Kemacetan di hari senin seperti ini, adalah hal yang paling tidak disukai Veranda. Bagaimana tidak? seluruh jalan sangat padat oleh berbagai macam kendaraan. Dan sudah tiga jam wanita cantik itu terjebak dijalan yang benar-benar stuck. Dah hal ini yang akhirnya membuat Veranda nekad mengambil jalan tikus untuk membantunya keluar dari kemacetan.
Namun naas, ketika berhasil masuk jalan-jalan tikus yang cukup Veranda hapal. Tiba- tiba saja ban mobilnya mengalami kebocoran, mungkin dikarenakan keadaan jalan yang kurang mulus dan banyak kerikil yang terkelupas dari aspal, dan tak menutup kemungkinan banyak paku atau benda tajam lainya. Sehingga membuat ban nya bocor.
Veranda turun, untuk mengecek keadaan ban nya. Entah ini hari sialnya atau bukan, yang jelas Veranda benar-benar kesal ditambah rasa capek yang didera tubuhnya. Bukan hanya satu, melainkan dua ban sekaligus yang bocor.
Veranda mengusap wajahnya frustasi, ia melihat keadaan sekeliling cukup sepi. Terlebih sekarang sudah pukul 7 malam. Memang rute jalan tikus ini memiliki beberapa tempat yang sepi. Ve yang hanya seorang wanita tentu merasa takut, ia kembali memasuki mobilnya.
Mencoba menghubungi bengkel langgananya dan menghubungi keluarganya, mungkin beda halnya jika Deva tidak sedang berada di luar kota. Ve tentu tak akan pulang sendirian dan mengalami masalah seperti ini.
Baru saja ia selesai menelepon bengkel, ponselnya langsung berdering menandakan panggilan masuk. Yang berasal dari telpon rumah.
"Halo? Ve, kamu dimana? Kok belum sampai?"
"Iya Ma, aku lag-......... Tut... Tut... Tut... "
Ucapanya terpotong karena ponselnya mati akibat lowbatt. Veranda kembali menghela nafas kesal. Bagaimana ia bisa meminta bantuan kalau ponselnya mati seperti ini. Tak mungkin ia pulang berjalan kaki, mengharapkan kendaraan umum pun hanya sedikit kemungkinan. Karena jarang-jarang angkutan umum atau taksi lewat.
Didalam mobil Ve menundukan kepalanya pada stir mobil, pasrah akan keadaan. Namum samar-samar telinganya mendengar raungan suara motor yang terdengar keras. Ve tak berpikir dua kali, untuk keselamatan nya, ia nekad untuk turun dan menghentikan pengendara motor itu dengan harapan ia tak salah meminta bantuan. Ia tak berpikir bagaimana jika pengendara motor itu orang jahat atau salah satu geng motor, pikiranya hanya untuk bagaimana ia bisa pulang.
Pengendara motor yang menggunakan helm full face itu memacu motor sport nya dalam keadaan kencang. Dan dengan tiba-tiba Veranda berlari ke tengah jalan sambil merentangkan tanganya.
Pengendara motor itupun dengan kaget dan reflek berusaha menghentikan motornya, suara decitan ban motornya bergesekan dengan aspal. Pengendara motor itu langsung membelokan stang motornya membuat motornya berhenti dengan sedikit berputar.
"Shit... Itu orang nyari mati apa? "
Maki si pengendara motor saat motornya berhenti.
Ve masih berdiri dengan keadaan menutup matanya, ia sedikit mengigit bibirnya karena ia takut.
Pria itu membuka helm nya dan turun untuk menghampiri wanita gila yang hampir membuatnya celaka, tentunya dengan emosi yang sedikit memuncak.
"Hei apa kamu sengaja ca-"
Makian dan langkahnya terhenti saat jaraknya hanya tinggal selangkah, bertepatan dengan itu Ve membuka matanya.
"D-Davi ?" dengan refleksnya Ve menghambur memeluk Kinal tanpa sadar, terkejut dan bercampur lega karena tak sia-sia dengan aksinya yang nekad seperti tadi.
Kinal yang sempat terdiam karena terkejut. Tersadar, ia melepaskan pelukan Veranda dengan cepat. Membuat Ve juga tersadar atas perbuatan refleksnya memeluk Kinal.
KAMU SEDANG MEMBACA
Levirate (END)
Fanfiction(Venal area) Warning Awas BAPER !!!! [Private acak] 😼 (25 oktober 2016) BxG Ketika Cinta sejati hadir menjelma Cinta yang baru, menawar hati yang sudah tertutup mati. "Hati dan Cintaku sudah mati , tapi Kenapa dengan perlahan namun pasti kamu...