Kembali Sekolah Aneh {The End}

69. Ke rumah

  Ini pertama kalinya aku diantar pulang bersama idol terkenal. Ini seperti mimpi yang terlalu indah, kedua tanganku memeluk erat pinggang pria yang membonceng ku menuju ke rumah setelah acara makan-makan tadi. Akhirnya tujuan pun sampai, helm ku lepas dan sempat antingku tersangkut untungnya Hito membantuku.

"Terima kasih." ucapku padanya.

"Sama-sama." balasnya menatap rumahku yang depannya sederhana padahal dalamnya sangat luar biasa, luas.

Bisa dikatakan depan rumah seperti rumah lantai satu padahal di balik semua itu, rumah ini memiliki dua lantai dan lantai atas itu khusus buat kamar anak-anak. Kenapa aku bilang anak-anak karena aku masih berstatus anak-anak sampai kapan pun di mata kedua orang tua. Aku menyuruh Hito masuk ke dalam rumah dan aku tidak lupa mengucapkan salam sekaligus ada bahasa Jepangnya.

Kebetulan sekali, temanku dan juga aku demen nonton anime jadi bisa sedikit-sedikit lah—batinku.

"Assalamualaikum, tadaima." salam ku.

"Hito Kun, duduk aja di sofa. Aku akan memanggil kakakku pasti dia ada di dalam jadi tidak kedengaran." kataku menyuruhnya duduk di sofa sedangkan aku mencari kakakku yang asik di dalam kamar.

    Mata cokelatnya mengedarkan pandang sekeliling ruang tamu, memerhatikan dengan teliti. Dahinya berkerut karena merasakan ada sesuatu di dalam rumah ini.

"Ternyata rumah ini memiliki teknologi keamanan ketat." gumam Hito.

"Maaf, aku lama tadi. Bentar lagi kakakku datang ke sini." kataku sambil membawa dua gelas es jeruk ke atas meja.

Hito tersenyum kearah ku, merasa tidak enak kan lagi-lagi dia merepotkan ku. "Kau tidak perlu menyiapkan semua ini, Atma chan. Kan kita tadi udah ke cafe." katanya kikuk.

"Ara-ara, daijoubu. Aku tadi ke dapur sekalian buatin es jeruk." kataku sedikit ada logat bahasa Jepangnya.

  Lalu dari belakang muncul pria tinggi bermuka datar sambil membawa permen lollipop rasa mangga. Hito terkejut melihat Mas Daisuke, tatapannya seperti pernah bertemu atau saling mengenal sedangkan Mas Daisuke. Ia ekspresinya terlalu flat jadi aku tidak bisa menyimpulkan apakah kakakku kenal dengan seorang idol.

"Dousta? Apa kalian saling mengenal?" tanyaku kebingungan. Hito menggeleng cepat, tersenyum.

"Ah, tidak. Apa dia kakakmu? Namaku Sasuga Hito panggil Hito." kata Hito memperkenalkan diri sambil mengulurkan tangannya ke Mas Daisuke.

"Namaku Daisuke Yuma Satria. Marga di Indonesia Satria kalau marga di Jepang, Tuan Yuma." aku tercengang mendengar perkenalan Mas Daisuke yang memiliki aura hitam dari tubuhnya.

Ini tidak seperti biasanya, batinku mulai curiga.

  Uluran tangannya pun tidak disambut oleh Mas Daisuke. Akhirnya aku mencairkan suasana daripada suasana menjadi canggung dan agak tidak bersahabat. Aku menyuruh mereka duduk bersama sambil membuka topik pembicaraan. Untungnya saja, Mas Daisuke yang notabenenya orang pendiam ini di dalam pikirannya selalu ada pertanyaan maka dari itu, ia di juluki genius.

   Melemparkan pertanyaan lalu menyimpulkan apa yang dikatakan oleh lawan bicaranya. Tidak heran, ia menjadi orang paling berharga di perusahaan tempat ia bekerja bahkan di sana juga dipasang oleh sistem teknologi bernama "Yuma". Hito terlihat nyaman dan senang bertemu dengan Mas Daisuke. Aku merasa senang kalau melihat seorang idol berbicara sama orang genius. Dirasa Hito juga pria yang bisa diandalkan.

Maksudku terlihat sama-sama pintar. Padahal aku lihat channel-nya, Hito ini member paling dewasa diantara ketiga temannya sekaligus orang paling aktif. Entah kenapa ia malah kena rumor kalau dirinya "Peretas", sungguh membingungkan.