TKK - 04

65.9K 3.2K 29
                                    

!!RE-PUBLISH!!

!!Cerita ini sudah TAMAT!!

!!Versi lengkapnya bisa kamu baca di lapak sebelah. Nama lapaknya ada di sinopsis cerita!!

.
.
.

Bel jam istirahat di SMA Sawarna berbunyi. Para murid berbondong-bondong menuju kantin, tempat yang paling disukai untuk menghabiskan waktu setelah jam pelajaran usai. Suasana kantin tak akan pernah sepi disana, semua meja dan bangku akan terus penuh bahkan sampai beberapa mutid harus menunggu murid lain menyelesaikan makanan mereka.

Namun tidak untuk Milly saat ini. Ia butuh jam istirahat untuk kembali menikmati rasa sedihnya di dalam kelas. Jam mata pelajaran barusan sudah Milly lalui dengan susah payah, setelah bel berbunyi tanda jam istirahat, Milly langsung memasang kedua tangannya terlipat diatas meja lalu menenggelamkan wajahnya disana. Earphone yang terpasang di telinga Milly, melantunkan musik melankolis menyempurnakan suasana hatinya.

Sebelumnya Ruby sudah mengajak Milly untuk pergi bersama menuju kantin, namun Milly hanya diam tak menggubris ajakan Ruby. Bahkan Nathan pun juga ikut membujuk Milly menuju kantin, Milly hanya menggeleng singkat atas ajakan tersebut, dan ia juga menggeleng saat ditawari dibelikan makanan atau minuman di kantin. Milly hanya ingin sendirian, tidak mau kemanapun dan tidak ingin memakan apapun.

Ruby dan Nathan kembali tiba di kelas. Tangan mereka sibuk membawakan makanan dan minuman untuk Milly. Mereka tak tega membiarkan Milly sendirian di dalam kelas dengan perut kosong, mereka cemas jika Milly jatuh sakit karena telat makan siang.

Ruby kembali membujuk Milly untuk makan. Ia telah membelikan makan siang berupa paket nasi ayam ditambah es teh manis. Setidaknya anak itu harus ada asupan energi, galau karena cinta butuh tenaga ekstra juga.

"Apa kamu mau pulang aja Mil? Kalau mau, aku bantu bilangin guru piket buat bikin surat ijin." Ruby menawarkan, ia dan Nathan sudah begitu cemas dengan keadaan Milly sekarang ini. Nasi Ayam buatan Mbok Ijah tak disentuh oleh gadis berambut panjang itu, padahal makanan tersebut adalah makanan kesukaan Milly ketika jam istirahat di sekolah.

Nathan menampaki wajah pucat Milly saat gadis itu mendongak. Milly menggeleng atas tawaran tersebut, ia nggak mau menyusahkan teman-temannya.

Ruby menghela nafas berat. Gadis itu sudah tau kenapa Milly bisa seperti ini. Kemarin malam Milly menelepon Ruby sampai tengah malam, menceritakan tentang El yang mengatakan cintanya pada teman kerja Adit bernama Karmila. Ia tidak berhenti menceritakan hal itu sambil menangis tersendu-sendu. Hasilnya mata Milly bengkak sampai sekarang.

Pagi tadi Adit masih belum sadar jika adiknya menangis semalaman. Yang Adit tau Milly langsung tidur karena kelelahan. Dan tadi Milly menyamarkan bengkaknya dengan memakai kacamata. Milly memang memiliki mata minus, jadi Adit tidak curiga kenapa Milly memakai kacamata.

Milly merubah posisi wajahnya menghadap ke samping, menghadap Nathan yang sedang duduk di samping Milly. Berkali-kali Nathan terus menawarinya makan dan minum, tapi Milly hanya diam tak menanggapi.

Ruby menyerah. Pada akhirnya ia membiarkan sahabatnya diam tak bersuara. Sesekali ia mengelus rambut panjang Milly, memanjakan gadis itu.

"Rub, gimana? Kita nggak mungkin biarin Milly begini kan?" tanya Nathan kemudian. Ia mulai lelah membujuk Milly yang tak mau menyentuh kotak makanan. Ruby mengendikan bahu, saat ini dia juga bingung harus melakukan apa.

"Mil, aku harus ngapain biar kamu mau makan?" Nathan kembali memandangi wajah pucat Milly. Milly menghembuskan nafasnya, lalu memandangi Nathan.

"Aku nggak mau makan Nat, aku mau mandangin kamu aja nggak apa-apa kan?"

TEMAN KAKAKKU (NEW VERSION)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang