : 21 chapter + epilog + 2 extra chapter + 1 bonus Pillow Book of Samsara : Back to Chaos in A Dre...