Pukul delapan malam aku baru saja tiba dari Surabaya. aku membuka pintu rumah yang tidak dikunci, senyum hangat istriku menyambutku.
Ku daratkan sebuah kecupan hangat dikeningnya lalu membawanya kedalam pelukanku, padahal cuma tiga hari aku berpisah dengannya tapi rinduku sudah seperti bertahun-tahun tidak bertemu.
"Denzel mana? " Aku dan Veranda berjalan bersama menuju kamarku.
"Udah tidur, kecapean kayaknya seharian diajak jalan-jalan sama Bella" aku hanya menganggukan kepalaku.
"Kamu mandi aja dulu,sambil aku hangatin makanan buat kamu" ujarnya setelah menaruh koper yang ku bawa.
Kucekal lengan Veranda dan menariknya. Membuat Ve langsung menghadapku.
"Kangen kamu sayang"
Kupeluk dia dengan erat, lalu ku renggangkan sedikit. Kukecup bibir kecilnya itu dengan lembut, setelah kurasa cukup. Aku melepaskannya dan tersenyum padanya.
Ve membuka matanya dan balik tersenyum. Lalu dia memegang pundaku dan sedikit berjinjit untuk mengecup sekilas bibirku.
"Aku tunggu di meja makan ya"
Aku mengangguk sambil tersenyum, mataku terus melihatnya yang berjalan keluar dari kamar. Terlintas sedikit memoryku tentangnya dulu.
Hemm.. Memikirkannya membuatku menggelengkan kepala, dia wanitaku yang sangat aku cintai dan sayangi. Pembawaannya yang anggun dan tenang mampu menariku jatuh dalam pesona sederhananya dia.
Jessica Veranda, si gadis introvert sekaligus adik kelasku dulu. Aku yang duduk dibangku kelas tiga dan dia dibangku kelas satu, dan pertemuan pertama kali aku dan dia pada saat aku sedang berjalan menuju perpustakaan. Saat itu tiba-tiba dia memanggilku dengan sebutan 'kak' membuatku menghentikan langkahku dan menoleh kearahnya.
Dia menghampiri ku dengan sesuatu ditanganya, aku mengerutkan keningku saat dia memberikanku sebuah saputangan miliku.
"Ini punya kakak kan? " aku mengangguk walau aku masih tak mengerti kenapa saputanganku bisa berada ditanganya. Aku pun mengambilnya, saputangan berwarna hijau muda yang memang tertera nama Kinal's khas keluargaku. Ya saputangan pemberian dari nenek untuk kami. Aku dan kedua adikku.
"Ini aku kembalikan, terimakasih kak" ucapnya dengan sedikit sungkan dan malu-malu.
"Sama-sama tapi-
"Ve...! "
Kulihat gadis depanku menoleh kearah suara yang spertinya temanya, ia pun langsung pergi dari hadapaku. Padahal aku belum sempat berkata, dan kebingunganku semakin bertambah.
"Maaf kak, aku pergi dulu "
Kuangkat bahuku acuh, mungkin dia menemukan saputangan ini terjatuh dan memberikanya padaku. Dan kembali berjalan dengan tujuan awalku, selintas senyuman nya terbayang di otaku.
Aku selalu terkekeh setiap kali aku mengingat moment pertama kali kami bertemu. Ya itulah awal pertemuanku denganya. Yang ternyata berlanjut, dan hingga sekarang kami dapat bersatu.
***
Malam ini adalah perayaan ultah papaku dan sekaligus meryakan kelulusan istriku, Veranda. Awalnya aku ingin membuat pesta kecil-kecilan untuknya, namun kebetulan hari ini tepat hari jadi papa. Jadilah aku menggabungkan dua acara perayaan dalam satu pesta.
Aku bercermin sejenak, memastikan tampilanku. Lalu terakhir kusambar jas sebagai pelengkap penampilan ku.
Setelah selesai kulihat Ve sedang sibuk mengurusi Denzel, memakai pakaian terdiri dari kemeja putih dan celana panjang hitam. Denzel begitu lucu dengan pakaian formal seperti ini, wajah tampannya mengingatkan ku pada Kinal. Ya Denzel ini sangat mirip adiku Kinal waktu kecil, walaupun secara fisik aku dan Kinal mempunyai kemiripan sebagai sudara. Tapi nyatanya putraku lebih menyerupai Kinal.
KAMU SEDANG MEMBACA
Levirate (END)
Fanfiction(Venal area) Warning Awas BAPER !!!! [Private acak] 😼 (25 oktober 2016) BxG Ketika Cinta sejati hadir menjelma Cinta yang baru, menawar hati yang sudah tertutup mati. "Hati dan Cintaku sudah mati , tapi Kenapa dengan perlahan namun pasti kamu...