part 21 'karena hujan'

1.7K 206 36
                                    

Satu bulan sudah Kinal beradaptasi di kantornya, ia sudah mulai mampu menguasai pekerjaan sebagai seorang Direktur. Kinal juga sudah hapal bagian-bagian divisi dan semua hal yang ada kantor, baik dari hal besar atau sekecil apapun itu. Karena dengan begitu, mudah bagi Kinal untuk memperhatikan apapun yang bersangkutan dengan para pegawainya kelak.

Kinal langsung jadi pembicaraan hangat para pegawai wanita, tentu selain paras ruapawan nya. Materi dan status anak dari pemilik perusahaan, lebih dari cukup menarik para pegawai wanita yang kebanyakan masih berstatus single. Padahal Kinal tak pernah tebar pesona atau mencari perhatian atau hal menjijikan lainya, itu bukan sifat dirinya.

Kinal tetaplah Kinal dengan introvert nya. Istirahat jam makan siang pun lebih sering Kinal habiskan di dalam ruangannya, dengan buku-buku bisnis yang ia pelajari atau jika bosan Kinal biasa menelpon Sinka.

Lalu hubungannya dengan Veranda ?

Sedikitnya mengalami kemajuan, walau komunikasi yang terjalin antar keduanya hanya sebatas karena pekerjaan.

Tidak lebih.

Tapi Kinal mensyukuri nya, entah ia harus berterimakasih pada Papanya atau tidak. Karena telah membuatnya secara tak langsung mendekatkan dirinya dan Veranda.

Sebuah ketukan yang disusul dengan dorongan daun pintu terbuka. Memperlihatkan seorang wanita dengan beberapa map di tanganya.

"Siang Pak, ini ada beberapa berkas dan laporan dari bu Veranda. Beliau menitipkan pada saya sebelum pergi"

Kinal menerima serta membacanya, lalu wanita yang menjabat sebagai sekretaris Kinal itu pamit pergi.

"Saya permisi dulu pak"

Kinal hanya mengangguk dan mengucapkan terimakasih.

Kinal kembali fokus pada berkas dari Veranda, yang berisi bahan untuk meeting nanti setelah jam makan siang berakhir. Kinal mempelajari nya dengan seksama, karena hari ini adalah kali pertama ia memimpin rapat yang biasa nya selalu dilakukan oleh Veranda.

"Ehm Shan, tolong sekalian kasih tau OB untuk mengantarkan makan siang untuk saya. Terimakasih"

"Baik pak"

****

"Jika cara ini berhasil, keuntungan bukan hanya untuk perusahaan. Tapi para costumer pun akan puas"

Sudah Tiga jam meeting yang di pimpin Kinal berlangsung, kinal harap-harap cemas menunggu keputusan klient nya.Terlihat beberapa saling berdiskusi, sebelum akhirnya mereka tertarik. Membuat senyum Kinal mengembang.

"Saya setuju dan cukup puas dengan presentasi pak Kinal, baiklah dengan ini Royal corp dan 'K' group resmi bekerjasama"

Suara tepuk tangan pun terdengar, saat Kinal berjabat tangan dengan salah satu wakil dari Royal corp. Kinal benar-benar senang karena ini adalah proyek pertamanya dan berhasil menggaet partner dan para investor sekaligus.

Kinal bersyukur semua berjalan lancar, walau sempat ada beberapa kendala. Yang terselesaikan dengan bantuan Veranda, Kinal bernapas lega ia dan Veranda bisa bekerjasama dengan baik.

"Selamat pak, meeting nya sukses dan goal proyek. Pak Kinal hebat" ujar sekretaris Kinal.

Saat ini tersisa Kinal, Ve dan sekretaris di ruang meeting ini. Veranda acuh dan fokus membereskan barangnya.

"Terimakasih Shan, Tapi tanpa bu Veranda saya tidak akan berhasil seperti ini. Semua berkat arahan dan bantuan dari bu Veranda juga" wanita yang di panggil 'Shan' itu pun mengangguk setuju.

Levirate (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang