EXT CHAP - 2

25.5K 750 14
                                    

!!Cerita ini sudah TAMAT!!

!!Versi lama dan lengkapnya bisa kamu baca di lapak sebelah. Nama lapaknya sudah kusematkan link di bioku!!

.

.

.

Milly mengintip dibalik pintu. Melihat para tamu mulai berdatangan dengan penampilan terbaik mereka.

Kedua tangan Milly yang terbalut sarung tangan putih bergetar. Gugup. Panas dingin. Tentu saja. Ini adalah hari yang paling terpenting di seumur hidupnya.

Rasanya Milly ingin menangis. Tapi ia tidak bisa. Kalau itu terjadi, make up nya akan luntur dan Milly otomatis akan diomeli oleh MUA--dan tentu kakak iparnya, Karmila.

"Mil, sini! Tunggu dan duduk sini dulu!" Karmila yang baru saja meletakkan Zoya ke stroller meminta Milly untuk duduk di dekatnya. Karmila yakin, perempuan itu sedang gugup.

"Kak Adit ke mana?"

"Masih ngobrol di luar. Tunggu saja di sini."

Milly mulai beranjak dan mengambil tempat di samping Karmila.

"Aku gugup Kak." Sahut Milly.

"I know." Karmila mencari sesuatu yang bisa mengibaskan Milly. Keringat mulai bercucuran di sisi wajah Milly dan Karmila tidak ingin keringat itu melunturkan make up Milly.

Milly memilin jemarinya. Semakin terasa panas dingin ketika sound system mulai terdengar. Acara akan segera dimulai.

"Coba atur napas dulu. Tenangkan dirimu." Arahan Karmila langsung dilakukan Milly. Menghirup udara melalui hidung, lalu mengeluarkannya melalui mulut. Ia terus melakukan itu sampai Adit tiba menjemput Milly. Karmila sibuk mengibaskan angin menggunakan kain tipis yang ia temukan.

"Sudah siap?"

Milly tersentak dari lamunannya. Adit sudah datang menjemput. Acaranya akan dimulai. Milly berdiri kaku, gugupnya masih menguasai.

Adit meraih satu tangan Milly untuk disampirkan ke satu tangannya. Perlahan Adit menepuk tangan Milly, mencoba menenangkannya.

"Jangan terlalu gugup. Ini kan hari pernikahanmu." Gumam Adit pelan. Perlahan, Adit menuntun Milly mengikuti langkahnya.

"Karena ini pernikahanku, aku semakin gugup. Aku ingin menangis." Milly membalas. Ketika langkah mereka sudah dekat dengan Altar, para tamu yang datang menyambut mereka dengan sukacita.

Di ujung sana, sudah ada El. Menanti Milly dan Adit.

Adit mengarahkan kembali untuk melangkah. Milly mengikutinya walau ia sempat tersandung karena keselip kaki sendiri. Beruntung gaun putih yang dikenakannya tidak terlalu panjang. Sehingga Milly mudah membenarkan gaun yang sempat kusut dan perlahan melangkah meski Adit merasa kalau ia seperti sedang membawa robot berjalan.

Lihatlah! Ini acara pernikahannya. Bukan di sebuah upacara bendera di hari kemerdekaan.  

"Aku sedang membawamu ke Altar, bukan ke neraka Mil." Bisik Adit pelan.

"Iya aku tahu. Aku gugup Kak." Milly menyahutnya. Suaranya terdengar serak supaya hanya bisa didengar Adit. "Aku boleh nangis nggak sih, Kak? Mau nangis."

"Nggak boleh menangis. Nanti Karmila marah karena make up mu luntur." Akui Adit.

"Kakak sama saja dengan Kak Karmila. Hanya memikirkan make up ku." Milly mendengus kesal.

TEMAN KAKAKKU (NEW VERSION)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang