NEW - 44

20K 1K 20
                                    

!!NEW VERSION!!

!!Cerita ini sudah TAMAT!!

!!Versi lama dan lengkapnya bisa kamu baca di lapak sebelah. Nama lapaknya sudah kusematkan link di bioku!!

.

.

.

Milly melamun memikirkan suatu hal sambil memperhatikan suasana kelas yang sedang ribut pada saat jam kosong.

"Karmila itu bukan pacarku. Kalau aku punya pacar, aku nggak mungkin menciummu manis."

Kejadian semalam itu berhasil menariknya kembali untuk memikirkan kalimat pria itu hampir seharian ini.

Bukan tanpa alasan. Pria itu seakan memberikan lampu hijau padanya. Membuatnya kembali melayang ke dalam perasaannya yang membuncah tak karuan.

Siapa yang tidak senang mendengar El ternyata tidak memiliki kekasih--lalu pria itu mengatakan bahwa Karmila bukan kekasihnya--gimana Milly tidak semakin melayang di udara?

Akan tetapi--remember! Akan tetapi--disaat Milly menanyakan tentang perasaan El padanya semalam, El terdiam saat itu. Mereka membisu sesaat. Milly menatapnya penuh tuntutan hingga El kembali menjatuhkan Milly ke jurang kesadaran.

"Aku belum bisa menjelaskannya padamu,"

"Kenapa?"

"Aku harap kamu mau menungguku, Milly."

"Menunggu, maksudnya?"

"Maaf aku belum bisa katakan padamu. Dan sepertinya kamu benar, sebaiknya kita tidur di kamar masing-masing."

See? El tidak menjawab apapun lagi selain mengusirnya. Sekali lagi--El mengusirnya lalu Milly langsung keluar dari kamarnya pada saat itu dengan tatapan kosong.

Ibarat layangan yang berada di atas awan. Layangan itu terlihat goyang di atas sana karena hembusan angin yang begitu kencang. Hanya tinggal menunggu apakah layangan itu tetap bertahan di atas sana atau berakhir putus dan tersangkut ke tempat yang tak semestinya.

Sebegitu sulitkah El mengatakan sejujurnya tentang perasaannya--setidaknya biarkan Milly tahu apakah El memiliki perasaan yang sama padanya. Atau... Tidak.

Kalau El tidak memiliki perasaan yang sama, kenapa pria itu selalu memanggilnya manis.. sayang.. kenapa pria itu meminta Milly mengusap kepalanya, kenapa pria itu menciumnya dan mengatakan kalau ia membutuhkan Milly.

Tapi pada akhirnya saat di pagi hari ketika mereka sarapan bersama, El kembali menatapnya dingin seolah kejadian tadi malam tidak pernah terjadi diantara mereka.

Milly mengerang frustasi. Ia tutup wajahnya dengan kedua tangannya agar kekesalannya tidak terlihat oleh siapapun. Milly kembali mengingat ucapan El—menunggunya? Kenapa El meminta Milly menunggunya?

Pria itu tidak siap atau gimana—pria itu benar-benar membuatnya bingung setengah mati.

Nathan melihat Milly sendirian di mejanya karena Ruby pergi entah kemana—mungkin ke kantin atau ke tempat lain karena Nathan tidak melihatnya sedari tadi. Kemudian ia menghampiri Milly yang tengah duduk sendirian di kursinya.

"Milly sakit?" Milly mendongak dan melihat Nathan tersenyum.

Hari ini Nathan sudah masuk kembali ke sekolah. Kembali menyapa teman-temannya dan tersenyum seperti biasanya. Namun Milly merasakan sesuatu yang aneh saat ia melihat Nathan.

TEMAN KAKAKKU (NEW VERSION)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang