part 32 'which is not considered'

1.9K 238 55
                                    

Veranda merubah posisi tidurnya berbalik menghadap kanan, ia refleks merapatkan matanya akibat sinar matahari yang menembus kaca jendela. Membuat tidur pulasnya terganggu. Mau tak mau Ve membuka matanya dan melihat keadaan di luar jendela sudah begitu terang, sedetik kemudian Veranda tersentak sadar. Lalu melihat jam dinding yang menunjukan pukul 10.30 pagi. Ia mengernyit bingung mendapati dirinya tidur atas ranjang Kinal. Seingat nya semalam ia tidur di kursi kerja yang ia pakai untuk menemani Kinal. Dan kenapa bisa sekarang dirinya berada di atas ranjang tertidur pulas, sementara Kinal...

Kinal!

Kepala Veranda bergerak ke kanan dan ke kiri mencari keberadaan Kinal, kebingungan nya terhenti saat terdengar bunyi pintu kamar mandi yang terbuka. Kinal muncul dengan handuk kecil di lehernya. Buru-buru Ve turun menghampiri Kinal.

"Kamu mandi ? Kamu kan masih demam, nanti malah tambah demamnya" Veranda menempel kan tanganya di dahi serta leher kinal bergantian. Kepanikannya membuatnya tidak sadar akan perlakuannya pada Kinal.

Sementara Kinal ia diam terkejut melihat perilaku Veranda. "Tuh badan kamu masih anget gini" ucap Veranda khawatir, dan Kinal yang masih menatap dalam diam, merasa bingung. Antara nyata atau halusinasi saja yang sedang dialaminya ini. Veranda mengkhawatirkan dirinya ? Really ?

"Kepala kamu masih pusing? Ayo kamu harus kembali istirahat" Veranda menarik tangan Kinal untuk membawanya ke ranjang dan menyuruh nya untuk kembali berbaring.

Namun tarikan tanganya terhenti ketika yang di tarik nya malah diam tak mengikuti. Ve berbalik menatap Kinal yang juga sedang menatapnya. Lalu mengalihkan matanya pada tanganya, sejurus kemudian Ve langsung melepaskannya. Ia tersadar dari tindakannya tadi yang di luar kendali logikanya. Sial, kenapa bisa ?

Dan kini Veranda sibuk mengutuki dirinya dan menjadi salah tingkah. "Eum s-sorry" Kinal menyadari kelakuan Veranda yang begitu tampak salah tingkah, hal itu mampu membuat Kinal tersenyum tipis tanpa diketahui oleh Veranda.

"Tadi aku hanya mencuci muka dan gosok gigi saja. Terimakasih sudah merawatku semalaman, maaf merepotkanmu. Aku gak tega mendapati kamu tertidur di kursi, makanya aku pindah in kamu"

Veranda berusaha mengendalikan dirinya agar tak terlihat salah tingkah. "tak apa, oh ya bagaimana sekarang ? Mendingan ?" tanya Ve berusaha menghilangkan kecanggungan nya.

"Membaik, hanya masih demam dikit. Nanti juga hilang"

Ve hanya mengangguk, lalu suasana hening. Keduanya sibuk bermain pikiran masing-masing, Lalu tiba-tiba Ve teringat keadaan ibu mertuanya, ia merutuki diri yang bisa-bisa nya melupakan kabar sepenting itu. Oh God, ada apa denganku?

"Eum Davi"

"Ya ?"

"Maaf aku lupa menyampaikan ini. Mama masuk rumah sakit kemarin sore, karena kecelakaan lalulintas

Deg

Apa ? Mama?! B-bagaimana bisa ?

***

Kinal tiba di rumah sakit dengan Veranda, ia mengikuti langkah kaki Veranda yang menuntun arahnya. Begitu tiba di depan ruang rawat VIP Veranda membukanya dengan pelan. Hanya ada Bella yang duduk menemani sang Mama.

"Kakak" Bella memeluk Kinal.

"Bagaimana keadaan Mama ?"

"Mama masih tertidur setelah di beri obat penenang, sedari malam Mama mengigau tak jelas dan tidurnya gelisah" Kinal hanya mengangguk, lalu melepas pelukan Bella dan menghampiri Mama nya.

Levirate (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang