Part 55 'Three Years Later'

418 101 39
                                    

Warning typo



And

Happy reading all


_______________________________________________________





Mempunyai orangtua yang lengkap memang sebuah harta berharga, tidak semua orang memiliki kesempatan seperti itu. Bahkan banyak anak-anak yang tidak beruntung memiliki orang tua utuh, atau mungkin hanya memiliki salah satunya. Dan yang tidak sama sekali.

Di taman yang cukup luas sore hari ini, tampak begitu ramai pengunjung yang sebagian besar, masih dari penghuni komplek. Kebanyakan dari mereka orangtua muda yang membawa anak mereka bermain. Dan beberapa lansia, serta anak-anak remaja tanggung. Salah seorang wanita paruh baya, mengedarkan pandangan nya guna mencari bocah perempuan yang ia tinggal sejenak untuk membeli camilan.

Ah ternyata bocah itu ada di dekat bangku taman, sedang berdiri dengan pandangan ke depan. Wanita tadi berjalan menghampirinya sambil tersenyum.

"Oma cariin ternyata Aluna disini"

Senyum Lyra hilang berganti kerutan dikeningnya, ketika ia berjongkok mendapati cucunya bersedih.

"Luna kenapa kok sedih? ''

Bocah itu langsung memeluk leher sang nenek, menenggelamkan wajahnya di ceruk leher Lyra yang mengusap pelan punggung mungil cucunya. Lalu menggendongnya dan membawa kearah ayunan yang kosong.

Setelah duduk dan mengayunkan ayunan nya, bocah itu merenggangkan pelukan nya. Ia menatap sang nenek dengan matanya yang merah menahan tangis. "oma kenapa Luna gak punya papi? ''

Deg

"Semua teman luna pada punya papi, sedangkan luna sama abang enggak. Luna mau punya papi, biar seperti teman-teman luna, yang punya mami sama papi hiks... Hikss'' airmata nya lolos. Membuat hati Lyra teriris. Usia luna memang baru 3 tahun, namun cucunya ini mewarisi kepintaran orangtuanya. Terutama dari Kinal, maka tak heran jika Aluna sudah bisa berbicara lancar. Dan berpikir diatas rata-rata usianya.

Selama tiga tahun pula cucu perempuannya ini, belum di beritahu perihal ayah kandungnya. Meski setahun terakhir ia bisa mendapatkan perhatian seorang ayah dari Om nya, namun tetap saja berbeda. Ya Gracia sudah menikah dengan Shandi, dan beruntung Shandi tipe laki-laki penyuka anak kecil. Maka tak jarang Luna sering di manja kan olehnya.

"Jangan nangis sayang, kan luna punya om Shandi yang sayang sama luna''

"tapi om bukan papi aku, papi luna kemana oma?''

Lyra menjadi bingung untuk memberitahu yang sebenarnya, ia sering menyinggung masalah ini dengan Veranda. Namun putrinya itu selalu mengalihkan pembicaraan, atau ia akan menjawab 'Aluna masih kecil Mi, dia belum ngerti' dan kenyataannya? bocah itu justru sudah mengerti. Lyra berusaha menghibur sang cucu, dan mengalihkan pembicaraan tentang ayah, setelah berhasil dengan di bujuk membeli ice cream Lyra mengajak pulang.

Dan berniat untuk membahas masalah ini dengan putrinya. Ia sungguh tak tega menyaksikan cucu perempuan nya menangis perihal seorang ayah.

.
.

Los Angeles.

Kobaran api berhasil menyala di tempat khusus api unggun, wanita muda itu tersenyum setelah berkutat hampir tiga puluh menit untuk menyalakan api unggun yang berada di ruang keluarganya. Setelahnya ia bersiap ke dapur, untuk mepersipkan bahan makanan untuk acara makan malam bersama keluarga.

Saat sedang mencuci beberapa bahan masakan, bertepatan suara Bell yang berbunyi. Wanita itu menghentikan kegiatan nya guna membukakan pintu.

''Papa" sapa nya, seraya memeluk sejanak sang ayah.

Levirate (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang