Chapter 10 (2)

286 25 0
                                    

Tetapi angin menjerit terlampau kuat seiring dengan ayunan pedang Fengjiu.

Apa sebenarnya tiga kata mendalam yang dikatakan Donghua? Hanya hingga kain selempang sutra itu mencakar pundak Fengjiu, barulah ia mengerti.

"Berhati-hatilah!" kata Donghua.

Beruntungnya, kain itu memang cepat tetapi tidak begitu kuat. Hanya sanggup memotong sehelai gaun sutranya. Fengjiu berhasil menangkis serangan berikutnya dengan pedangnya.

Selagi Fengjiu menangkis serangan lawannya, ia memikirkan kekuatan besar yang datang dari selempang merah Miao Luo barusan. Ia nyaris saja menjatuhkan pedang Fengjiu entah bagaimana caranya, energinya juga melemah banyak sekali.

Fengjiu mengambil kesempatannya dan menyerang balik, mendorong Miao Luo dua langkah ke belakang. Sejak kapan kemampuan berpedangnya jadi begitu fenomenal?

Setelah si iblis wanita mendapatkan kembali keseimbangannya, ia tiba-tiba saja melihat ke belakang Fengjiu dengan senyum yang aneh. Dalam sepersekian detik itu, ia menyadari kalau selama pertarungan mereka, keduanya telah berpindah sebanyak selusin langkah dari tempat Donghua duduk.

Miao Luo sudah jelas tersenyum pada Donghua. Fengjiu tidak punya waktu untuk berpikir ketika tubuhnya sudah bereaksi dengan jatuh ke belakang. Kali ini, sudah pasti, kelima selempang sutra terbang ke arah Donghua seperti lima ular listrik.

Fengjiu menamengi tubuh Donghua selagi mereka berdua terpental beberapa meter jauhnya. Langsung saja, tempat di mana Donghua duduk hancur karena selempang-selempang sutra merah itu.

Fengjiu berkeringat dingin dan berpikir sendiri betapa berbahayanya yang barusan itu. Selagi menekan Donghua, ia sadar kenapa Donghua tidak melompat dan menolongnya selama ini.

Sepertinya itu karena Donghua terkena sihir si iblis wanita dan tidak dapat bergerak. Beruntung bagi Donghua, Fengjiu sedang berbaik hati hari ini dan memutuskan untuk tinggal dan menolongnya.

Kalau tidak, Fengjiu tidak tahu apa yang akan terjadi pada Donghua. Ia memang selalu simpati terhadap orang yang mengalami kemalangan. Berpikir kalau Donghua sangat jarang terjatuh pada dilema macam ini, Fengjiu dengan lembut mengembalikan tatapan Donghua tanpa malu-malu, menatap dalam mata Donghua.

Untuk beberapa alasan, hati Fengjiu dipenuhi rasa simpati .... Sungguh, ia telah salah paham pada Donghua agak terlalu banyak kali ini.

Donghua Dijun belum melakukan apa pun selama ini karena ia ingin melihat sejauh mana Fengjiu akan berusaha menyelamatkannya.

Selempang-selempang yang diayunkan oleh Miao Luo seperti makhluk hidup. Tak mengenai targetnya, ia langsung mengubah arah dan mengejar mereka berdua lagi.

Jika sekumpulan listrik itu mengenai Fengjiu, ia pasti akan muntah darah. Sangat mudah untuk menghindarinya sendiri, tetapi untuk membawa Donghua yang tidak bisa bergerak juga ....

Selagi Fengjiu membingungkan keputusan sulit ini, ia merasa tubuhnya berguling di tanah untuk menghindari serangan kain selempang itu. Sebelum Fengjiu dapat menghabiskan tenaganya sendiri, ia sudah terangkat oleh angin. Tangannya yang memegangi pedang juga telah dipegangi oleh orang lain, begitu pula dengan pinggangnya.

Donghua berbicara pada Fengjiu dengan suara rendahnya dari belakang: "Lihat baik-baik."

Fengjiu membesarkan matanya selagi tubuhnya bergerak maju, pedang berkilau itu bergerak layaknya salju yang berputar-putar. Ia tidak dapat melihat kemana Donghua membawanya, atau gerakan apa yang Donghua gunakan dengan pedang Taozhu-nya.

Saat pengelihatan Fengjiu kembali, satu-satunya hal yang ia lihat adalah potongan-potongan kain merah itu berterbangan di langit. Ujung pedang yang berkilauan itu berdarah, menusuk tepat di tengah kening Miao Luo yang bermata besar.

Three Lives Three Worlds, The Pillow Book [Terjemahan Indonesia]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang