NEW - 38

21.4K 1.2K 22
                                    

!!NEW VERSION!!

!!Cerita ini sudah TAMAT!!

!!Versi lama dan lengkapnya bisa kamu baca di lapak sebelah. Nama lapaknya sudah kusematkan link di bioku!!

.

.

.

"Apa yang kamu beli?"

Adit menunjukan sebuah bungkusan kecil terletak di rak bumbu. "Bumbu nasi goreng. Aku membutuhnya buat besok,"

"Jadi besok sarapan kita nasi goreng lagi?"

"Kita? Hei pulanglah ke Apartemenmu! Nggak kasihan sama Apartemenmu yang selalu kamu tinggalkan? Aku yakin pasti Apartemenmu sudah ada penunggunya di sana," Adit cerocos tepat di muka El.

"Iya, dan penunggunya adalah aku. Tapi aku ingin tidur di kasur kecilku yang hangat dan empuk yang berada di rumahmu,"

"Bilang saja kamu ingin bertemu dengan Milly!"

"Memang," El berkata jujur, "Sudah lama aku tidak bertemu dengan Milly,"

"Kau baru bertemu dengannya kemarin malam," ketus Adit lalu berjalan ke arah rak mie instant, El menyusuli langkahnya.

"Benarkah?"

"Iya! Jaraknya hanya selisih 12 jam lebih setelah kau memeluk adikku tanpa permisi. Masih belum cukup bertemu dengannya kemarin?"

"Benarkah? Kenapa rasanya aku seperti tidak bertemu 12 hari?" tanya El dengan raut sedih dibuat-buat. Adit berdecih kesal—bagaimana bisa ia berteman dengan orang macam Elkana Bramawan?

"Otakmu sudah nggak beres,"

"Benar. Tanpa Milly aku merasa tidak berdaya."

Adit memukul kepala El dengan enteng namun El tidak membalasnya. Mereka berada di sebuah supermarket yang cukup jauh dari rumah Adit. Hanya tinggal beberapa menit lagi tempat itu akan tutup namun mereka berdua justru masih memutari supermarket sambil meributkan hal yang tidak jelas. Kini mereka berdiri di dekat rak snack dan mereka kembali ribut memilih snack yang mana Milly akan memakannya.

"Milly lebih suka stik kentang ketimbang chips," El mengambil bungkusan stik kentang lalu ia masukkan ke dalam keranjang di lengan Adit.

"Tidak. Milly lebih sering makan chips," Adit meletakan stik kentang ke raknya kembali. Namun El kembali meletakkannya ke keranjang.

"Tidak, Milly suka ini."

"Tidak El. Aku tahu Milly lebih sering makan chips,"

"Tidak Dit, Milly suka ini!"

"Milly tidak suka!"

"Suka!"

"Tidak!"

"Suka!"

Mereka terus merebut bungkusan stik kentang itu hingga bungkusannya meledak di tangan merrka dan stik kentang itu berserakan di lantai.

Mereka terdiam lalu menatap ke salah seorang pegawai yang tengah memperhatikan mereka dengan tatapan jengah.

Kini mereka keluar dari supermarket itu, dengan satu bungkusan bumbu nasi goreng dan bungkusan plastik yang berisi stik kentang yang telah dibayarkan lalu mereka makan bersama di dalam mobil.

"Kudengar kamu bertemu dengan ibumu belum lama ini,"

El menoleh menatap Adit yang kini sedang menyetir mobilnya. "Kamu dengar dari siapa?"

TEMAN KAKAKKU (NEW VERSION)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang