26. Serangan Winda

25 11 0
                                    

     Terlihat pria dan gadis kecil begitu senang berjalan menuju ke rumah. Senja sebentar lagi akan pudar digantikan malam hari. Winda sangat menikmati es krim yang dibelikan sama Pak Sam. Beliau memang sangat pintar membangun mood baik Winda. Pak Sam juga senang bisa membahagiakan Winda dan berhasil membeli pigura untuk koleksinya.

  Hanya kesenangan Pak Sam mengoleksi foto-foto idolanya serta menjadi fanboy artis Korea itu. Winda menoleh ke arah Pak Sam, di dalam pikiran gadis kecil berusia 9 tahun itu ada sesuatu yang janggal terhadap Pak Sam. Mengingat beberapa hari yang lalu ada seorang wanita cantik, menghina Pak Sam atau lebih tepatnya membuat wanita yang ternyata "janda" kebingungan.

   Tetapi Winda sama sekali tidak mempermasalahkan hinaan wanita janda itu. Melainkan kisah cinta Pak Sam sebelum bertemu dengannya dan di suruh anak 1-E untuk mengurus Winda. Seandainya Dewa tidak ikut dengan temannya, Yada. Pasti Winda bakal terus bersama dengan Dewa. Winda sudah menganggap Dewa sebagai kakak kandungnya. Selama ini, Winda sendirian dan harus melakukan hal keji di dalam organisasi hitam.

"Papa!" panggil Winda.

"Iya. Ada apa?" tanya Pak Sam balik melihat sudut bibir Winda, comot.

"Tuh, di bibirmu comot." lanjut Pak Sam. Namun, Winda tak peduli dengan comotnya.

"Apa papa nggak pernah pacaran selama ini?" tanya Winda membuat langkah Pak Sam berhenti.

Menghela nafas kasar melihat Winda seksama. Selama ini, Winda tidak pernah berbicara mengenai "pacaran" dan untuk apa anak kecil tahu soal pacaran. Pak Sam mengambil sapu tangan dan menyamai tinggi Winda. Membersihkan comot es krim ke bibir Winda. Gadis kecil itu melihat Pak Sam.

"Lebih baik, Winda. Diam saja ya. Anak kecil nggak boleh tahu, soal pacaran. Okay." kata Pak Sam tersenyum sembari mengedipkan sebelah mata ke Winda. Membuat gadis kecil itu mendengus sebal.

   Winda terus menerus meminta Pak Sam agar menceritakan kisah cinta Pak Sam sebelum bertemu dengannya. Karena selama ini, Winda tidak pernah melihat Pak Sam berkencan dengan seseorang dan malah asik fanboy di kamar.

"Ayolah, papa. Ceritakan padaku kisah cinta, Pak Sam!" pintanya memegang ujung baju lengan pria di sampingnya.

"Nggak. Kamu tuh masih kecil, Winda. Nggak boleh tahu soal cinta apalagi pacaran." kata Pak Sam menolak halus.

Winda mendengus sebal. Ia mengeluarkan kekuatan anginnya membuat pria berambut oppa korea tersebut ketakutan ia di bawa angin. Pak Sam berteriak histeris di atas langit sembari melihat ke bawah tanah. Tubuhnya bergetar hebat, meminta Winda menurunkan dirinya.

"AAAAA, WINDA! Turunin papa!" teriak Pak Sam memohon.

Winda hanya bisa tertawa terbahak-bahak tanpa ada rasa bersalah sedikitpun. Merasa puas pada akhirnya Winda menurunkan Pak Sam, mulus. Pria itu menarik nafas panjang berusaha tetap tenang, mengelus dada melihat Winda tertawa terbahak-bahak.

"Malah ketawa." katanya muka datar.

"Papa sih. Aku tanya baik-baik malah responnya gitu. Aku ini udah gede, udah tahu istilah pacaran itu apa." kata Winda menghampiri Pak Sam, tersenyum.

"Dasar! Anak kecil jaman now!" umpat Pak Sam melanjutkan perjalanan.

Dengan raksa terpaksa. Ia akhirnya menceritakan ke Winda kalau dulu, pernah mendekati seorang wanita cantik jelita dan juga seksi. Winda mendengar semua itu, serius.  Cerita romantis Pak Sam tidak seindah, apa yang ada di pikiran Winda. Sebab Winda masih demen lihat nonton kartun Barbie.

   Mereka berdua sebentar lagi datang ke rumah. Namun, ada suara wanita yang menyuruh mereka berhenti dan muncul di depan, menghadang. Kedua mata Pak Sam menyipit melihat wanita berjaket hitam menatap ke arahnya dan juga Winda.

Kembali Sekolah Aneh {The End}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang