Aranya bersandar di kursinya dan berkata pada gurunya, "Dia mengatasi si monster kepala putih selagi memusatkan energinya di saat bersamaan untuk mencari mantra penyegelan. Agak sulit bagi Chen Ye untuk bertarung sendirian seperti ini."
Su Moye memintal cangkir tehnya dan berkata pada Aranya, "Bukannya tidak ada penyegel. Si harimau berkepala putih itu haus darah. Jika Junuo bersedia mengambil inisiatif dan membiarkannya meminum separuh dari darahnya, maka Chen Ye dapat menyegel harimau itu dengan kekuatan penuh dan mereka mungkin dapat menyelamatkan sebagian nyawa Junuo. Tetapi karena Junuo sedang mengandung, akan sulit menyelamatkan nyawanya jika ia kehilangan separuh dari darahnya."
Su Moye mengetuk tepi cangkirnya dengan ceroboh.
"Kau dan Junuo berasal dari rahim yang sama. Darah kalian, kurang lebih sama. Tetapi, jika kau merasa simpati dan ingin menolong mereka, aku rasa lebih baik tidak usah. Pertama, kau akan menyinggung ayahmu dan membuatnya marah. Kedua, Archmage yang sedang berdiri di atas panggung selalu mengutuk dirimu yang dibesarkan di dalam sarang ular. Ia sepertinya tidak akan menginginkan belas kasihanmu."
Aranya tersenyum, mendadak meyadari sesuatu. "Ah, jadi melakukan ini dapat membuat ayahku marah? Kalau begitu, aku harus melakukannya."
Su Moye dibuat tertinggal tanpa sempat mengulurkan tangan untuk mencegahnya. Sayap seputih salju langsung mengembang dan dalam sekejap mata, terbang memasuki Teras Lingshu yang mendung.
Su Moye membeku di kursinya. Ketika ia tersadar, Su Moye hanya ingin membenturkan kepalanya ke dalam tahu.
Aranya suka mengenakan warna merah. Itu, ia juga mengenakan warna merah di hari yang kurang beruntung ini, kontras dengan wajah dingin bawaannya.
Warna merah tampak gembira jika dikenakan orang lain, namun ketika Aranya mengenakan merah, ia hanya tampak kesepian. Tetapi, meskipun ia tampak kesepian, itu warna yang cukup mencolok ketika sayapnya melambung ke langit, bahkan Archmage yang sedang sibuk bertarung dengan harimau berkepala putih pun mendongak teralihkan.
Menurut permainan teater manusia, cinta kasih pasti terbentuk kapan saja si ksatria putih dan putrinya saling berpandangan satu sama lainnya di saat-saat kritis seperti ini. Tetapi sayangnya, pertunjukan ini tidak berlangsung selayaknya kisah biasanya.
Selagi si ksatria muda menatap sang putri, Aranya bangkit dan menarik busurnya. Mata Aranya yang seperti kaca sulit dipahami, terfokuskan pada si harimau yang mengamuk.
Aranya melepaskan panah kembar, langsung menusuk melalui angin menuju mata harimau tersebut. Si monster pun raungan kesakitan; dalam sekejap, harimau itu tidak dapat mengenali arah serangannya.
Meskipun begitu, ini adalah seekor harimau yang tidak dapat dibunuh dengan senjata. Gerakan ini tidak berarti banyak, hanya sebagai taktik mengulur waktu hingga menemukan mantra untuk menyegel.
Di tengah angin kencang dan raungan mengerikan, si wanita muda melayang di udara, beberapa kaki di atas tanah. Aranya mencondongkan diri ke arah si Archmage berjubah hitam, jarak mereka cukup dekat.
"Junuo telah mengkhianatimu, kenapa kau masih ingin menyelamatkannya?"
Pemuda dengan wajah angkuh bawaan itu pun mengernyit samar.
"Junuo adalah calon istriku dan adik yang tumbuh besar bersamaku. Bahkan jika ia melakukan kesalahan, bagaimana bisa aku tidak menyelamatkannya ketika masih tersisa sebuah kesempatan kecil untuknya bertahan hidup?"
Mata linglung wanita muda itu memunculkan sebuah senyuman.
"Perkataan bagus."
Aranya melembutkan suaranya: "Lalu apakah kau juga ingat? Meskipun aku tidak tumbuh besar bersamamu seperti halnya Junuo, aku juga merupakan adikmu. Semenjak kita kanak-kanak, kau selalu mengatakan kalau aku kotor, bahwa karena aku dibesarkan oleh ular dan menggerogoti hal-hal busuk, tubuhku telah dipenuhi kekotoran tertentu. Ketika aku memberikanmu sebuah hadiah ulang tahun, kau membuangnya."
KAMU SEDANG MEMBACA
Three Lives Three Worlds, The Pillow Book [Terjemahan Indonesia]
Nezařaditelné[Novel Terjemahan] [END] Judul : Three Lives Three Worlds, The Pillow Book Author : Tangqi Gongzi Upper Volume : Prolog+11 chapter+1 bonus Lower Volume : 21 chapter + epilog + 2 extra chapter + 1 bonus Pillow Book of Samsara : Back to Chaos in A Dre...