part 5 'hello adik ipar' [Veranda]

2.9K 243 27
                                    


___________________________________________

Terasa sebuah usapan pada wajahku,  dan sedikit pergerakan di sisiku. Membuatku mau tak mau membuka mata memaksa,  mengenyahkan kantuk yang masih terasa. Ternyata Denzel yang sudah terbangun, kulihat jam yang menunjukan pukul 2 pagi.

"Bunda,, mimi" kata Denzel saat aku membuka mata. Aku tersenyum lalu mengecup pipi gembulnya.

"Uuu...Anak bunda haus ya?,  mau susu? Bentar ya.  Bunda bikinin dulu"  kuambil botol dot Denzel yang sudah kosong bekas semalam, kugulung rambutku asal. Dan beranjak turun. Kulirik Deva yang masih tertidur pulas. Sedikit membenarkan selimut Deva yang turun sebatas paha.

"Ikut bunda" ucap Denzel seraya mengarahkan tangannya kepadaku, yang langsung ku sambut dengan pangkuan ku. Denzel menyadarkan kepalanya dipudaku,  bahkan sesekali ia menguap. Sedikit sering Denzel terbangun tengah malam, karena ia haus.

Tak memakan waktu lama untuk membuat susu, kembali masuk kedalam kamar. Dan membaringkan Denzel dan mengeloninya terlebih dulu sebelum melanjut tidurku.

***

"Sayang bangun,,udah pagi"

Rasanya baru saja aku kembali terlelap, tak terasa pagi sudah datang menyambut. Yang pertama kulihat Deva dan Denzel yang sudah terbangun dan tersenyum melihatku.

"Tuh bundanya bangun, morning bunda " ucap Deva meniru suara anak kecil dengan Denzel yang berada dipangkuanya.

Kubalas dengan senyuman hangat, lalu sebuah kecupan hangat mendarat dikeningku yang dilakukan Deva. "Morning too Papa dan jagoan bunda" ku kecup pipi Deva dan Denzel.

"Kok kalian udah rapi sih ?" baru sadar kalau Deva dan juga Denzel sudah dalam keadaan rapi. Lalu kulihat jam yang ternyata sudah pukul 7 pagi. Terdengar kekehan dari Deva, ini sih aku kesiangan untuk bangun.

"Iya dong, kitakan bangunya pagi. Cuma bunda aja yang baru bangun" ujar Deva sambil sesekali menciumi Denzel. "Ayo sayang suruh bundanya mandi" lanjutnya, yang langsung dituruti Denzel.

"Iya,, bunda ayo mandi" ucap Denzel.

"Terus kita sarapan" Deva mengiterupsi mengajarkan pada Denzel untuk menurutinya.

"Telus kita salapan" ulang Denzel yang membuatku gemas dan terkekeh bersama Deva. Kucium pipi tembemnya dengan gemas.  Lalu beranjak ke kamar mandi, walaupun hari ini weekend tak biasanya aku bangun telat seperti sekarang.

.
.
.

Aku membantu mama mertuaku menyiapkan makanan, untuk sarapan. Hanya membantu menyajikan di meja makan.  Karena tak sempat bantu memasak karena telat bangun. Beruntung hari ini sabtu weekend, jadi jam sarapan sedikit agak siang. Tidak sepagi hari-hari biasa. Ini peraturan unik di keluarga Prawira.

Papa sudah duduk dimeja makan, lalu datang Deva yang menggendong Denzel. Mama duduk disebelah papa,  dan aku yang terakhir duduk disamping Deva.

"Wahh cucu kakek udah cakep aja pagi-pagi" seru Papa pada Denzel yang di dudukan Deva pada kursi khusus balita.

"Iya dong kek, Denzel kan mau sekolah" ucap Deva menirukan suara anak kecil,  menggantikan jawaban Denzel pada Papa. Lalu Deva memanggil asisten rumah tangga, untuk menjaga Denzel selama kami sarapan pagi.

Aku dan Deva memang sudah memasukan Denzel disekolah Play Ground sejak berumur 2 tahun

Tak lama terdengar suara rusuh dari arah tangga, ternyata Bella adik ipar ku. Dengan langkah tergesa serta membawa tas ransel yang cukup besar, ia menghampiri kami yang sudah siap untuk sarapan.

Levirate (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang