part 38 "Ulang tahun, Pantai dan first kiss"

1.1K 145 50
                                    

rate17+

Selamat membaca, dan semoga suka...

Alunan musik pop klasik, mengalun dari mp3 player yang di putar di dalam mobil.
Mengisi kebisuan diantara dua orang yang sedari tak bersuara. Sejak memasuki mobil, Veranda sama sekali tidak bersuara. Sementara Kinal ia sedikit bingung dengan Veranda hari ini, sekembalinya ia dari lokasi proyek. Veranda sedikit berubah, ia lebih banyak diam bahkan pertanyaan dari Kinal di jawab begitu singkat. mungkin sedang masa periode.Pikir Kinal. Veranda mulai bosan memainkan ponselnya yang menjadi alibinya dari perasaan kesal pada Kinal.

Sebenarnya sebelum pulang, kekesalan Ve sudah meredup. Namun naasnya saat mereka pulang. Karyawan wanita yang sebagian masih ada di kubikelnya mempusatkan perhatiannya pada Kinal dengan tatapan yang norak disertai decakan kagum yang menurut Ve terlalu berlebihan, jadilah mood buruk Ve kembali melanda.

"Ve kamu yakin tidak apa-apa ? sedari tadi diam terus ?" tanya Kinal memecah keheningan.

"Gak, cuma capek aja" jawab Ve yang membuat Kinal menganggukan kepala, setelah itu Kinal tidak menanyai lagi.

Sampai akhirnya mereka tiba, dirumah orangtua Veranda. Ya, sudah beberapa bulan ini setiap weekend. Kinal dan Veranda serta Denzel menginap di rumah orangtua Veranda.

Ve masuk terlebih dulu dan di sambut oleh Gracia yang sedang menemani Denzel menonton serial kartun.

"Bundaaa" teriak Denzel berlari kearah Ve.

"Halo sayang" Ve menciumi pipi Denzel.

"Kok sepi Gre ?" tanya Ve setelah memperhatikan keadaan rumah.

"Iya Papi sama Mami pergi ke surabaya selama 3 hari, terus juga bibi hari ini izin ga masuk, sakit kata Mami"

"Lho terus Denzel sama kamu udah makan ?"

"Belum kak, aku tadi mau pesen online. Tapi Denzel tadi rewel"

Suara pintu ditutup mengalihkan pandangan mata, Ve, Gracia, dan tentunya Denzel. Bocah langsung memaggil Kinal dan meronta minta turun dari gendongan Veranda.

"Daddy"

Kinal tersenyum lalu menggendongnya. "Halo jagoan"

Veranda mengembalikan tatapannya pada Gracia. "Yaudah sekarang kamu pesen makanan, kakak mau mandi dulu"

"Oke"

Veranda pergi, menuju kamarnya. Dan Gracia langsung berkutat dengan ponselnya membuka aplikasi makanan dan memilih beberapa menu.

"kamu lagi apa dek ?" tanya Kinal yang berdiri di dekat Gracia.

"Ini aku lagi pesan makanan. ohya kakak mau pesan apa ? buat makan malam kita"

Kinal sedikit mengerutkan kening heran, "Emang bibik gak masak ?"

"Bibik sakit, jadi gak masuk hari ini. Terus mami sama papi ke Surabaya sampai lusa kak" jawab Gre, masih fokus dengan dua menu yang jadi pertimbanganya.

Kinal menganggukan kepala mengerti, lalu berpikir. "Gre, ada persediaan makan gak ?"

"Ada kak, mami selalu stok bahan masakan"

"Yaudah kalau gitu, gak usah pesan makanan"

Gre menatap Kinal dengan ragu. "Pesan aja deh kak, solanya Gre lagi males masak. Kak Ve mana bisa masak"

Kinal tersenyum melihat wajah melas adik iparnya itu.

"Biar kakak yang masak" Gracia sedikit terkejut.

"Serius kak ? emang bisa ?"

Lagi, Kinal tersenyum. "let see " Kinal berjalan menuju dapur, membuka kulkas untuk melihat bahan apa saja yang ada. Dan isi kulkas terisi lengkap, membuat Kinal tersenyum. Lalu menatap Gracia.

Levirate (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang