part 35

1K 148 48
                                    

"Daahh Daddy... Dah Bunda..." dengan riang Denzel sambil melambai kepada Kinal Dan Ve. Bocah itu memasuki area sekolahnya dengan ditemani salah satu gurunya.

Ve Dan Kinal memastikan sampai Denzel masuk kedalam kelas, setelah itu keduanya pun pergi.

Begitu Tiba di kantor Ve dan Kinal terpisah mereka menuju ruangannya masing-masing.

Shania langsung beranjak Dari mejanya. Begitu melihat Kinal masuk.

"Maaf Pak ada hal penting yang ingin saya sampaikan, Mr.Crist ada kunjungan mendadak ke Indonesia. Dan Sekarang bapak sudah tunggu oleh Bu Sinka dan Mr.Crist di lokasi proyek.

"Mr.Crist Sudah berada di Jakarta ?" Kejut Kinal.

"Betul pak, Bu Sinka mengabari saya subuh Tadi. Katanya beliau Sudah menghubungin bapak Tapi ponsel bapak tidal aktif"

Kinal membenarkan ucapan Shania, ia memang lupa mengisi daya ponselnya. "Baiklah kalau gitu, kita Lansung kesana"

"Baik pak"

.
.

Sudah satu jam Kinal beserta sekretaris Dan juga Crist Dan Sinka mengelilingi gedung yang hampir 90 % rampung. Menjelaskan berbagai ruangan Dan penggunaanya dengan bahasa English yang fasih Dan lugas. Bahkan terlihat kepuasan di wajah Mr. Crist setelah mendengar penuturan Kinal.

"Kau memang selalu bisa diandalkan Dave" Tutur Crist.

"Kau itu berlebihan Mr.Crist , Aku tidak sehebat itu"

"Just Crist oke ? Seperti dengan orang lain saja Kau ini"

"Sudah lah, bagaimana kalau kita makan siang bersama. Hitung-hitung sambil bernostalgia jaman kuliah dulu" ujar Sinka.

"Good idea" sambung Crist.

"Baiklah"

***

Hari yang cukup padat, sepulangnya Kinal Dari makan siang. Ia langsung di sibukan dengan kegiatan kantor yang memang sedang Banyak pekerjaan setelah ditinggal libur. Bahkan Kinal Dan Ve memimpin beberapa meeting yang berbeda.

Berganti malam Ve Dan Kinal baru saja menyelesaikan meeting terakhir yang Kali ini mereka berdua bersama. Kinal melihat arlojinya yang menunjukan pukul tujuh malam.

"Lelah ?" Tanya Kinal.

"Sangat.. Tapi ini sudah tuntutan pekerjaan mau gimana lagi" jawab Ve dengan sedikit meregangkan lehernya yang terasa Kaku.

"Baiklah kalau gitu kita langsung pulang atau Kamu Mau makan malam dulu ?"

"Pulang saja, Tapi ke rumah Mami Dan Papi. Denzel ingin menginap disana. Dan Gracia sudah mengabariku kalau Denzel sudah berada disana"

"Baik lah, Kamu tunggu di loby saja, aku Mau mengambil barangku sekaligus tas mu"

"Eh tidak usah, biar aku saja"

"Tidak ada bantahan Oke ?" Kinal langsung beranjak.

Ve memghebuskan nafas seraya menggelengkan kepalanya dengan senyum kecilnya. Tak lama Kinal kembali, Dan mereka segera memasuki Mobil untuk pergi.

Karena besok weekend keadaan jalanan malam ini sangat ramai, kendaraan pun memenuhi jalanan yang terlihat seperti parkir masal. Alunan musik Klasik menemani perjalan mereka.

Kinal merasakan perutnya perih, Karena memang Ia sudah lapar. Sampai perutnya berbunyi menandakan lapar, hal itu menarik perhatian Veranda yang yang sedang fokus pada ponselnya.

Levirate (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang