part 42 'sorry and hug'

1.1K 135 56
                                    

Hai, apa kabar ?
Hampir sebulan ga update, karena sibuk sama kerjaan. Maafkan

Happy reading...

Hari ini adalah hari pertama bagi Garcia, menjadi seorang pekerja di sebuah Firma hukum. Setelah 4 tahun bergelut dengan embel-embel mahasiswi, sekarang dirinya berubah menjadi wanita karir. Meski baru awal dan statusnya masih karyawan magang, tak apa ini adalh awal untuk menuju cita-cita menjadi seorang Lawyer handal seperti ayahnya.

Gracia tersenyum mengingat cita-cita nya yang sedang ia tempuh mulai hari ini. Mobil yang di kendarainya mengantarkan dirinya tiba di sebuah gedung elit, Firma hukum yang ia lamar sebulan yang lalu. Dan berhasil membuatnya di terima bekerja, meski masih dalam statu magang. Yang harus ia lewati selama dua bulan.

"Ruangan nya ada di lantai empat, nanti ada sekretaris yang akan mengntarkan mbak" ujar salah seorang resepsionis.

"Makasih mbak" balas Gracia seraya melangkahkan kakinya.

Sampai di lantai yang di tuju, Gre keluar dari lift, tak sengaja karyawan perempuan menabrak Gracia dan menjatuhkan beberapa tumpukan map yang dibawanya. Gre langsung membantunya tanpa sungkan.

"Maaf mba, saya tergesa jadi tidak melihat ada orang" ucap karyawan perempuan yang bernama Lusi.

"Aku gak apa-apa dan aku ngerti kok"

"Makasih mba, maaf merepotkan" Gre hanya mengangguk lalu melanjutkan langkahnya menuju ruangan.

Setelah bertanya pada salah satu pegawai, Gracia kini tiba di depan ruangan salah satu pengacara yang akan mementori nya.

Gracia mengetuk pintu dan mendapat sahutan dari pemilik ruangan. Gre melangkah masuk dengan mengatur nafasnya, untuk mengurangi rasa canggungnya. Seorang pria muda yang sedang duduk menatap fokus pada berkas di tanganya. Dan sebagai wanita normal lainya, Gre terpesona melihat wajah rupawan dari pria di hadapanya.
God !! he's so handsome and cute, sumpah demi apa dia seperti aktor korea saja.

Ya memang pria itu seperti aktor korea, karena kulitnya yang putih, hidungnya yang mancung, bibirnya yang merah serta mata sipitnya yang membuat ia terlihat seperti aktor korea. Dan sebagai pencinta drama korea, Gre mengutuk pertemuan nya ini sebagai anugerah. Bagaimana tidak ? Ia akan di mentoring oleh pria tampan yang seperti aktor korea. Ah rasanya Gre ingin berteriak, dan berjingkrak kesenangngan. Ya itu salah satu pikiran konyol nya.

"Hm ! Kamu datang kesini untuk berdiam melamun huh?"

Suara dari pria yang dikaguminya membuat Gracia tersentak, lalu mengatur ekpresi wajah dan degup jantungnya yang tiba-tiba berdetak lebih cepat.

"Maaf, pak say-

"Di hari pertama saja kamu sudah datang terlambat, bagaimana kedepanya ? Saya tidak suka orang yang malas, dan seenaknya seperti kamu"

Gracia mengerut bingung ? Telat darimana ? Seingatnya tadi waktu memarkirkan mobilnya Gre melihat jam tanganya ia sampai tepat waktu, jadi darimana terlamabatnya. "Maaf pak, tapi saya datang tepat waktu, tidak telat seperti yang bapak tuduhkan"

Mendengar jawab Gracia, akhirnya mata tajam dari pria itu. Bersitatap dengan Gracia.

"Oh ya ? Pukul 08.10 kamu bilang tepat? Saya tidak bisa mentolelir orang yang telat" ucapnya lalu mengambil file dan melangkah pergi, tanpa mempedulikan Gracia yang tampak terkejut dan kesal bukan main yang di tinggal begitu saja. Ia menghentakan sebelah kakinya, matanya menatap tajam sebuah papan nama yang bertengger dimeja kerjanya.

Sandi Indranatio

Gracia mencabut semua pujian dan kekaguman yang sempat ia keluarkan tadi. Ia menyesali memuji pria angkuh itu. Tak ada oppa tampan, melainkan pria angkuh.

Levirate (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang