Buku 2 - Chapter 9 (2)

250 26 0
                                    

Menurut Mo Shao, ia mengetahui Aranya meminjam nama Wen Tian untuk bertukar surat dengan Chen Ye memang sebuah kebetulan. Akan tetapi, disebutkannya soal hadiah anggur malam itu walaupun Su Moye tahu kalau Aranya ingin menyembunyikan masalah ini dari Chen Ye memang disengaja.

Saat itu, Su Moye tidak mengerti perasaannya sendiri kepada Aranya. Ia hanya berpikir, kalau Aranya ingin memiliki Chen Ye, ia akan membantu Aranya mendapatkannya.

Aranya telah membuat masalahnya lebih rumit dari yang seharusnya. Aranya hanya menyukai Chen Ye, tetapi ia terlalu bertele-tele hingga membuat Su Moye tak tahan hanya menonton saja.

Ketika Su Moye mengutarakan kata-kata ini, semua yang diinginkannya adalah menciptakan kesempatan bagi Wen Tian untuk bertemu dengan Chen Ye secepat mungkin.

Hanya dengan begitulah Aranya akan dapat menentukan sendiri keputusannya.

Entah apakah Aranya mengakui pada Chen Ye kalau ialah Wen Tian dalam surat itu dan mengungkapkan semuanya pada Chen Ye. Kemana arah romansa ini akan tergantung pada takdir mereka, tetapi setidaknya dengan begini, masih ada secercah harapan.

Ataukah Aranya dapat menjadi mak comblang bagi Wen Tian dan Chen Ye, menyerahkan hubungan ini kepada Wen Tian dan benar-benar memutuskan perasaan yang dimilikinya untuk Chen Ye. Tak peduli apa pun yang dipilih Aranya, akan lebih baik ketimbang keadaan tak jelasnya sekarang.

Dalam pikiran Mo Shao, meminjam identitas orang lain dan memerangkap dirinya sendiri dalam percintaan semacam ini selagi membiarkan dirinya terluka bukanlah sesuatu yang harus dilakukan oleh muridnya.

Fengjiu berpikir, kalau itu dirinya, ia akan memilih opsi pertama. Ini dikarenakan ia mendengar sebuah rumor mengatakan kalau seseorang menjadi seorang mak comblang dua kali, akan sulit baginya untuk menikah.

Fengjiu menghitung dengan jarinya, ia sudah pernah membantu Donghua dan Jiheng sekali. Jika ia membantu lagi kali ini, habislah sudah.

Walau demikian, Aranya sudah menikah, jadi mungkin saja Fengjiu dapat menghindari kecemasan di masa depan. Terlebih lagi, ia belum pernah benar-benar jadi makcomblang untuk siapa pun, jadi mungkin ia ingin merasakannya.

Pendeknya, setelah malam-malam kurang tidur, Aranya memilih opsi kedua. Saat fajar baru saja menyingsing, Aranya memanggil Wen Tian ke kediamannya.

Aranya mengejutkan Wen Tian, ia menyerahkan kedua puluh surat yang dikirimkan oleh Chen Ye. Selain mengenai apa perasaannya pada Chen Ye, Aranya menyambungkan semuanya dari awal hingga akhir pada Wen Tian.

Aranya mengarang bualan panjang lebar: "Ketika Junuo diusir dari Ibu kota, ia memohon padaku untuk menjaga Archmage. Kau tahu, aku berhati baik dan tentu saja menerima permintaannya. Tetapi Chen Ye dan aku tidak pernah akur. Jika surat-surat ini mengandung namaku, malah akan semakin menambah kebenciannya, jadi aku hanya dapat meminjam namamu.

"Namun, aku sibuk dengan urusan negara belakangan ini, jadi aku juga tidak dapat bertindak semauku. Aku hanya bisa memintamu untuk datang kemari. Aku bertanya-tanya apakah kau dapat mengambil alih tugas ini dan menggantikanku menjaga Archmage. Tidak perlu menuliskan tentang sesuatu yang spesial, cukup bermacam-macam hobi dan kegiatan sehari-hari saja."

Wen Tian sudah berutang banyak dari Aranya di masa lalu. Menjadi seseorang yang juga memahami sopan santun, tentu saja ia berjanji untuk membantu di tengah kesibukannya. Wen Tian sama sekali tidak mencurigai omong kosong Aranya.

Aranya melihat Wen Tian membuka setiap surat Chen Ye yang kemudian memberikan pujiannya dari waktu ke waktu: "Aku tidak menyadari ini sebelumnya, tetapi Yang Mulia Archmage sebenarnya seorang yang sangat menarik. Formasi catur ini juga cukup menarik."

Three Lives Three Worlds, The Pillow Book [Terjemahan Indonesia]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang