13. Berbincang dan Melawan

28 10 0
                                    

"Misteri sekolah masih berlanjut hingga sekarang. Lebih baik masalah itu kita tinggal dulu dan biar Alvin yang mengurusnya." kata Haku ke Jesse dan April di sebuah warung sederhana di pinggir jalan.

  Pesanan mereka bertiga pangsit sudah datang dan tiga minuman berada di atas meja. April menatap Haku berkata,"sepertinya itu bagus dan sekarang kita pikirkan tentang orang yang memiliki kekuatan pelemah itu." tangan April mengambil sambal yang ada di dekatnya lalu mengambil enam sendok sambal masuk ke dalam pangsit di hadapannya.

Haku mengamati April yang menuangkan banyak sambal di mangkok pangsitnya. Menghela nafas panjang, berkata,"apa itu tidak terlalu banyak sambalnya? Nanti perutmu sakit."

"Nggak kok. Aku kan kebal jadi udah biasa lagipula kalau makanan tanpa sambal banyak itu tidak enak." balas April santai kini ia menuangkan saos ke dalam mangkok sebelum di santap.

"Itu Haku. Tentang kekuatan pelemah itu benar atau tidak? Meski ia sengaja atau tidak sengaja. Pemiliknya akan menyedot kekuatan kita?" tanya Jesse bertubi-tubi, ia ingin sekali mengenai kekuatan pelemah itu.

Haku mengedikkan kedua bahu tidak tahu menahu soal itu dikarenakan ia belum bertemu orang yang memiliki kekuatan pelemah. Mungkin kalau Haku bertemu langsung sana dia maka akan sama dengan Yuli, pingsan. Dan nyaris sama seperti kejadian 3 bulan lalu.

"Tidak tahu. Lebih baik kita menyantap pangsit ini terlebih dahulu sebelum membahas hal lainnya." kata Haku mengambil kecap dibalas anggukkan mantap Jesse.

"Itadakimasu." kata Haku menyantap pangsitnya begitu enak.

  Mereka bertiga menyantap makanan masing-masing tanpa ada pembicaraan sama sekali. Kini hanya ada suara garpu dan sendok yang beradu bersamaan suara kendaraan yang berlalu lalang di jalan raya.

  Kota Krias adalah kota kecil yang diapit dua kota besar sehingga wilayah Krias ini sangat padat dan di jam-jam tertentu pasti terjadi kemacetan salah satunya di rel kereta.  Apa kalian tahu? Mengenai markas terbengkalai yang dulunya tempat organisasi hitam bernama Black Hawk. Ya, mereka masih bersembunyi saat ini sesekali diam-diam memperlihat diri.

    Sorotan mata asing masih mengintai beberapa murid 1-E. Ini perintah dari tuan berinisial 'HY'. Nama inisial yang bagus dan itu adalah kata sapaan hangat atau menyeramkan buat orang yang tidak tahu Black Hawk. Para polisi masih mencari keberadaan mereka, mata kamera di seluruh penjuru wilayah terus mengintai. Masalah hasil? Selalu saja, nihil, tidak ada.

Polisi muda bernama Fajar mencoba untuk mengamati seorang produser di salah satu stasiun televisi berinisial "R". Sesuai dokumen yang ada di kantor kepolisan serta perintah dari Pak Santoso bahwa produser itu tahu banyak hal tentang Black Hawk dan juga masa kelam Sekolah SMA Krias 04.

  Suara sendawa terdengar di warung pangsit tersebut. Mereka bertiga nampak kekenyangan setelah menyantap hidangan pangsit yang lezat. April melihat ponselnya di sana ada pesan dari Yuli mengenai memori ingatannya.

Lee Yuli ✨:

Alvin telah melihat masalah laluku dan ia melihat dua teman kecilku saat aku masih di Seol.

Lee Yuli ✨:

Bernama Kim Jena dan Park Jian. Firasatku aku pernah bertemu dengannya tetapi...ia berbeda sepertinya.

  Dahi April berkerut menatap layar ponselnya setelah membaca pesan dari Yuli. Haku yang melihat wajah April menaikkan sebelah alis, heran.

"Kenapa dengan wajah mu itu? Ada masalah?" tanyanya.

Jesse malah asik memainkan tusuk gigi di atas meja, berkata,"mungkin masalah kekuatan pelemah itu kan?" membuat April menoleh ke arah pemuda berambut merah itu.

Kembali Sekolah Aneh {The End}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang