Chapter 2 (3)

415 40 0
                                    

Cerita lama ini dimulai lebih dari dua ratus tahun yang lalu. Fengjiu hanyalah seorang anak kecil yang bodoh saat itu. Ia pergi sendirian ke Gunung Qinyao di tanah selatan dan tanpa sengaja memprovokasi seekor iblis macan.

Iblis itu nyaris saja memakannya ketika Donghua Dijun lewat dan menyelamatkan nyawanya. Fengjiu pun mengabdikan diri sepenuhnya pada Donghua sejak saat itu. Untuk membayar kebaikannya, ia malah berakhir berutang budi pada Siming.

Fengjiu menyelinap masuk ke dalam Istana Taichen di Langit ke-13 dan menjadi seorang pelayan di sana. Ia mencoba yang terbaik tetapi tidak memiliki cukup keberuntungan. Terlebih lagi, adik angkat Donghua, Putri Zhi'he, telah meletakkan segala macam rintangan untuk mempersulit dirinya.

Donghua tidak begitu memerhatikan urusan domestiknya. Ia juga tak memiliki seorang Ratu, jadi segala hal yang terjadi di dalam Istana diawasi oleh Zhi'he.

Hari-hari Fengjiu terus dilalui penuh kesulitan. Kemudian, Donghua entah bagaimana caranya tertipu masuk ke dalam Lingkup Teratai Jahat, pada akhirnya memberikan Fengjiu kesempatan takdir terakhirnya.

Sejak masih sangat muda, Fengjiu selalu bertekad baja seperti seorang anak lelaki. Demi menyelamatkan Donghua dari bahaya, ia tidak berpikir dua kali untuk menukarkan penampilannya, suaranya, juga kesembilan ekor berharganya dan berubah menjadi seekor bayi rubah.

Yah, Fengjiu mungkin memang punya motif tersembunyi. Ia kira bahwa dengan cinta yang ia berikan sebagai balasan kebaikannya, Donghua mungkin akan balik mencintainya demi membalas kebaikannya.

Setelah kerja keras selama dua ribu tahun, Fengjiu akhirnya mendapatkan sedikit hadiah. Tetapi kehidupan tidak pernah bisa ditebak.

Setelah lukanya membaik, secara tak langsung, Donghua membiarkan Fengjiu untuk berada di sisinya siang dan malam, menemaninya. Ia sungguh merasa bahwa itu adalah hari-hari terbahagianya.

Meskipun sebagai bayi rubah, Fengjiu telah kehilangan segala kemampuan sihirnya, ia tetap merasa sangat puas. Ia merasa sangat bahagia bahkan di dalam mimpinya.

Malam itu, Fengjiu tertidur lelap. Pagi harinya, ia terbangun oleh burung yang mematuk ke jendelanya, meminta makanan. Di bantalnya terdapat tulisan tangan Donghua.

Donghua menuliskan bahwa ketika ia terbangun, ia harus datang ke atrium sehingga Donghua dapat memberikannya makanan enak.

Fengjiu dengan bahagia melompat keluar dari ranjang dan langsung menuju atrium, mengibaskan satu-satunya ekor yang tersisa. Ketika ia sampai di sana, Fengjiu kaget saat mengetahui ada Zhi'he di depan ranjang bunga, sedang menangis sambil berargumen dengan Donghua soal sesuatu.

Fengjiu rasa itu bukan saat yang tepat baginya untuk datang jadi ia bersembunyi diam-diam di balik sebuah pohon jujube terdekat. Karena ia dibesarkan dengan baik, Fengjiu tidak ingin menguping pembicaraan mereka. Ia pun menurunkan kepala dan menutupi telinga tajamnya dengan cakar-cakarnya.

Mereka terus saja berargumen cukup lama, kebanyakan berisi apa yang dikatakan oleh Zhi'he. Tangisannya membuat Fengjiu tidak nyaman. Percakapan mereka akhirnya selesai.

Fengjiu menurunkan cakarnya perlahan ketika ia tiba-tiba mendengar Donghua berbicara dengan nada suara yang rendah.

"Aku berjanji pada ayah angkat untuk menjagamu, jadi aku tidak akan pernah meninggalkanmu. Kenapa kau harus cemburu pada seekor peliharaan?"

Lama setelah Donghua pergi, Fengjiu merangkak keluar dari balik pohon jujube.

Zhi'he tersenyum berkata padanya, "Kau lihat, kau itu hanya seekor peliharaan, jadi bagaimana mungkin kau bermimpi untuk memiliki kakak angkatku? Tidakkah kau pikir itu cukup menggelikan?"

Three Lives Three Worlds, The Pillow Book [Terjemahan Indonesia]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang