Part 65 'perselisihan'

290 72 20
                                    

Warning typo






 

Siang ini Veranda sedang berbahagia, karena ia baru saja mendapat ajakan makan siang dari Dave. Saat ini Ve sedang dijalan menjemput kedua anakanya, tentu saja mereka berdua tampak senang. Terhitung dua minggu sejak ia mendeklarasikan pertemanan pada Dave, Tuhan seperti nya sedang memberi jalan. Karena dua hari setelah mereka kembali bertemu tak sengaja, hingga berakhir saling bertukar nomor ponsel. Dari situ lah awal mula hubungan keduanya semakin akrab.

Terhitung sudah satu bulan lebih Ve tinggal di LA, selama itupula ia tidak mengunjungi kediaman Elyas. Bukan tak ingin, melainkan ia takut jika nanti mereka tau Ve dan kedua anaknya tinggal disini. Mereka malah menjauhkan Dave darinya.

Veranda, Denzel dan Luna. Tiba di resto ia pun meliarkan pandangannya mencari meja yang sudah di tempati oleh Dave. Dan ternyata Dave sedang melambai kearahnya.

"Maaf menunggu lama" ujar Ve.

"Tidak apa-apa, Halo Denzel, halo Luna apakabar?"

"Halo om, kita baik, om bagaimana?"

Mereka pun duduk dan memilih menu, sedang Dave ia memilih mengajak biacara Denzel dan Luna. Karena ia sudah memesan.

Berbincang apapun sambil menikmati makan siang, mereka berempat terlihat seperti keluarga bahagia yang menikmati Quality time. Apalagi celoteh lucu dari si crewet Aluna, yang tak ayal selalu membuat Dave tertawa.

Tak lama ada seorang pelayan memberikan paper bag pada Dave.

"Oh iya om hampir lupa, ini om punya cake buat Luna dan Denzel"

"Wah makasih om, mami Luna mau coba"

Dave terkekeh dengan reaksi heboh Luna, Sedangkan membuka cake berukuran kecil yang memang dari bentuknya sangat menarik untuk anak-anak. Cake rasa coklat dengan toping stroberi.

"Sedikit aja ya, nanti di rumah boleh makan lagi" ucap Ve pada Aluna. Gadis kecil itu memakan dengan semangat sampai lelehan coklatnya mengotori area mulut.

Dave lagi-lagi tertawa geli memerhatikan Luna, "Lho Denzel kok gak ikut coba?" dan Denzel hanya menggelengkan kepalanya sambil tersenyum kecil.

"Denzel punya Alergi coklat yang cukup parah, jadi dia tidak boleh sedikitpun mencicipi coklat" jelas Ve sambil mengusap kepala Denzel.

Sementara Dave terkejut mendengarnya, "Lho om juga alergi coklat, wah kita satu tim nih"

Ve hanya tersenyum, jelas saja ia tahu itu. Masih teringat jelas beberapa tahun lalu ia mengetahui Denzel punya alergi coklat, dan Kinal pun mengatakan hal yang sama.

Setelah selesai mereka pun pulang, sebelumnya Luna meminta ingin foto bersama. Ve sedikit cemas dan  bertanya apakah Dave bersedia, dan mendapat anggukan sebagai jawabannya. Membuat ve tersenyum lega.

Ia pun dengan segera meminta pelayan untuk memfoto mereka dengan ponsel Veranda tentunya.

.

.

Malam tiba kini Ve dan kedua anaknya sudah bersiap untuk tidur.

"Gimana abang sama adek seneng gak?"

Ve bertanya, seperti biasa akan ada obrolan sebelum tidur.

"Seneng banget Mi, walaupun papi belum ingat luna, abang sama mami" ujar Luna sambil memeluk frame foto mereka berempat tadi.

Sesampainya di rumah, gadis itu merengek ingin mencetak fotonya dan menyimpan nya di sebuah bingkai foto. Beruntung komputer milik Shandi lengkap dengan printer canggih kekinian. Sehingga tak perlu repot harus mengunjungi studio foto.

Levirate (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang