part 24 'thinking of you'

1.5K 205 25
                                    

Vernada menyerah ia menyandarkan punggungnya seraya tanganya memijat kening. Ve tidak bisa fokus pada pekerjaan nya, Kejadian malam kemarin benar-benar mengganggu pikiran nya. Bagaimana bisa ia kehilangan kontrol dirinya saat berhadapan dengan Kinal.

"Veranda.. Ve.. Tenang lah, kamu sudah aman bersamaku"

"Aku takut"

"Veranda hentikan, kamu aman Veranda. Ada aku"

Veranda menggelengkan kepalanya, kata-kata dan perlakuan Kinal padanya terus berputar di otaknya. Dan pelukan itu, pelukan yang Kinal lakukan memberikan efek lain pada Veranda. Saat Kinal memeluknya, rasa hangat dan nyaman langsung mengaliri seluruh tubuhnya hingga menyentuh relung hati Veranda.

Ve merasa dirinya pernah mendapatkan pelukan dengan rasa yang sama. Tidak, bukan Deva. Rasanya jelas berbeda dengan pelukan milik Deva.

Lalu siapa ?

Veranda tersadar dari lamunan yang melantur, memejamkan matanya dan kembali menghembus nafas cukup kencang.

Stop , kenapa aku bisa berpikir hal yang tak masuk akal seperti tadi ?

Veranda memijit pangkal hidungnya, lalu berusaha mengembalikan fokus nya lagi. Namun gagal karena kejadian semalam kembali berputar didalam pikiranya, pengakuan Kinal akan perasaan ya benar-benar mengacaukan Veranda. Berkali-kali Veranda meyakinkan dirinya bahwa ia bermimpi, Namun kenyataannya Ve bahkan tidak bisa tidur sama sekali, bagaimana bisa ia bermimpi. Hal itu semakin membuat kepalanya bertambah pusing, Beruntung untuk hari ini dan besok ia tidak bertemu dengan Kinal, yang harus keluar kota untuk menemui client.

Setidaknya, Ve bisa sedikit menenangkan dirinya.

Sore itu Kinal pulang dengan Veranda bersamanya. Selama perjalanan Ve diam, masih dalam keadaan shock nya. Karena lama perjalanan akibat macet Ve sampai tertidur, Kinal bernafas lega melihatnya. Setidaknya ia tidak terlalu cemas karena Ve sudah tenang.

Begitu sampai Kinal langsung membopong Veranda masuk ke kamar. Keadaan rumah kosong karena adik dan orangtuanya sedang mengunjungi kediaman adik dari mamanya yang akan mengadakan pernikahan anaknya, sedangkan Denzel menginap di rumah orangtua Veranda.Pertama kalinya Kinal memasuki kamar Ve dan mendiang kakaknya, langkahnya sempat ragu saat tiba di depan pintu kamar Veranda. Namun Kinal mengenyahkan rasa ragu itu.

Kinal meletakan Veranda dengan sangat hati-hati lalu membuka sepatu heels nya, dan menyelimuti nya sampai sebatas perut. Kinal terdiam memandangi wajah Veranda, tangan nya sangat ingin menyentuh atau sekedar mengusap lembut wajah Veranda, namun Kinal tidak berani dan mengurungkan keinginannya lalu pergi.

Selesai mandi Kinal menuju dapur, perutnya sudah sangat lapar karena Kinal menskip makan siangnya. Kinal duduk sendiri di meja makan, menyantap makanan yang sudah disediakan oleh ART nya. Sesudah makan Kinal membereskan sendiri bekas makan nya, gerakannya terhenti sejenak. Samar-samar terdengar rintihan seseorang, menyadari itu buru-buru Kinal menuju kamar atas.

Veranda bergerak gelisah disertai igauan yang tidak jelas, keringat membasahi wajah dan tubuhnya. tangan Kinal terulur untuk menyentuh kening Veranda, dan cukup terkejut karena rasa panas yang berasal dari tubuh Veranda. Kinal keluar bergerak cepat untuk menyiapkan air hangat dan handuk, dan memanggil bik Yanti untuk meminta bantuan nya.

Sambil memegangi wadah yang terisi air dan handuk, Kinal menunggu tidak sabar di depan pintu kamar Veranda, ia meminta tolong bik Yanti untuk menggantikan pakaian Veranda. Begitu pintu terbuka Kinal langsung masuk.

Levirate (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang