TKK - 22

31.7K 1.7K 12
                                    

!!RE-PUBLISH!!

!!Cerita ini sudah TAMAT!!

!!Versi lengkapnya bisa kamu baca di lapak sebelah. Nama lapaknya sudah kusematkan link di bio-ku!!

.
.
.

Milly mendorong tubuh El lagi supaya ia bisa leluasa pergi. "Kalau gitu aku akan ikut denganmu, Kak."

El mendengus lelah. "Tidak ada—aku tidak mengijinkanmu pergi ke manapun. Kamu harus tetap di sini."

"Kenapa aku tidak boleh ikut? Aku bisa jadi seorang saksi."

"Saksi apa?"

"Saksi melihat Kakak memukul Raf." Kata Milly polos. El menghela napas. Gadis ini sangat sulit diajak kerja sama rupanya.

"Tidak perlu. Di sana sudah ada Ruby dan teman pria kulit putih itu menjadi saksi."

"Kalau gitu aku tetap harus ikut. Ruby pasti membutuhkanku."

Terkadang El masih tidak mengerti—kenapa berurusan dengan perempuan harus menguras emosi seperti ini?

Milly mencoba mendorong tubuh besar pria dingin itu lagi. Namun El justru semakin mengunci Milly hingga punggung Milly menabrak sandaran kursi.

Dengan mata hazel yang dimiliki El lagi-lagi membuat Milly semakin sulit bergerak, hingga ia tersadar kalau tubuhnya kini sudah dipasang sabuk pengaman.

"Kak El, lepas! Aku mau ikut!" Kesadaran Milly kembali berkat suara pengencang sabuk pengaman. El sungguh tidak ingin Milly ikut dengannya.

Tapi beruntung Milly masih bisa menarik air liurnya setelah kesadarannya kembali. Menatap El membuatnya haus.

"Kak lepas—kalau tidak aku akan mengadukanmu ke Kak Adit!" siapa tahu dengan ancaman El menurutinya.

Tapi ternyata itu tidak berlaku untuknya. El justru menantang Milly.

"Apa yang mau kamu adukan?"

"Aku akan bilang—" Milly menimbang apa yang ingin ia ucapkan.

"Apa?!"

"Aku akan bilang kalau Kakak tega ninggalin aku di mobil."

"Apa kamu yakin aduanmu akan berhasil?"

"Tentu saja!"

"Yakin?!"

"Yakin lah! Pasti Kakak ketakutan kan sama ancamanku?"

El melirik langit-langit. "Nggak juga sih, biasa aja."

"Jangan bohong! Kalau takut, takut aja."

"Justru aku takut kalau kamu jadi mengatakannya pada Adit."

"Benarkan dugaanku Kakak takut?!" Milly sangat semangat untuk mengadukan hal ini ke Adit. Syukurin kau!

"Sampai saat ini Adit masih sedang mencarimu."

"Lalu kenapa? Aku akan menemuinya dan—"

"Dia akan memarahimu, manis."

Milly terperangah. Bukan karena kalimat terakhir itu—setelah apa yang ia lakukan Milly terdiam menatap El horor.

Kali ini ucapan El benar lagi. Adit akan memarahinya setelah keonaran yang ia buat.

Have a great night, Milly! 

"A—aku yakin Kak Adit nggak akan—"

"Dia mencarimu seperti orang gila, asal kamu tahu." El menjelaskan bagaimana Adit menggebu mencari Milly mengelilingi club. Milly kembali terdiam karena membayangi Kakaknya sedang mencemaskannya dan juga mengerikan dalam satu waktu.

TEMAN KAKAKKU (NEW VERSION)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang