Saat fajar menyingsing keesokan harinya, Fengjiu duduk di ranjang, merenungi masalah kehidupannya. Terima kasih pada Su Moye yang membuatnya kehilangan kesadaran, ia dapat bertahan bersama Pangeran Qing di kapal yang sama semalam.
Fengjiu dengar Pangeran Qing telah merayapinya sepanjang malam tanpa hasil. Hanya ketika pagi hari, saat ayam pegar memulai kokokkan mereka, barulah Pangeran Qing kembali istirahat di dalam kamarnya karena kelelahan.
Fengjiu senang dan khawatir di saat bersamaan. Ia senang karena tidak harus menghadapi Pangeran Qing hari ini; ini hal yang sangat, sangat bagus.
Tetapi, haruskah Fengjiu membiarkan Su Moye memukulinya lagi saat malam tiba? Tidak peduli seberapa hebatnya Su Moye, ia tetap akan menghabiskan sepanjang malam, pingsan, kemudian, menderita pusing dan sakit leher di hari berikutnya. Untuk jangka panjang, ini bukan sebuah solusi yang tepat.
Pelayannya, Chacha juga terlihat merenung, sama seperti Fengjiu. Ia juga, senang dan khawatir di saat bersamaan. Chacha senang karena belakangan ini, Yang Mulia Aranya mendapatkan perhatian yang lebih dari keluarga kerajaan.
Semalam, Raja telah memerintahkan Yang Mulia Xize untuk lebih memperhatikan Yang Mulia Aranya. Akhirnya hari-hari keras yang dijalani Yang Mulianya akan berakhir.
Tetapi, Chacha jadi khawatir ketika Yang Mulia Xize tidak mengikuti perintah kerajaan dengan menemani Yang Mulia Aranya kembali semalam.
Mungkinkah itu karena Chacha membiarkan pintunya terbuka hanya sedikit saja?
Lalu, haruskah ia biarkan saja pintunya terbuka malam ini dan hanya menurunkan gordennya?
Tetapi angin begitu dingin di sungai, bagaimana kalau Yang Mulia Aranya terserang angin dingin ....
Selagi pelayan dan majikan, keduanya larut dalam lamunan mereka masing-masing, dari luar datang sebuah pesan bahwa setelah setengah jam tertidur, mengingat dirinya akan sarapan bersama Fengjiu, Pangeran Qing memaksakan dirinya untuk bangun dari tidurnya dan sedang menunggu di luar sana.
Fengjiu mendesah dalam hati, berpikir bahwa Pangeran Qing pastilah reinkarnasi dari Iblis.
Fengjiu langsung mengenakan ekpresi wajah yang khawatir dan berkata pada para pelayan: "Bagaimana bisa setengah jam tidur itu cukup. Ia sudah terjaga semalaman, tentu saja ia tidak punya tenaga. Pangeran Qing harus berada lebih lama lagi di ranjangnya. Kalian semua harus berusaha membujuknya tidur. Jika ia kelelahan, pada akhirnya, aku, sebagai kakaknya juga akan merasa pedih ...."
"Sudah dua hari semenjak Anda melihat Pangeran Qing," Chacha menjawab sedikit terkejut.
"Biasanya Yang Mulia akan menemani Pangeran Qing dan membiarkannya berbaring di kaki Anda untuk tidur, mengapa hari ini ...."
Hati Fengjiu berdegup kencang.
Chacha mendadak terdiam.
Di wajahnya muncul semu yang aneh, kemudian akhirnya malu-malu berkata: "Apakah ... apakah mungkin Anda ingin mencari Yang Mulia Xize hari ini, karena itulah Anda tidak ingin Pangeran Qing yang selalu Anda cintai mengganggu Anda?"
Wajah Chacha terus bersemu selagi ia melingkarkan tangannya menjadi kepalan.
"Yang Mulia Xize merupakan suami Anda, jika kita membandingkan beliau dengan Pangeran Qing, tentu saja, tentu saja akan terdapat beberapa perbedaan."
Chacha memikirkan sesuatu dan berkata dengan sedikit rasa malu: "Apakah Anda akan mendatangi kamar Yang Mulia Xize sekarang juga untuk sarapan bersamanya? Ah, tentu saja kita tidak bisa menunda hal semacam ini. Bodoh sekali hamba, baru sekarang hamba mengerti tujuan Anda. Hamba bahkan mengajukan pertanyaan yang bodoh. Yang Mulia tenang saja. Chacha akan mengabari Yang Mulia Xize sekarang juga!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Three Lives Three Worlds, The Pillow Book [Terjemahan Indonesia]
De Todo[Novel Terjemahan] [END] Judul : Three Lives Three Worlds, The Pillow Book Author : Tangqi Gongzi Upper Volume : Prolog+11 chapter+1 bonus Lower Volume : 21 chapter + epilog + 2 extra chapter + 1 bonus Pillow Book of Samsara : Back to Chaos in A Dre...