Prolog

197 22 5
                                    

  Sudah mendapatkan 3 bulan, sekolah SMA Krias 04 perlahan pulih kembali seperti dulu. Kakak kelas yang korban dari kejadian dua tahun silam sudah kembali dan juga guru-guru yang tersisa bisa berkerja kembali. Sekolah ini kembali hidup dan ada-ada saja, cerita kisah putih abu-abu yang beda dari yang lainnya.

Bagaimana tidak beda? Kakak kelas yang ingin bolos selalu aja terkena jebakan kekuatan ilusi Judy dan kekuatan es dari Ketua Haku. Sebentar lagi, aku akan menjuluki sekolah ini bukan sekolah aneh lagi melainkan sekolah jebakan atau sekolah penjara. Meski murid yang bolos sudah diam-diam membolos, telinga Yugo tidak bisa dibohongi begitu saja serta pengakuan mereka yang tipu menipu, tidak bisa lari lagi dengan pembaca pikiran serta hati oleh Yuli.

"Mas Daniel!" teriakku berlari kecil menuju gerbang. Pemuda itu malah tidak menoleh ke arahku melainkan ke arah lain seperti mencari seseorang.

"Mas Daniel! Di panggil-panggil malah noleh yang lain!" protesku kesal. Mas Daniel menghela nafas sebal menatapku.

"Seperti biasa, aku lagi nyari siapa yang membuntutiku belakangan ini? Aneh banget, tidak seperti biasanya." ucap Mas Daniel membuatku kaget membelalakkan mata. Lagi-lagi penguntit Mas Daniel datang ke sekolah, dulu sempat dikejar oleh Mas Daniel tapi gadis itu malah lari.

   Aku jadi teringat dulu, sering ada penguntit dan mengawasiku dari jauh  lalu tanpa berpikir panjang aku mengejarnya. Sayangnya tidak dapat dan memutuskan kembali ke rumah. Mata Mas Daniel menyipit, "aku penasaran siapa dia?" seulas senyum terukir jelas di bibirku.

"Hmm, mungkin dia adalah pengagum rahasia Mas Daniel. Oh, bentar lagi Mas Daniel akan..." aku menunjukkan kedua jari telunjuk lalu menempelkan dua jari telunjuk itu,"...jadian!"

"Ish, mending aku sama makanan aja. Daripada menghabiskan waktu buat pacaran." balas Mas Daniel membuatku memasang wajah datar. Tidak lama kemudian, mobil hitam datang tepat di depan kami berdua. Jendela kaca mobil terbuka menampilkan sosok pemuda cantik jelita alias tampan dengan rambut sedikit panjang.

"Buruan naik! Dan ikut aku beli ice cream couple." ucap Mas Taiga membayangkan ice cream couple.

Mas Daniel berseru ria, "yes! Kebetulan stock makanan ringan ku habis!" pemuda itu langsung masuk ke dalam mobil dan aku membuka pintu mobil di sebelah Mas Taiga. Sebelum naik aku disapa oleh Fian Xian Lu.

"Hati-hati Atma!"

"Iya, hati-hati juga Xian!" balasku lalu naik dan menutup pintu mobil. Ku lirik Mas Taiga yang diam-diam tertawa tidak jelas. Aku sangat heran sekali, Mas Taiga sering tertawa tanpa alasan saat ku tanya.

"Kenapa mas ketawa? Kan nggak ada yang lucu." kataku memakai sabuk pengaman. Mas Taiga menggeleng pelan dan melajukan mobil tanpa ada satu kata setelah pertanyaanku keluar.

Tengah asik memandang luar jendela, barulah Mas Taiga angkat bicara membalas pertanyaanku tadi. "Bukannya itu pemuda yang kau anggap doi pas malam tahun baru. Dan sekarang kau dekat dengan dia, uhuy. Udah move on nih." goda Mas Taiga membuatku bertambah kesal.

"Nggak lah! Dih! Aku sama Fian Xian Lu cuman teman. Yang lain cuman teman, mereka mencoba menghiburku karena kepikiran sama Dewa." ucapku kesal lalu pelan saat menyebut nama Dewa. Jujur, aku masih kepikiran dengan manusia batu tersebut walau dia kayak batu yang diam terus.

  Namun, aku merasa kangen dan nggak bisa melupakan Dewa apalagi dulu saat di ruangan yang entah itu dimana? Hanya ada dua anak kecil termasuk diriku, aku melihat anak laki-laki yang masih kecil terdiam batu. Ia tidak mengucapkan apapun meski aku bicara sesuatu dan tidak ingat, aku bicara apa? Belum lagi Yada. Mereka berdua pernah menghabiskan waktu bersamaku ketika di organisasi hitam.

Kembali Sekolah Aneh {The End}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang