part 16 'My wound' [Ve]

2.1K 215 31
                                    

Apa kalian pernah mengalami rasanya ditinggal kan oleh orang yang kita cintai  ? Sakit bukan ? Masih lebih baik melihat orang yang kita cintai bersama dengan yang lain, setidaknya kita masih bisa melihat dan bertemu. Berbeda dengan ditinggal pergi untuk selamanya, untuk sekedar melihat bahkan berinteraksi pun tidak bisa. Untuk mengetahui keadaanya pun sudah tidak bisa.

Setelah pulang dari pemakaman Deva, aku sempat tak sadarkan diri. Dan ketika aku sadar pun aku kembali menangis, hanya menangis yang bisa kulakukan setiap waktu bahkan setiap harinya. Aku tidak ingin melakukan apapun selain berdiam di kamar dengan ratapan piluku. Saat itu Duniaku sudah hancur.

Merasa bahwa hanya aku yang paling menderita, dan terluka. Sampai-sampai aku sempat dilarikan kerumah sakit, oleh orangtuaku. Karena aku ditemukan tak sadarkan diri ketika pintu kamarku berhasil di dobrak. Karena tidak adanya asupan makanan apapun.

Saat itu aku mengira kalau aku sudah mati, tapi ternyata Tuhan masih memberiku hidup. Seminggu terberat yang aku lalui saat itu. Hingga hari selanjutnya aku lalui seperti mayat hidup, hidup enggan mati pun tak mau.

Hari terus berganti sampai dimana Mami tiba-tiba mendatangi kamarku dan memberitahu kan bahwa aku akan segera menikah dengan Kinal, terang saja aku memprotes dan menolak keras.

Apa-apaan ini, sungguh jika mereka ingin membuat lelucon ini sangat tidak lucu. Bukan kah pada saat itu mereka tidak menyetujui permintaan Deva ? Tapi kenapa sekarang justru berbanding terbalik ? Ini tidak adil, apa hal yang membuat mereka mau mengikuti permintaan Deva yang sangat tidak masuk akal itu. Mami dan Papi terus menerus membujukku dengan alasan Deva sebagai senjata. Seberapa keras aku menolak seberapa keras juga mereka berusaha membujuk ku, apa mereka tak memikirkan bagaimana perasaanku ? Bagaimana terlukanya aku ? Sedihnya aku ? Bukankah sebagai orangtua mereka harusnya menghibur dan menguatkan ku, bukan malah membujuk anaknya menikah kembali, bahkan disaat makam  suaminya belum kering.

Aku benar-benar kesal dan tak mau bicara dengan orangtuaku, hingga di minggu ke empat dia mendatangiku. Ya, dia. Pria bernama Davi Kinal Prawira. Dia datang dengan tujuan yang sama seperti orangtuaku dan mertuaku. Aku pun berlaku sama menolak mentah-mentah permintaan itu.

Aku tau keadaan ini memang rumit, bukan hanya untukmu. Tapi juga bagiku.

Jika bukan karena amanat nya, aku juga tidak ingin berada dalam posisi seperti ini. Mengemban tanggungjawab besar yang diberikan kak Deva untuku.

Aku tidak mau menuruti permintaan itu, dan aku tetap pada pendirianku.

Aku mohon agar kamu mau membantu ku untuk memenuhi janjiku pada kak Deva.

Maaf, aku tid-

Demi kak Deva, jika kamu tetap tidak mau. Lakukan demi kak Deva. Bukan untuku. Atau setidaknya demi Denzel, dia membutuhkan figur seorang ayah.

Baik... Aku mau, tapi dengan beberapa syarat.

Baiklah apapun itu aku akan menurutinya



Levirate (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang