Part 63 'Miss Conveyed'

328 75 28
                                    

Selamat sore....

Happy reading...

Warning typo 🙄

_______________________________________________________

Sinka kini sedang duduk balkon kamarnya menikmati pagi sembari membaca panduan parenting ditemani secangkir teh dan kue kering. Empat bulan berlalu, Kini kandungan Sinka sudah berusia tujuh bulan. Dan hari ini adalah jadwal cek UP rutin. Menunggu Dave yang akan pulang saat jam makan siang, untuk pergi ke dokter.

Apakah semua berjalan dengan baik? Selama 4 bulan ini? Jawaban nya tidak. Meski Dave masih bersikap seperti biasa, namun Sinka merasa adanya perubahan pada Dave. Ya tepatnya sejak seminggu sesudah kepulangan Veranda ke Indonesia. Suaminya berubah, meski Dave berusaha menyembunyikan nya. Namun tetap saja sebagai seorang wanita, Sinka menyadari nya.

Dan ia diam bukan berarti Sinka tak memikirkan, setiap ia sendiri atau bekerja. Tak ayal rasa takut menghantuinya. Ketakutan akan terpisah dari Dave. Jika hal itu terjadi apa yang harus Sinka lakukan? Mempertahankan Dave? bisa saja namun bayang wajah gadis kecil putri kandung Kinal selalu terlintas di benak Sinka.

Mungkin jika Kinal tak memiliki anak, ia bisa dengan egois mempertahankan nya. Tapi jika berususan soal anak, Sinka lemah.

Sempat terpikir untuk Sinka mengalah, namun ia juga memikirkan nasib calon bayi nya.

"Sayang"

Sinka yang sedang memejamkan mata, langsung menoleh kearah suara.

"pantas ya aku cari-cari gak ada suara, taunya kamu disini. Sedang apa?" tanya Dave yang kini ikut duduk di samping Sinka.

Sinka tersenyum, "Menunggu kamu sambil minum teh, dan membaca"

Dave mengangguk paham.

"Yaudah mau langsung berangkat?"

"Kamu gak mau makan dulu memang nya?" tanya Sinka seraya bangkit mengikuti Kinal kedalam kamar, ia akan mengambil kardigan untuk di pakai.

"Nanti saja pulang dari dokter, sudah lama juga tidak makan di luar"

Sinka mengangguk, lalu mereka pun pergi.

**

  

Kini sudah waktunya Dave untuk pergi ke kantor arsitek miliknya. Sementara pekerjaan lain sebagai head Chef hanya akan di lakukan dua hari yaitu kamis dan jumat saja. Karena sekarang Dave lebih fokus di bidang arsitek.

Dave tiba di kantornya, yang terbilang masih kecil. Bahkan hanya ada dua lantai. Dan mempunyai karyawan tak lebih dari 50 orang.

Dave duduk di meja kebesaran nya. Lalu meletakkan foto usg, calon bayi nya.

Lalu Dave bersandar, mengurut pangkal hidung nya ia merasa pusing. Selama 4 bulan ini kualitas tidurnya memburuk, bukan karena insomnia atau sakitnya. Melainkan ia sering kali bermimpi aneh.

Setiap mimpi nya, Dave seolah seperti aktor yang sedang berperan. Ia bingung, di mimpinya ia seorang suami dan mempunyai anak laki-laki yang memanggil nya Daddy, di tambah orangtua lengkap. Dan seorang istri namun bukan Sinka.

Wajahnya tak pernah jelas terlihat. Namun suaranya Dave merasa tak asing. Dan istri dalam mimpinya memanggilnya dirinya dengan sebutan Kinal.

Bahkan setiap terbangun dari mimpinya, hati nya terasa sesak dan merindu. Dave sendiri merasa heran mengapa ia bisa bermimpi sperti itu. Dan ia lalui selama empat bulan ini dan semakin kesini mimpinya seperti nyata. Bahkan bertambah dengan adanya anak perempuan yang menjadi putrinya.

Levirate (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang