NEW - 71

14.8K 560 26
                                    

!!Cerita ini sudah TAMAT!!

!!Versi lama dan lengkapnya bisa kamu baca di lapak sebelah. Nama lapaknya sudah kusematkan link di bioku!!

!!21+!!

.

.

.

El hanya bisa terdiam menatap gadis itu sambil mengelus dadanya setelah berkali-kali Milly tak mengacuhkannya.

Milly mendiaminya, sepanjang hari ini.

Ketika sarapan pagi, memutari kota, mengunjungi museum, dan sekarang mereka berhenti untuk beristirahat di restoran terkenal di jalan asia afrika dan masih Milly tak mengacuhkannya.

Bahkan Milly tak menanggapi ucapan El. El mulai tak sanggup membiarkan dirinya seperti patung di mata gadis itu.

"Masih marah?" El memberikan buku menu ke pegawai restoran setelah memesan lalu kembali memberi perhatian ke gadisnya di hadapannya. Namun Milly masih tak mengacuhkannya. Ia memilih melihat ponselnya tanpa peduli El mulai tersulut emosi.

Baik—ini salahnya! El mengakui itu. Pertanyaannya yang terakhir menjadi percakapan terakhir antara mereka berdua setelah malam itu. Milly benar-benar meninggalkan El yang sedang dilandagulana. Dan pada akhirnya ia membereskan dirinya ke kamar mandi.

Milly masih tak mengacuhkannya walau El tak henti mencari perhatian. Sampai makanan mereka datang, Milly menyantapnya dalam diam, lagi dan lagi tanpa menghiraukan El yang mulai menatapnya putus asa.

Milly kesal, marah, bagaimana bisa laki-laki di depannya ini bisa bertanya seperti itu—kamu belum pernah menghisap milik pria lain?—mengingat itu Milly semakin kesal, ia menghentikan makannya dan mengurung dirinya lagi dalam keterdiaman.

Seharusnya perjalanan mereka kali ini dipenuhi kegembiraan dan cinta, tapi kalimat El seakan merusak suasana hatinya, melukai harga dirinya. Milly menghela napas. Ia kembali memutar kalimat pertama di kepala—seharusnya mereka sedang bersenang-senang.

Diam-diam Milly mengamati El yang sedang menyantap makanannya, pria yang memiliki bibir penuh itu sibuk mengunyah makanan. Milly menelan ludahnya ketika pikirannya berkelana tentang bibir itu—begitu menuntut saat sedang sibuk membelai bawahnya. Terasa basah dan panas dalam bersamaan.

Tidak hanya bibir, lidah itu juga bekerja sama membelai Milly hingga Milly sulit bernapas. Pikirannya kosong dan tubuhnya tak henti menegang setiap belaian itu terasa lembut dan begitu manja.

Mengingat kejadian semalam, pipi Milly memerah lagi. Di dalam dirinya ia ingin kembali menikmati bibir penuh itu. Sampai Milly tak kuasa membayangkan bagaimana bibir itu kembali bermain pada miliknya yang mulai berkedut.

"Kalau nggak habis, jangan dipaksa." Tutur El membuyarkan lamunan Milly dalam sekejap, sontak Milly gelagapan menatap pria itu.

"Kamu mau sesuatu?" El yang masih tidak sadar dengan situasi Milly tak ingin menghilangkan kesempatannya setelah Milly menatapnya lagi. Ada sedikit kelegaan melingkupinya walau itu hanya sesaat karena Milly kembali menjaga perhatian darinya.

"Katakan, kamu mau apa?" El berusaha mencari perhatian Milly lagi dan ia berhasil. Milly mendongak dan meletakkan alat makannya di atas meja, menyisakan makanan, kemudian ia menghela napas dan kembali memberi perhatian kepada pria itu.

"Aku mau pulang."

El agak menunduk, menghela napas pasrah, rupanya gadis kecilnya sudah tidak ingin bersenang-senang lagi, bersamanya.

TEMAN KAKAKKU (NEW VERSION)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang