part 23 'Begining'

1.6K 205 61
                                    

"Ini pak, semua yang bapak butuhkan sudah saya sediakan"

"Terimakasih Shan"

Shania tersenyum sopan, namun ia tak kunjung pergi. Sebagai sekretaris Kinal, Shania sedikit ingin tahu apa yang membuat belakangan ini bos nya itu lebih sering lembur dan menginap di Kantor. Sudah empat hari belakangan ini bos nya itu lembur sampai menginap di kantor. Namun Shania tak berani bertanya, karena ia memang segan pada Kinal. Tidak seperti Deva yang ramah dan eazy going.

Bukan berati Kinal atasan yang angkuh, hanya saja sikap tertutup dan pendiamnya itu, yang membuat Shania maupun karyawan lainya segan untuk bertanya diluar hal pekerjaan. Walau dirinya menjabat sebagai sekretaris pribadi Kinal, tak serta merta ia bisa bersikap 'akrab' seperti sekretaris biasanya. Semua karena karakter Kinal yang seperti itu.

"Ehm.. Ada yang mau kamu tanya kan ?"

Shania terkejut dan gelagapan karena pertanyaan tiba-tiba dari Kinal.

"Ma-maaf pak, saya tidak bermaksud"

Kinal hanya mengangguk dan kembali fokus pada pekerjaannya. Shania pun langsung keluar dari ruangan atasanya itu.

Jam menunjukkan pukul enam sore, kali ini Kinal tidak mengambil lembur. Karena janji temu dengan Melody, dan Kinal pun memutuskan untuk langsung datang ke cafe yang di janjikan dirinya untuk bertemu Melody.

Setibanya di cafe Kinal memilih tempat di lantai dua outdoor, spot favorit nya jika ia datang ke resto, cafe dan sebagainya. Sebenarnya Kinal datang terlalu awal dari jam yang di tentukan. Dan Kinal harus menunggu dua jam ke depan untuk menunggu Melody.

Dan untuk membunuh waktu, Kinal mengeluarkan ponsel nya untuk men-chat Sinka. Karena sudah 3 hari ini ia tidak berkabar dengan Sinka, biasanya setiap hari Kinal pasti menghubungi Sinka. Entah itu melalui chat, telpon, atau skype. Berbagi kabar dan saling bercerita satu sama lain nya.

Tak terasa waktu yang Kinal habiskan dengan ber- chat ria dengan Sinka. Melody pun tiba yang terlambat setengah jam.

Kinal langsung menyudahi chatting nya dengan Sinka.

"Sorry aku telat banget, tadi mendadak  ada operasi karena menggantikan dokter yang berhalangan" menggeser kursi dan duduk di hadapan Kinal.

"Tidak apa kak, santai saja"

"Maaf juga minta ganti tempat, biar sekalian dinner juga"

Kinal hanya mengangguk, tanpa mengeluarkan suara.

Di tengah makan mereka berlangsung, Kinal membuka pembicaraan. Karena rasa penasaran nya pada hal yang akan di sampaikan Melody.

"Sebetulnya apa yang ingin kak Melody sampaikan ?"

Melody menelan makanan yang ada di dalam mulutnya, lalu meminum jus miliknya. "Sebelumnya boleh aku bertanya ?" ujar Melody

Kinal mengangguk.

"Bagaimana hubungan antara kamu dan Veranda ?"

Kinal menghentikan suapan nya "maksud kakak ? Hubungan kami baik-baik saja" Kinal menjawab dengan mimik wajah biasa, sama sekali tidak terlihat seperti orang yang mengalami masalah.

Melody terdiam sejenak, lalu tangan nya mengambil flash disk dari dalam tas tangan miliknya. "Maaf kalau kamu merasa aku ikut campur, aku tak bermaksud. Aku hanya mau memberikan ini"

Dengan dari berkerut Kinal mengambil flash disk dari Melody. "Untuk apa ini kak ?"

"Disitu berisi video yang di buat Deva tiga hari sebelum Deva meninggal, dia meminta aku untuk merekam dirinya. Dan memberikan nya kepada kamu"

Levirate (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang