Buku 2 - Chapter 18 (2)

362 27 2
                                    

Si bijaksana Fengjiu ini begitu sibuknya beberapa hari ini sampai-sampai kakinya tidak menyentuh tanah.

Sebelum para dewa bahkan mengenakan jubah mereka untuk pertemuan pagi, Fengjiu sudah mendudukkan dirinya di dalam ruang baca. Ia duduk dari fajar hingga siang hari, lalu dari siang sampai sore hari, kemudian dari sore hingga tengah malam.

Dijun pun menyibukkan dirinya di dalam sebuah kebun kecil di belakang.

Di hari ketiga, saat Zhonglin memindahkan semua barang-barang Fengjiu ke kebun kecil, ia akhirnya menyadari apa yang disibukkan Dijun di kebun itu selama beberapa hari ini.

Paviliun hexagonal di kolam teratai itu sudah benar-benar berubah tak peduli kemana pun ia melihatnya. Keenam sisinya kini telah diselimuti dengan layar penahan angin.

Meja dan kursi kristalnya telah digantikan dengan sebuah meja panjang. Sehelai selimut tebal terbaring di atas lantai kaca tembus pandang untuk menghadang rasa dingin di kaki.

Dari apa yang dikatakan Zhonglin, Dijun tampaknya merasa bahwa ruang baca itu agak sempit dan oleh karena itulah dengan sengaja mengatur paviliun kecil ini untuk digunakan Fengjiu.

Hari pertama ia pindah kemari, Fengjiu merasa kalau paviliun kecil ini jauh lebih menyenangkan ketimbang ruang baca.

Karena pemandangan di kebun ini lebih hidup entah saat siang ataupun malam, ketika ia kelelahan membuat kotaknya, Fengjiu hanya perlu mendongak untuk memulihkan diri dari lelahnya.

Saat ia ingin tidur, ia hanya perlu menurunkan layarnya menjadi sebuah ruangan tertutup. Pertimbangan Dijun sedikit membuat Fengjiu terharu.

Fengjiu makan dan tidur di paviliun itu. Ia sangat sibuk, tetapi kalau Jiuchongtian akan menyusun sebuah daftar dari dewa-dewi yang santai, ia dengan tulus merasa bahwa Dijun sudah pasti ada di posisi tiga teratas.

Fengjiu terpaksa berdiam di dalam paviliun ini karena urusan resminya, tetapi Dijun sebenarnya pindah ke paviliun ini atas keinginannya sendiri.

Meskipun kebanyakan tehnya diantarkan oleh Dijun, dan ketika Fengjiu terlalu sibuk dan melewatkan waktu makan, Dijun juga menyuapinya, seringnya, Dijun benar-benar hanya melakukan bacaan santai di dalam paviliun.

Saat Fengjiu sedang menggambar sarung pedangnya, Dijun duduk membaca di sampingnya. Saat ia sedang memilih balok kayu untuk kotaknya, Dijun sedang berbaring sambil membaca di sampingnya.

Ketika Fengjiu sedang memahat kayunya, Dijun membaca sembari mengantuk di sampingnya. Di saat ia sedang berusaha menggabungkan sarung pedangnya .... Dijun sudah tertidur dengan buku yang menutupi wajahnya ....

 Dijun sudah tertidur dengan buku yang menutupi wajahnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sepuluh hari berlalu dalam sekejap. Kotaknya sebagian besar sudah selesai. Hanya bagian memahat hiasan giok Yufu saja yang masih hilang. Fengjiu akhirnya merasa tenang. Dalam mimpinya semalam, ia mendadak teringat akan sesuatu.

Three Lives Three Worlds, The Pillow Book [Terjemahan Indonesia]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang