NEW - 28

25.7K 1.4K 5
                                    

!!NEW VERSION!!

!!Cerita ini sudah TAMAT!!

!!Versi lama dan lengkapnya bisa kamu baca di lapak sebelah. Nama lapaknya sudah kusematkan link di bio-ku!!

.
.
.

Milly mengerjap setelah ia sadar kalau ia terlalu lama menatap El dengan wajah tersipu. El hanya tersenyum lalu ia bangkit mengambil minuman dan kudapan untuk Milly.

Milly menyentuh dadanya yang bergetar karena detak jantungnya. Bahaya—Milly tidak bisa berlama-lama bersama pria dingin itu.

Tunggu—Milly sadar sesuatu. Setelah sekian lama Milly menganguminya, sejak mereka di Bali El tidak terlihat tidak menghiraukannya—justru pria itu seakan mencari cara untuk menarik perhatian Milly.

Beberapa pesan singkat berisi gombalan El untuk Milly, kemudian genggamaan tangan pria itu saat mereka di pesawat, memukul Raf—pria asing berkulit putih yang Milly temui di Finns Club, lalu pertengkaran mereka di Bali untuk pertama kalinya, juga kata-kata manis yang kini sering El lontarkan kepadanya—bee, honey, sweety, manis, dan sekarang my boo—Milly sudah tidak bisa menghitung lagi perubahan pria dingin itu yang mendadak berubah menjadi sosok yang menyebalkan.

Ah—jangan lupa rangkulan tangannya di hadapan teman-temannya dan ia menyebut dirinya mine.

"Apa Kak El sedang sakit?" Pertanyaan konyol Milly langsung dijawab dengan gelengan kepala. Pria itu tampak baik-baik saja. Jauh dari kata sakit. Buktinya pria itu sedang tertawa lepas di ujung sana bersama teman-temannya.

Mengalihkan pikirannya agar tidak memikirkan pria itu terus, padangannya berpindah mengitari area ruangan. Acara reuni yang digelar ini tidak terlihat seperti acara reuni. Di sana Milly melihatnya seperti acara kumpul biasa. Hanya saja penampilan mereka terlihat glamor dan mewah—para pria mengenakan jas sedangkan para wanita mengenakan dress malam atau semi formal namun tetap terlihat elegan.

Entahlah—Milly sendiri tidak tahu bagaimana seharusnya acara reuni itu diselenggarakan karena gadis itu belum pernah mengadiri acara reuni sekolah sebelumnya.

"Hi.."

Milly menoleh disaat seseorang mendekatinya. Ia pria berdasi kupu-kupu itu. Pria itu duduk setelah Milly mengijinkannya—walau gadis itu ragu.

"I'm Anton, by the way." Ia merapihkan jas yang membalut tubuhnya. "Apa kamu menikmati acaranya?"

Milly hanya mengangguk lalu mereka sama-sama terdiam sesaat.

Sementara El tertawa bersama teman sekolahnya—mereka sedang membicarakan dimana mereka dihukum di ruangan kepala sekolah saat itu setelah mereka mencoret dinding halaman sekolah. Kenakalan mereka pada saat itu begitu membekas di ingatan mereka hingga sampai saat ini.

"Katanya kau datang dengan Silvia, kenapa Silvia bisa bersama Wilson?" teman El menunjuk ke arah dimana ada Silvia bersama seorang pria yang bernama Wilson.

"Aku hanya menjemputnya tadi di depan, katanya ia malu masuk sendirian ke gedung jadi aku menemaninya." Terang El.

"Kupikir kau akan berakhir dengan Silvia. Apa kau ingat saat itu? Kupikir sampai saat ini ia akan tetap menjadi secret admiremu sejak dulu." El tersenyum, ia tahu akan hal itu. Tapi ia tersenyum bukan karena senang mendengar itu, momen dimana El tahu bahwa cara beberapa teman Silvia mengungkapkan perasaan Silvia padanya mengingatkannya lagi.

"Jadi kau datang ke sini bersama siapa?"

Kini El tersenyum bangga, "Aku datang bersama..." senyuman El lenyap ketika pandangannya menatap Milly bersama pria berdasi kupu-kupu bernama Anton.

TEMAN KAKAKKU (NEW VERSION)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang