!!NEW VERSION!!
!!Cerita ini sudah TAMAT!!
!!Versi lama dan lengkapnya bisa kamu baca di lapak sebelah. Nama lapaknya sudah kusematkan link di bioku!!
.
.
.
Milly hanya bisa meringkuk di atas tempat tidur dan menangis di sana.
Tak ada yang bisa ia katakan setelah ia mendengar semua pembicaraan Adit dan Karmila di halaman selain melengos pergi dan segera mengurung diri ke kamar. Milly tidak menghiraukan teriakan Adit hingga suara bantingan pintu menjadi petanda bahwa Adit menghentikan teriakannya.
Setiap kata, kalimat, dan semua ucapan Adit memenuhi isi kepala Milly membuat kepalanya pusing dan menyesakkan dadanya.
Awalnya Milly ingin menuntut penjelasan, lalu ia mencerna semua yang dikatakan Adit, tanpa terkecuali, ada beberapa poin yang Milly tangkap dan ia pahami—jika semua sifat dan kelakuan El padanya hanyalah siasat dalam sebuah perjanjian yang telah mereka lakukan selama ini dan tanpa sepengetahuannya—kebenaran itu seakan menusuk dadanya hingga dalam tangisannya Milly sulit bernapas.
Ketukan pintu dan suara serak Adit dibalik pintu terdengar memanggil Milly. Beberapa kali Adit mengetuk pintu, meminta Milly untuk membukakan pintunya. Adit berteriak dibalik pintu itu ingin menjelaskan semuanya, namun Milly tidak ingin beranjak dari tempat tidurnya. Ia hanya memandangi pintu kokoh itu dengan harapan Adit segera menghentikan kegiatannya dan ia bisa kembali menangisi dirinya sendiri.
Milly mencoba untuk tidak marah pada Adit. Tapi kenyataan yang dilakukan Adit padanya cukup membuatnya merasa... Kecewa.
Meski Milly sudah dengar apa tujuan Adit melakukan itu semua, tapi ia tidak paham dengan tujuan tersebut. Tidak ingin melihat Milly tersakiti? Mendengar alasan itu justru Milly merasa tersakiti sekarang. Ia seperti objek bodoh yang terjebak dalam permainan dua pria itu.
Ia kembali melanjutkan tangisannya ketika Adit sudah tidak lagi mengetuk pintu. Milly mendengar suara Karmila untuk meminta Adit berhenti dan membiarkan Milly di dalam kamarnya.
Dalam hati Milly tidak berterima kasih kepada Karmila karena berhasil menarik Adit untuk pergi, secara tidak langsung ia pun juga kecewa dengannya karena ia juga sudah mengetahui rencana Adit kepadanya selama ini. Rencana tersebut merusak penilaian Milly terhadap siapapun; Adit, El, hingga Karmila, Edwin dan Wayu. Milly yakin mereka sudah tahu—hanya Milly yang tidak tahu karena sialnya dialah objek dalam permainan yang sengaja dibuat oleh kakaknya sendiri.
Milly kembali meratapi kesedihannya dan ia menarik selimut tebalnya untuk kembali menangis.
*****
El tidak bisa menghitung lagi sudah berapa kali ia menghembuskan napas. Tujuannya kini hanya satu—meminta Risma untuk berhenti datang dan menghentikan semua ini.
Seorang staf menghubungi El untuk menemui Risma di bawah. Staf mengatakan jika El tidak turun, maka Risma nekat naik ke kamar apartemen El.
Dengan terpaksa El keluar dari apartemennya sambil El memikirkan cara yang paling ampuh karena mengusir sudah tidak bisa ia jadikan sebagai senjata—ia melangkah memasuki lift, menekan tombol menuju ground floor lalu pintu lift terbuka menyuguhkan suasana lobby apartemen yang tampak sepi.
Baru saja ia keluar dari lift, Risma yang baru saja berdiri dari kursinya di ujung lobby sambil menenteng rantang makanan. Dengan pakaian terusan selutut berwarna coklat muda, Risma melangkah dengan tenang walau ia kembali gugup menghampiri anak semata wayangnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
TEMAN KAKAKKU (NEW VERSION)
Romance!!NEW VERSION!! !!OLD-VERSION BISA DIBACA DI MANGATOON/NOVELTOON!! !!LINK DI BIO!! Milly hanya bisa memendam perasaannya terhadap seorang pria tampan yang merupakan teman kakaknya sendiri. Pria itu dingin, sulit digapai. Pria yang irit bicara, dan h...