Saat aku dan Alvin berjalan barengan menuju ke kelas. Kami berdua melihat ada guru dari sekolah lain masuk ke ruangan kepala sekolah dan ada 4 murid mengekor masuk ke dalam ruangan. Aku dan Alvin beradu tatap, berpikir mengenai siapa mereka semua?
"Apa mereka peserta perlombaan sekolah yang ditentukan itu?" tanyaku ke Alvin.
"Sepertinya begitu." jawab Alvin tidak memuaskan.
Kami berdua masuk ke dalam kelas dan Dimas membuat suasana kelas menjadi memanas karena aku berjalan berduaan bersama Alvin. Tentu saja, aku tidak terima ucapan Dimas yang seenaknya mengklaim kalau aku berkencan dengan Alvin.
"Tutup mulutmu atau aku pukul pakai pukulan mematikan!" ancam ku padanya. Dimas tersenyum kikuk menggaruk tengkuknya tidak gatal.
Raut wajahnya nampak ketakutan kalau aku benar-benar memukulnya dengan kekuatan over power milikku. Dimas segera meminta maaf padaku dan menarik ucapannya.
"Maafkan aku, Atma. Maaf banget, hehe." ucapnya meminta maaf. Menghela nafas kasar dan tanpa ragu, aku menjewer telinganya tanpa peduli ia meringis kesakitan.
Jesse yang melihat ku menjewer telinga Dimas tertawa terbahak-bahak. Niall yang disamping Jesse, berkomentar,"tertawa diatas penderitaan orang lain, dosa loh."
"Kenapa dosa? Aku hanya tertawa saja. Lihat! Dimas berani menggoda Atma, jawabannya adalah jeweran maut." kata Jesse menahan tawa agar tidak pecah lagi.
"Oh. Apa kamu kangen sama jeweran ku Jesse? Kalau kamu kangen sama jeweran ku dengan senang hati aku akan menjewer mu sekarang!" sahut April membuat Jesse ketakutan mendengar tawaran jasa jewer dari wakil ketua kelas, April.
Jesse menatap April dari sudut bayangannya ia adalah gadis penuh api membara dan jangan lupa galak. Sedangkan Haku, ia pemuda penuh es beku dan kalau macam-macam serangan atau badai salju akan datang. Haku sedingin es sedangkan April panas bagai api neraka dan tidak cocok dengan kekuatan April. Harusnya Jesse yang harusnya galak dan penuh api membara.
Namun, kenyataannya tidak begitu malah sebaliknya.
Daun telinga Dimas memerah panas dan aku pergi menuju ke bangku. Tidak peduli kalau Dimas mengomentari ku galak. Aku duduk santai, menopang dagu, berkata,"salah sendiri menuduhku berkencan sama Alvin. Itulah akibatnya mengatai ku."
"Huhuhuhu, Atma. Kejam!"
"Huh, padahal aku tadi mau bilang kalau ada guru asing dan empat murid masuk ke dalam ruangan kepsek." kataku menghela nafas kasar.
Rudy yang bangkunya bersebelahan denganku, angkat bicara,"benarkah?"
"Hooh. Sepertinya itu guru yang mengadakan lomba penuh hadiah untuk menambahkan dana bangunan yang rusak." kataku.
Seandainya saat aku melawan monster bayangannya bisa mengontrol kan diri serta kekuatanku yang terlalu OP. Mungkin, tidak akan membuat separuh gedung sekolahku roboh dan tinggal pecahan bangunan yang berserakan. Maka dari itu, Mas Daisuke membelikan ku bando agar kekuatan over power milikku tidak keluar terlalu banyak.
'Rasanya aku adalah Winda kedua. Tidak bisa mengendalikan kekuatan saat kekuatan itu hilang kendali.'—batinku tersenyum tipis.
"Kelihatannya mereka akan bertanding melawan kita untuk pertama kalinya deh." celetuk Yugo yang sepertinya pemuda itu sedari tadi menyimak pembicaraan kami dari kejauhan.
"Sepertinya begitu. Apa kita bisa memenangkan lomba?" tanyaku tidak sepenuhnya yakin.
"Pastilah bisa. Kita akan memenangkan perlombaan itu demi dana tambahan." sahut Mas Daniel yakin tanpa melihat lawan bicaranya. Ia lebih fokus dalam permainannya sendiri.
![](https://img.wattpad.com/cover/301971463-288-k68421.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Kembali Sekolah Aneh {The End}
Fantasia-Kembali Sekolah Aneh {Volume 4} -Update {17-02-2022} -Tamat {12-12-2022} (Daftar urutan baca; Season 1: Sekolah Aneh Season 2: Misteri dan Memori Season 3: Black Hawk Season 4: Kembali Sekolah Aneh Season 5: Penggila Cinta} kehidupanku berubah t...