part 34 'kata hati'

1.5K 159 55
                                    


"Daddy !"

Denzel berlari dari dalam rumah. Kinal yang berada di dekat mobil langsung menyambutnya dengan tangan yang siap menangkap dan menggendongnya.

Di susul Veranda yang membawa jaket milik Denzel. Menghampiri Kinal.

"Sudah semua kan ? Gak ada yang ketinggalan ?" tanya Kinal. Ve menjawabnya dengan gelengan disertai senyuman cantiknya.

Tak lama Bella dan kedua orangtuanya juga menyusul. Bella terlihat paling semangat, "ayo kak, kita let's go" ucapnya membuat semua yang berada disana tertawa.

"Yuk" balas Ve.

Hari ini yang kebetulan long weekend, di buat Kinal untuk liburan keluarga selama 4 hari. Awalnya ide liburan ini atas usulan Bella, yang langsung di setujui sang Mama saat pertama kali Kinal membicarakannya. Dan Bali menjadi pilihan keluarga Prawira ini. Rencananya mereka akan menginap di salah satu Villa & resort mewah di kawasan Ubud-Bali.

Semua yang di lalui Kinal dua bulan ini sejak kecelakaan yang dialami mamanya, berjalan begitu sempurna. Kinal seperti terlahir dalam keluarga baru yang harmonis, bukan hanya itu hubungannya dengan Veranda pun semakin baik dan dekat. Mungkin bisa dikatakan suatu kebetulan atau petaka membawa mukzizat. Seolah apa yang di alami Kinal saat ini adalah anugrah dari Tuhan, kebahagiaan yang sempurna. Ya bisa dikatakan seperti itu.

Tapi-

Dibalik semua itu, tersimpan ketakutan yang begitu besar. Seperti bayangan yang selalu mengikuti kemanapun kita melangkah, begitu pula yang di rasakan Kinal. Tinggal menunggu waktunya tiba. Dan semua mimpi indah ini akan berakhir begitu saja. Kinal akan kembali menjadi Kinal si anak malang yang tak pernah dianggap dan dihargai.

Namun mimpi indah ini terlalu menghanyutkan, hingga mampu membuat Kinal terbuai nyaman di dalam nya. Dan melupakan 'ketakutannya' yang seperti alarm dalam dirinya untuk menyadarkannya.

Kinal terlena.

Walaupun dirinya dalam identitas Deva.

Kinal yang berdiam diri di balkon, matanya menatap ke bawah.  Denzel dan Bella sedang berenang, di kolam air hangat. Ditemani Mama Neni dan Papa Rifat.

"Kenapa diam disini ?"

Ve yang kebetulan, mau mengambil handuk untuk Denzel terhenti melihat Kinal yang berdiam diri.

Kinal menatap sekilas pada Ve yang ikut berdiri di sampingnya. "Aku hanya sedang bersyukur pada Tuhan" jawab Kinal. Ve mengikuti arah pandang Kinal, melihat mertuanya tersenyum hangat penuh suka cita. Terutama ibu mertuanya, berbading terbalik dengan beberapa bulan sebelumnya. Yang terundung kesedihan dan amarah.

Lalu matanya beralih menatap wajah samping Kinal yang juga sedang tersenyum, dan menular kepadanya. Dalam dua bulan ini Ve juga dapat melihat Kinal yang seolah terlepas dari luka dan kesedihan, semua terlihat ketika ia menatap mata Kinal yang selalu memancarkan aura kebahagiaan.

"Ayo kita ke bawah" ujar Kinal.

Sontak Ve yang sedang melamun terkejut, ditambah Kinal menggenggam tanganya. Yang selalu mampu memberikan aliran listrik yang merambat melalui pembuluh darah nya yang menghasilkan getaran di hati, serta jantungnya yang berdetak lembut. Dan Veranda selalu menyukainya entah sejak kapan, ia pun tak tahu. Yang jelas setiap bersitatap atau bersentuhan langsung dengan Kinal, selalu seperti ini. Hatinya bahagia.

Kinal sibuk mempersiapkan peralatan untuk barbeque. Dibantu satu orang pesuruh Resort yang di tempati Kinal dan keluarga. Bella dan Veranda menyiapkan meja yang akan digunakan.

Levirate (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang