Selama perjalanan hanya ada kegelapan tanpa ada sedikit pun cahaya. Kami berdua berjalan tanpa arah di ruangan tanpa ujung yang gelap ini. Herannya, aku bisa bersama Alvin tetapi pergi kemana yang lainnya? Aku tiba-tiba khawatir dengan teman-teman dan bagaimana juga, Dewa? Pasti dia juga sendirian di tempat gelap ini. Mas Daniel juga, aku sangat khawatir banget.
Tanganku menggenggam erat Alvin karena aku takut, kalau aku dan Alvin terpisah. Aku sudah terbiasa menggenggam tangan teman secara refleks jika diriku ini merasa terancam atau rasa takut. Jadi Alvin tidak heran, aku tiba-tiba menggenggam erat tangannya bahkan satu kelas 1-E sudah tahu kebiasaan ku. Ya, aku ini bisa dibilang anak manja dan anak mandiri juga tapi lihat kondisi saja. Kalau di pandangan mata kakakku jujur saja, aku ini adik yang mereka sayang dan dijaga baik-baik, sering kali mereka panjang.
Lucu juga, kalau aku ingat itu.
Kedua kakiku melangkah seperti langkah kaki milik Alvin. Ketika langkah selanjutnya, aku merasakan ada sesuatu yang janggal. Kakiku terasa menginjak sesuatu membuat langkah kakiku, berhenti. Alvin yang merasakan kakiku berhenti, menoleh.
"Ada apa, Ma?" tanyanya.
"Aku merasa, aku menginjak sesuatu yang aneh." jawabku dan tubuhku terasa berhenti.
Arah pandang kami berdua seketika berbarengan melihat kebelakang dan entah darimana ada cahaya yang masuk, memperlihatkan sekilas apa yang aku injak dan membuatku berteriak histeris. Tubuh ini seketika kehilangan keseimbangan dan Alvin menarik ku. Kami berdua jatuh duduk dan Alvin segera menutup kedua mataku.
"Aaaaa!" jeritku.
"Tenang, Atma. Tenang kan dirimu." ucap Alvin pelan, ia masih menutup mataku dengan tangannya.
Aku melihat ada mayat yang tergeletak di bawah kakiku, dan aku menginjak tangannya. Mayatnya penuh dengan darah dan mengerikan sekali, seperti korban pembunuhan gitu. Diri ini tidak bisa tenang dan seolah apa yang aku lihat tadi, terbayang-bayang di dalam pikiranku.
"Aku takut, Alvin. Aku takut." kataku sedikit histeris.
Ia yang posisinya ada duduk belakangku dan menutup kedua mataku. Kini ia memelukku erat mencoba menenangkan ku. Suara lembutnya masuk ke gendang telingaku.
"Tenangkan dirimu, Atma. Mungkin, ini hanyalah tipu daya Kepsek agar kita ketakutan." katanya berusaha untuk menenangkan ku agar tidak takut.
"Ta-tapi Alvin. Aku pertama kali melihat hal begituan, sesuatu yang semestinya aku tidak pernah ku lihat. A-aku takut." kataku dalam pelukan hangat Alvin, bibirku saja masih bergetar karena takut.
Kami berdua sempat hening dengan posisi masih berpelukkan. Aku sudah merasakan ketenangan dan tidak panik lagi seperti tadi. Alvin melepaskan pelukannya dan bertanya padaku kalau aku sudah baik-baik saja. Mata kirinya menatapku dalam, aku mengangguk mengiyakan.
"Aku sudah baik-baik saja. Jadi kita bisa melanjutkan perjalanan di dalam ruangan gelap ini." kataku cepat dan Alvin mengiyakan.
Kami berdua kembali berjalan dan benar. Tempat ini memang, tidak ada ujungnya dan tidak ada namanya belokan maupun tikungan hanya ada jalan satu arah saja. Selama perjalanan kami berdua hanya dilanda keheningan dan tangan kami berdua saling bergandengan tangan. Aku juga berpikir mengenai tempat ini.
Apakah ini tempat masa lalu Kepsek atau tempat penderitaan?
Atau mungkin hal yang lain, yang pastinya tidak aku ketahui mengenai Kepsek.
Aku melirik Alvin dan bertanya mengenai hal janggal di dalam pikiranku sedari tadi setelah melihat penampakan mayat tadi.
"Alvin? Apakah tempat ini banyak monster di dalamnya? Karena semuanya gelap gulita seperti ini." tanyaku padanya.
![](https://img.wattpad.com/cover/301971463-288-k68421.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Kembali Sekolah Aneh {The End}
خيال (فانتازيا)-Kembali Sekolah Aneh {Volume 4} -Update {17-02-2022} -Tamat {12-12-2022} (Daftar urutan baca; Season 1: Sekolah Aneh Season 2: Misteri dan Memori Season 3: Black Hawk Season 4: Kembali Sekolah Aneh Season 5: Penggila Cinta} kehidupanku berubah t...