Part 60 'Unexpected Situations'

375 81 33
                                    

Dalam kehidupan kita akan menemukan dua hal yang bertolak belakang, mungkin dan tidak mungkin. Dan kita sebagai manusia tidak lepas dari kedua hal itu. Lalu jika seseorang mengalami hal yang tidak mungkin kebanyakan orang lain menyebutnya sebagai keajaiban atau kebetulan.

Seperti yang dialami oleh Veranda. Ia benar-benar masih tidak percaya dengan apa yang dilihat oleh mata kepalanya sendiri. Saat tersadar dari pingsan, Ve merasa seperti sedang bermimpi. Tapi saat sosok pria yang ia kenal dengan nama Kinal itu nyata, Ve tidak tahu apa yang harus dilakukan. Semuanya terlalu mengejutkan, Ve bahkan tidak mempunyai persiapan atau hal apapun yang dapat ia lakukan.

Kematian Kinal selama ini apa?

Apa mungkin?

Ah tapi jika rekayasa, aku ingat betul saat terakhir kali memeluk tubuh kaku Kinal. Itu memang benar sudah dingin tak bernyawa. Bahkan aku hadir di pemakaman nya. Ya Tuhan aku tak mengerti, satu sisi aku senang, tapi di sisi lain aku masih tak percaya. Dan lagi Sinka? Apa hubungan mereka semua?

Ve tak sepenuhnya pingsan, ia hanya Shock berat. Sampai-sampai tubuhnya melemas tak mampu menahan bobot tubuhnya sendiri. Seluruh pikiran dan otaknya blank. Ve memijat pelipis nya, ia berada di kamar tamu rumah Elyas. Ia ingat saat dirinya ambruk. Adiknya Gracia datang, sedikit terjadi perdebatan kecil hingga Elyas menyuruh untuk keluarga Ve menginap di rumah nya.

Yang membawa Ve ke kamar adalah Shandi, Ve hanya diam tak merespon apapun. Ve hanya berucap bahwa ia ingin sendiri di kamar, maka dari itu kedua anaknya tidur bersama Gracia dan Shandi.

Bahkan hari sudah pagi, namun Ve masih diam seperti orang linglung. Bahkan semalaman ia tidak tidur. Mana mungkin ia bisa tidur dengan mudah setelah kejadian hal yang membuat dirinya kaget.

Dan ketukan di kamarnya pun tak ia gubris sama sekali. Hingga akhirnya si pengetuk pintu pun memutuskan untuk masuk tanpa jawaban dari Ve.

Oma Nisa masuk membawa teh hangat, sedari dini hari tadi ia tidak bisa tidur nyenyak. Bukan hanya dirinya tetapi sang suami pun sama halnya. Bahkan Nisa yakin semua orang dewasa yang berada dirumah nya tidak bisa menikmati tidurnya.

"Nak Ve" panggil nya, tak mendapat respon apapun dari Veranda.

Nisa memperhatikan raut wajah cucu menantu nya, hanya tatapan kosong ke depan. Bahkan sentuhan tangannya di pundak Veranda hanya mendapat lirikan kilas dari Ve. Selebihnya Ve kembali acuh menatap ke depan.

Nisa khawatir melihat keadaan Veranda. Yang seperti mayat hidup. Ia pun buru-buru keluar dari kamar Ve untuk menemui suaminya.

.
.

Kini di ruang keluarga, itu sudah berkumpul. Elyas, Nisa, Gracia, Shandi. Di susul oleh Dave dan Sinka yang baru turun dari tangga.

Gracia menatap lekat pada mereka berdua. Lalu pandangan Gracia jatuh pada perut Sinka yang sudah membuncit. Berbagai pertanyaan kini bermunculan di otaknya.

Sementara Elyas, pria tua itu tampak tegang dan bingung , ia tak menyangka kejadian ini akan terjadi dengan cepat. Namun meski begitu, Elyas lebih memilih untuk mengatakan semuanya secara jujur. Tapi memikirkan bagaimana dampaknya nanti, ia juga takut. Apalagi Sinka yang juga cucu menantu nya kini sedang hamil. Elyas memijit pangkal hidung nya, ia bingung harus bagaimana.

Levirate (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang