Part 51 'Haruskah?'

521 110 60
                                    

Hai hai.... Mpus back
.
.
.

Happy reading all

Derap langkah dengan terburu, terdengar begitu cepat tanpa mempedulikan apapun. Opa El dan istrinya tiba di depan ruang NICU. dan melihat Sinka yang berdiri di depan pintu melihat Kinal dari kaca kecil yang terdapat pada pintu. "nak"

Sinka berbalik tanpa berkata apa-apa ia memeluk oma Nisa. Tangisnya yang sudah mereda, kini kembali pecah. Rasa ketakutannya begitu besar, dan hal itu pula dirasakan oleh kakek dan nenek nya Kinal. Opa El melangkah untuk melihat kondisi Kinal, raut khawatiran nya semakin bertambah. Melihat banyak sekali alat-aat yang terpasang pada tubuh Kinal.

Dan beberapa perban pun tak kalah untuk menghiasi tubuh Kinal. Dokter mengatakan jika Kinal mengalami koma, luka bagian kepalanya yang paling parah. Dokter yang menangani Kinal, cukup terkejut. Karena Kinal masih bisa bertahan.

Karena sering kali korban yang mengalami luka parah seperti Kinal tak dapat bertahan lama. Atau dengan kata lain meninggal di tempat.

Setidaknya Elyas dan Nisa sedikit lega, karena cucunya mampu bertahan. "terimakasih nak, kau mau bertahan, berjuanglah untuk opa, oma dan juga Sinka"

Seorang suster mendatangi mereka, dan mengatakan jika sekarang jam besok pasien, dan memperbolehkan untuk masuk kedalam ruangan. Dengan syarat hanya satu orang, itupub dengan memakai pakaian steril terlebih dulu. Dan yang pertama masuk adalah Sinka, hal itu memang opa Elyas yang menyuruhnya.

Sinka memasuki ruangan Kinal, ia mendekat dan menggemgam tangan kiri Kinal yang memang tidak di perban.

"jangan pergi Kinal, jangan tinggalkan aku"

Airmatanya kembali mengalir, namun kali ini Sinka menahannya gar tidak tersisa di depan Kinal. Lalu Sinka menundukkan kepalanya, berisik di telinganya. "karena aku mencintaimu"

Dengan sangat pelan dan hati-hati Sinka mencium kening Kinal yang terhalang perban. Setelahnya ia keluar untuk berganti dengan kakek dan nenek Kinal.

***

PYAAAARRRRR.....

Dengan tiba-tiba gelas yang berada di atas nakas samping bangsal Veranda terjatuh. Membuat Lelo dan Lyra yang hampir terlelap, kaget.

"Kenapa gelas nya tiba-tiba jatuh?" tanya Leo pada sang istri.

"Mami juga gak tau, tapi perasaan mami gak enak" Lyra terdiam, memikirkan sesuatu.

"Kinal" uncap Ve lirih.

Leo yang ikut terdiam , terperanjat seketika mendengar lenguhan Veranda.

"Nak" panggilnya penuh harap.

"Ki-nal"

Seketika Leo langsung menekan tombol untuk memanggil perawat. mendengar suara Ve, Lyra langsung menghampiri anaknya. Dan bersyukur Veranda bisa sadar dengan cepat dari koma nya. Ya, Ve di vonis koma karena tidak sadar dalam kurun aktu lima jam. Membuat Lyra dan Leo pun pasrah pada keadaan.

Tapi Tuhan berkata lain tak sampai 24 jam, Ve sadar.

Dokter dan suster memeriksa keadaan Veranda, dan mengatakan keaadaanya mulai stabil. Kabar baik yang sangat ditunggu oleh keluarganya. tapi sejak bangun dari koma Ve terlihat diam saja. Bahkan saat diperiksa dokter pun Ve tak beraksi apapun. Ia hanya menatap kedepan.

"Sayang kamu kenapa?" tanya Lyra.

Tiba-tiba air mata Ve mengalir begitu saja membuat semua keluarganya yang berada disana semakin cemas. "Mi, aku ingin ketemu Kinal"

Levirate (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang