TKK - 23

51.9K 2.9K 162
                                    

!!NEW VERSION!!

!!Cerita ini sudah TAMAT!!

!!Versi lama dan lengkapnya bisa kamu baca di lapak sebelah. Nama lapaknya sudah kusematkan link di bio-ku!!

.
.
.

Es krim gelato adalah yang terbaik untuk dinikmati disaat Bali sedang terik-teriknya. Milly menjilat di setiap sisi cone es krim itu dengan perlahan. Sensasi dingin dari es krim gelato rasa coklat itu membuat gusi giginya ngilu. Setelah menghabiskan es krim ini, Milly akan menyikat giginya dengan pasta gigi khusus.

"Seumur-umur aku baru menikmati es krim seenak ini. Aku akan membelinya lagi."

Milly menatap Ruby dengan es krimnya dengan rasa strawberry yang sudah sisa sedikit. Dengan cepat Ruby menggigit renyahnya cone es krimnya hingga ujung.

"Baik—oh, apa rasa coklat itu enak?"

Milly hanya mengangguk. Lalu ia menjilat es krimnya lagi.

"Okay—aku akan membeli rasa coklat."

Ruby bangkit dan kembali ke meja kasir untuk memesan es krimnya. Sementara Milly masih berkutat dengan es krimnya. Entah kenapa es krimnya susah untuk ia habiskan. Coba saja kalau gusinya tidak ngilu, Milly juga akan cepat menghabiskannya dan memesan kembali seperti Ruby.

Ruby kembali menghampiri Milly di tempat duduknya dan mereka kembali menikmati es krim mereka masing-masing. Awalnya mereka sibuk mengelilingi Beachwalk Bali sementara orang-orang dewasa itu; Adit, El, Karmila, Edwin dan Wahyu menikmati waktu mereka di pinggir pantai kuta sambil bermain bola voli.

Merasa bosan, mereka memutuskan ke Beachwalk dan mendapati sebuah outlet candy lucu di tengah mall mini itu. Lalu mereka keluar dari outlet dan duduk di pinggiran kolam buatan dengan genggaman es krim gelato cone di tangan mereka.

"Oh iya Milly—apa semalam ada kejadian yang tidak aku tahu?" Ruby menoleh ke arah sahabatnya sambil menjilat es krim coklatnya.

Milly melirik Ruby. "Tidak kamu tahu?"

"Iya—seperti apa yang dilakukan El padamu setelah memukul Raf malam itu. Apa yang kalian bicarakan selama aku diperiksa sambil menunggu El datang?"

"Untuk pertama kalinya aku bertengkar dengannya."

Ruby melotot. "Benarkah?"

Milly mengangguk. "Dia menyalahkanku atas semua ini. Aku tidak terima.."

"Juga—dia mengataiku 'binal'."

"Wow.." Ruby membeo. "Benarkah dia seperti itu?"

"Jika kamu mendengarnya langsung, kamu akan menjambak rambutnya."

"Semalam kamu menjambak rambutnya?"

Sayangnya reaksi Milly tidak diharapkan Ruby. "Tidak. Aku sulit mengendalikan diriku saat bersamanya. Rasanya aku ingin menangis karena aku tampak tidak berdaya di hadapannya."

"Kamu sudah berusaha Milly."

"Oh Ruby—aku benar-benar ingin moveon darinya. Menyukainya justru membuatku semakin sulit."

"Moveon?"

"Iya. Aku benar-benar memantapkan niatku untuk melupakannya." Es krim Milly sudah habis. Ia menggerakan badannya untuk menghadap ke Ruby. "Bagaimanapun caranya, tolong Ruby sensei—ajarkan aku untuk—"

"Milly.." Ruby memotong ucapan Milly. "Jangan berbohong padaku!"

"Aku tidak berbohong padamu. Serius—aku sangat serius. Kini aku mengharapkan pertolonganmu Ruby."

TEMAN KAKAKKU (NEW VERSION)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang