Bagian Kelima – Menyalahi Takdir
*
*
*
Pangeran Liansong bukanlah seorang dewa yang sangat jujur, jadi ia tidak merasa malu melakukan hal-hal yang tak bertanggung jawab. Tetapi karena ia tidak pernah merasa ada yang bermasalah dengan hal-hal tak bertanggung jawab ini, ia jarang merasa bersalah.
Menurut ucapannya, ini merupakan cara orang yang acuh tak acuh. Menurut kata Chengyu Yuanjun, pujaan hatinya, ini merupakan cara orang yang tak bertanggung jawab dan bajingan.
Si bajingan Pangeran Liansong sekarang merasa sedikit sedih dan tertekan karena rasa bersalah. Untuk membicarakan soal kesedihan dan rasa tertekan Liansong, kita harus membicarakan Donghua Dijun.
Setelah ketiganya kembali dari Mimpi Aranya, para pelayan Biyiniao yang cerdas berkedip satu sama lain dan menyiapkan ketiganya kamar-kamar terdekat bahkan tanpa menunggu untuk diperintahkan.
Melihat Dijun dengan bebasnya membawa Fengjiu memasuki salah satu kamar ini, Liansong mendapatkan gambarannya dan baru saja akan memberitahu para pelayan kalau mereka tidak perlu ikut masuk ke dalam saat ia terkejut untuk menemukan Dijun, yang sudah berada di dalam sana beberapa saat lalu, mendadak muncul di depan pintu: "Masuklah sebentar."
Pangeran Liansong sedikit tercengang. Ia sengaja memberikan mereka kesempatan untuk berada di ruangan yang sama agar mereka dapat mengekspresikan beberapa kata penuh kasih terhadap satu sama lain.
Tepat setelah melarikan diri dari marabahaya selalu menjadi waktu yang tepat untuk melakukan pengakuan. Inilah saatnya ketika seorang gadis paling lemah. Dijun dapat dengan mudah memenangkan Fengjiu hanya dengan beberapa kelembutan. Di masa kritis semacam ini, untuk apa pula Dijun memanggilnya masuk?
Pangeran Liansong pun memasuki kamar itu dalam keadaan tidak mengerti.
Ketika ia melihat Fengjiu berbaring dengan pakaian lengkap di atas ranjang, ia berkata dalam kebingungannya, "Mengapa kau menggunakan mantra tidur padanya? Saat kalian semua keluar, aku melihat Fengjiu sudah menunjukkan pertanda ia akan tersadar. Aku bisa mengerti kalau kau mencemaskannya dan oleh karena itulah ingin agar ia dapat tidur sedikit lebih banyak, tetapi terlalu banyak tidur juga sebenarnya bukanlah hal yang baik ...."
Dijun menggunakan dua helai pita hitam untuk mengikat lengan jubahnya dan menjawab, "Bantu aku mengawasinya. Jangan biarkan ia terbangun sebelum aku kembali."
Liansong melihat ke arah lengan jubah Dijun yang sudah kencangkan.
"Bukankah ini busana pembuatan obatmu?"
Ia pun menambahkan dengan cemas, "Jangan bilang padaku kalau Fengjiu sakit parah?"
Dijun memelototinya.
"Kalau kau terus mengutuk Xiao Bai untuk sakit parah, aku akan menghajarmu sampai kau sakit parah."
Pangeran Liansong mendekati dan dengan berhati-hati mengamati raut wajah Fengjiu.
"Kalau begitu kenapa kau ...."
Dijun mendesah, "Ia tidak ingin bertemu denganku, jadi ketika aku berada dalam Mimpi Aranya bersamanya, aku harus meminjam identitas Xize. Tetapi jika Fengjiu terbangun dan mulai mengingat semuanya, itu akan jadi sedikit merepotkan. Botol obat yang kau bawakan dari Laojun akhirnya akan berguna juga sekarang."
Liansong terkejut.
"Apakah kau akan memberi Fengjiu obat itu agar ia melupakan semuanya dari Mimpi Aranya?"
![](https://img.wattpad.com/cover/298731298-288-k496350.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Three Lives Three Worlds, The Pillow Book [Terjemahan Indonesia]
Sonstiges[Novel Terjemahan] [END] Judul : Three Lives Three Worlds, The Pillow Book Author : Tangqi Gongzi Upper Volume : Prolog+11 chapter+1 bonus Lower Volume : 21 chapter + epilog + 2 extra chapter + 1 bonus Pillow Book of Samsara : Back to Chaos in A Dre...